Seorang tokoh humor Timur Tengah abad pertengahan, sezaman dengan Nasruddin Khoja dan Hani al Arabi. Anekdot-anekdotnya lucu dan menyegarkan.
- Syaikh Juha menyewa sebuah rumah, yang bangunannya sudah tua dan setiap ada angin kencang kayunya akan berderit kencang.
- Suatu hari ketika pemiliknya datang untuk menagih uang sewa, Syaikh Juha menceritakan keributan yang disebabkan oleh bangunan itu.
- "Jangan khawatir, suara gaduh itu bukan apa-apa hanya pujian bangunan tua kepada Yang Kuasa," kata pemilik rumah.
- "Oh, tentu aku tidak khawatir tentang pujian itu, aku hanya khawatir bagaimana jadinya jika rumah itu bersujud?"
- Kisah yang lebih seru lagi dari kekonyolan Syaikh Juha bisa dibaca dalam buku ini, selamat membaca, tersenyum dan tertawa.
Penerbit : Mu'jizat
Penulis : Abu An'im
Kertas : HVS/ Soft Cover
Ukuran : 16 x 10,5 cm (saku)
Tebal : 80 Hlm
Harga : Rp. 10.000
Pesan via WA 0819-3704-6356
Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh
Nama lengkap Imam Syafi'i adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi. Lahir pada tahun 150 H atau 767 M - Wafat 204 H atau 821 M.
Salah satu imam besar dari empat imam madzhab yang banyak dianut oleh umat muslim Indonesia. Kitab Tafsir Al Imam Al Syafi’i pertama kali diterbitkan pada tahun 2006 M/1427 H berjumlah tiga jilid. Metode penulisannya memakai metode tahlili, yakni menjelaskan penafsiran Imam Syafi’i yang dirunut dari awal ayat sampai akhir. Sedangkan metode penafsirannya menggunakan metode tafsir bil ma’tsur, yakni menjelaskan Al Qur’an dengan Al Qur’an, Al Qur’an dengan hadits, atau dengan pendapat sahabat-sahabat Nabi.
Dr.Ahmad bin Musthafa Al Farran yang menjadi muhaqqiq (pemeriksa atau peneliti) penafsiran-penafsiran Imam Syafi’i terhadap ayat-ayat Al Qur’an kemudian dibukukan menjadi satu kitab tafsir sekaligus sebagai disertasi doktornya. Hal ini sama seperti Imam Rabi’ yang menulis kitab Al Um yang didektikan oleh Imam Syafi’i. Sebagaimana maklum, kitab-kitab karangan Imam Syafi’i ada yang ditulis langsung oleh beliau, ada pula yang bentuknya naskah yang sumbernya dari beliau kemudian ditulis oleh murid-muridnya lalu disetor dan divalidasi oleh beliau.
Setelah selesai Dr. Ahmad bin Musthafa Al Farran kemudian memberinya judul Tafsir al Imam al Syafi’i. Sebab keseluruhan isinya memang penafsiran Imam Syafi’i yang diambil dari berbagai karya-karyanya beliau sendiri, ditambah karya sahabat-sahabatnya, dan karya murid-muridnya.
Terimakasih telah membaca Kitab Tafsir Al-Imam As-Syafi'i , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB:
Karya : Imam Syafi’i ( Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi )
Pentahqiq : Dr. Ahmad bin Musthafa Al Farran
Judul Kitab : TAFSIR AL-IMAM AS-SYAFI’I (PDF)
Tebal : 1529 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitabkarya Hamam bin Abdurrahim as-Sa’id dan Muhammad Hamam bin Abdurrahim. Mempercayai adanya hari akhir merupakan Rukun Iman ke lima yang wajib diyakini adanya oleh setiap umat muslim.
Dalam mukaddimahnya bahwa apabila seseorang hendak mengkaji hadits-hadits akhir zaman bukanlah untuk hiburan (at-Tasliah) dan menakuti-nakuti (at-Takhwif) kaum Muslimin, akan tetapi bahasan tersebut bertujuan untuk menambah ketaatan dan semangat beribadah kepada Allah.
Lebih jauh disebutkan, sungguh sangat tidak bijak mengkaji hadits-hadits akhir zaman bila tidak mengkomparasikan antar hadits, sebab hal itu akan menimbulkan pemahaman keliru sehingga dapat berujung pada kesalahan pengambilan istinbath hukum. Mengabaikan penjelasan ulama yang berkompeten terkait tema akhir zaman bukan saja menimbulkan kesalahan dalam mengambil sebuah hukum, akan tetapi ia juga tidak menjaga tradisi keilmuan para ulama sepanjang zaman. Hal itu dapat kita lihat saat Dr. al-Mubayyadh dalam karyanya al-Mausu’ah fi al-Fitan wa a-Malahim wa asy-Rati as-Sa’ah (Ensiklopedi tentang Fitnah, Perang dan Tanda Kiamat), beliau merujuk kepada ulama sebelumnya seperti kitab tulisan Syaikh al-Bastawi yang berjudul al-Mahdi al-Muntazhar.
Maka seyogyanya bagi seorang cendekiawan Muslim juga melakukan hal yang serupa bila hendak membahas tema-tema akhir zaman, yaitu dengan merujuk buku-buku akhir zaman seperti: asy-Ratu as-Sa’ah karya Dr. Yusuf Wabil, Nihayatul ‘Alam karya Syaikh Muhammad al-‘Arifi, Fiqhu asy-Rati as-Sa’ah karya Syaikh Ismail al-Mukaddam, al-Usus wa al-Munthalaqat karya Habib Abu Bakar, asy-Ratu as-Sa’ah karya Syaikh Maher Ahmad Shufi, Ithaful Jama’ah karya Syaikh at-Tuwaijiri, al-‘Izda’ah karya Syaikh Al-Qinawji, al-Bidayah wa an-Nihayah karya Imam Al-Qurthubi, dan masih banyak kitab-kitab lainnya. Mengapa harus merujuk kepada ulama yang konsen (fokus) membahas akhir zaman, bukahkan dengan langsung merujuk hadits-hadits Nabi lebih baik dan sudah cukup?
Perlu diketahui bahwa ulama-ulama di atas juga merujuk kepada hadits-hadits Nabi. Lalu dimana perbedaannya? Bedanya mereka mengkaji hadits-hadits akhir zaman dengan melakukan penelitian mendalam yang memakan waktu berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun. Jadi, bagi para cendikiawan Muslim alangkah mulianya jika mengikuti langkah-langkah ulama dalam membahas tema yang sangat sensitif ini.
Terimakasih telah membaca Kitab Mausu'ah Ahaditsul Fitan Wa Asyrotis Sa'ah , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB:
Karya : Hamam bin Abdurrahim as-Sa’id dan Muhammad Hamam bin Abdurrahim
Judul Kitab : MAUSU’AH AHADITSUL FITAN WA ASYROTIS SA’AH (PDF)
Tebal : 1208 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabKarya Imam Ghazali Yang dirangkum oleh beliau Syaikh Muhammad Jamaluddin Al Qosimi Ad Damisyqi . Syaikh Jamaluddin lahir pada waktu duha, tepatnya pada Senin, 8 Jumadal Ula 1283 H/1866 M di sebuah desa kecil, Qāsimi, Syam, Negara Suriah. Beliau meninggal pada Sabtu sore 23 Jumadilawal tahun 1332 H /18 April 1914 M dalam usia 48 tahun. (Ghofur, 2008:158). Beliau memulai meringkas kitab pada tahun 1323 H/ 1905 M.
Kitab Mauidlatul Mukminin terdiri atas dua jiid, yang mana setiap jilid mewakili dua juz dalam Kitab Ihya (Kitab Ihya Ulumuddin terdiri dari 4 jilid). Pada jilid pertama terdapat 18 bab pembahasan, dimulai dari kata pengantar, khutbah kitab, kemudian dilanjutkan bab satu, dua, tiga hingga bab 18 yang di dalam setiap babnya terdapat beberapa fasal dan diakhiri dengan fahrasat (daftar isi). Kemudian pada jilid kedua terdapat 16 bab pembahasan, dimulai dari bab 19 sampai pada bab 34 (total keseluruhan bab) yang di dalam setiap babnya terdiri dari beberapa fasal dan diakhiri dengan fahrasat (daftar isi). Meskipun kitab tersebut murni sebuah ringkasan, akan tetapi pengarang tidak merubah tata urut pembahasan dengan kitab aslinya. Hanya saja dalam kitab ringkasan tersebut menggunakan kata yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya.
Adapun contoh peringkasannya, penulis akan mengambil pada Kitab Ihya jilid dua, kitab adab makan, bab pertama tentang adab personal yang memiliki tiga bagian. Bagian pertama, adab sebelum makan terdapat 7 adab: 1. Makanan yang disajikan hendaknya halal secara zat dan tayib atau baik cara memperolehnya; 2. Mencuci tangan; 3. Meletakkan wadah di tanah (tidak di meja atau tempat tinggi lainnya); 4. Mengatur posisi duduk; 5. Berniat atas makanan yang tersaji untuk mengisi kekuatan diri dalam menjalankan ketaatan; 6. Rida atas makanan yang tersaji; 7. Tidak makan sendirian. Dalam Kitab Mauidzoh, nomor 3 dan 4 tidak disebutkan.
Aqidah, Syari’ah dan Akhlak (Taswwuf) adalah tiga komponen terpenting dalam agama Islam. Aqidah merupakan suatu hal ang menyangku keimanan, Syariat menyangkut hal hukum dan Akhlak menyangkut perilaku dan budi pekerti. Ketiganya merupakan perihal penting dalam agama yang perlu diketahui oleh semua umat muslim. Imam Ghazali dalam hal ini telah membuat sebuah maha karya yang menjelaskan tiga hal tersebut secara luas dan detail dalam karyanya Ihya’ Ulumiddin. Kitab Ihya Ulumiddin ini merupakan kitab yang populer dan dikaji diberbagai negara termasuk Indonesia, sayangnya kitab ini cukup sulit untuk dipahami dan hanya orang yang pengetahuan agamanya baik yang dapat memahaminya. Hal ini memicu hati nurani para ulama untuk membuat kara yang lebih ringkas dengan tujuan agar masyarakat awam pun dapat memahaminya, seperti yang dilakukan Syaikh Muhammad Jamaluddin Al Qosimi Ad Damisyqi melalui karyanya Mauidhatul Mu'minin.
Terimakasih telah membaca Kitab Mauidhatul Mu'minin Min Ihya , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB:
Karya : Imam Ghazali Yang dirangkum Syaikh Muhammad Jamaluddin Al Qosimi Ad Damisyqi
Judul Kitab : MAUIDHATUL MU’MININ MIN IHYA (PDF)
Tebal : 487 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabBENTUK IBLIS
- Ibnu Abbas berkata; ketika pintu dibuka, Iblis langsung masuk sambil mengucap salam : selamat kamu Muhammad dan selamatlah kalian kumpulan Muslimin, bentuk Iblis bagaikan aki-aki tua yang buta sebelah matanya (pece'), berkumis tebal, jenggotnya cuma 7 biji, rambutnya seperti rambut kuda, matanya melekitat sambil melotot ke atas, kepalanya seperti kepala gajah, gadingnya seperti gading babi, lidahnya seperti lidah sapi. Kulitnya seperti kulit babi (merah bertotol-totol hitam). Mukanya seperti muka monyet berbentuk panjang (tidak bulat). Dadanya seperti punuknya onta. Hidungnya terbuka seperti lubang kendi yang melekitat.
PROSES GLOBAL PENCIPTAAN NABI ADAM :
- Malaikat izrail mengambil tanah dari empat mata angin bagian atas, yang berwarna merah, hitam, putih. Sesungguhnya Allah menciptakan Nabi Adam dengan kekuasaannya dari segenggam tanah yang diambil dari seluruh permukaan bumi, yang datar, pegunungan, hitam, putih, merah. Maka keturunan adam beragam warna dari warna-warna bumi.
Penerbit : Mu'jizat
Penulis : Abu Hazim Mubarok
Kertas : HVS/ Soft Cover
Ukuran : 16 x 10,5 cm (saku)
Tebal : 68 Hlm
Harga : Rp. 10.000
Pesan via WA 0819-3704-6356
Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh
Imam Asy Syatibi, nama Ulama yang cukup masyhur dalam dunia qira’at. Nama lengkapnya Imam Al Qosim bin Firruh bin Khalaf bin Ahmad asy Syatibi al Andalusi. Beliau dikenal dengan karangan kitabnya yang menjadi rujukan umat muslim dalam mempelajari ilmu qiraah sab’ah. Kitabnya berjudul Hirzul Amani wa Tajhit Tahani atau lebih dikenal dengan Matan Asy Syatibi.
Kitab ditulis dalam bentuk nadzam atau sya’ir atau kumpulan bait bait dan setiap susunan paragrafnya dilengkapi dengan wazan dan qofiyah sehingga mempermudah pembaca dalam membaca maupun menghafalnya. Kitab ini memuat 111 halaman dengan sekitar 65bab dan 1173 bait nadzam atau sya’ir. Kitab sangat disarankan untuk para permerhati Al Qur’an terutama para Tahfidz Al Qur’an.
Kitab Hirzul Amani ini membahas tentang ragam Qiraat Al-Qur’an mutawatir yang diriwayatkan oleh para Imam Qiraat tujuh, yaitu: Imam Nafi’, Imam Ibnu Katsir, Imam Abu ‘Amr, Imam Ibnu ‘Amir, Imam ‘Ashim, Imam Hamzah, dan Imam ‘Ali al-Kisai. Pembahasan ilmu Qiraat dalam Matan Syathibi tidak terasa menjemukan, karena Imam Syathibi mampu menggubah kajian ragam Qiraat Al-Qur’an yang rumit ke dalam bait-bait Qashidah yang sangat estetik dengan menggunakan Bahar Thawil (salah satu notasi bait syi’ir dalam bahasa Arab). Qashidah Hirzul Amani atau Matan Syathibi ini seluruh baitnya ber-Qafiyah (akhir sebuah Qashidah) “La”, yang ketika dilafalkan terasa indah, dan ketika dihafalkan terasa mudah.
Terimakasih telah membaca Kitab Matan Syatibiyyah Hirzul Amani , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB:
Karya : Imam Al Qosim bin Firruh bin Khalaf bin Ahmad Asy Syatibi Al Andalusi
Judul Kitab : MATAN SYATIBIYYAH HIRZUL AMANI (PDF)
Tebal : 111 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab
Karya ‘Amr bin Muhammad bin Futuh al-Dimasyqi al-Syafi’i al-Baiquni (thaha).
Beliau hidup sekitar tahun 1080 H, keterangan terkait biografi al-Baiquni disebutkan dalam kitab al-I’lam karya al-Zirakli.
Kitab ini disusun dengan sangat sederhana untuk menjelaskan tentang ilmu hadits adalah al-Mandzumah al-Baiquniyyah, di dalamnya berisi syair yang terdiri dari 34 bait. Meskipun minim keterangan, namun hampir seluruh pembahasan mengenai ilmu hadits dibahas di dalamnya.
Karya al-Baiquni terbilang populer, hal ini dapat dilihat dari banyaknya ulama yang memberikan syarah atau penjelasan terhadap kitab tersebut. Seperti Ahmad bin Muhammad al-Hamwi (w. 1098 H) yang menuliskan syarahnya yang berjudul Talqih al-Fikr bi Syarh Manzumah al-Atsar, kemudian Muhammad bin Ahmad al-Badiri al-Dimyathi (w. 1140 H) yang menulis Syarh Mandzumah al-Baiquni, ada pula Hasan bin Ghali al-Azhari al-Jadawi (w. 1202 H) menulis kitab Syarh al-Mandzumah al-Baiquniyah. Tercatat puluhan ulama yang diketahui telah menuliskan syarah untuk kitab al-Mandzumah al-Baiquniyyah.
Tercatat dalam Mukadimah al-Mandzumah al-Baiquniyyah, pengarang dalam bait pertama kitabnya menuliskan,
أبدأُ بالحمدِ مُصَلِّياً على # مُحمَّدٍ خَيِر نبيْ أُرسِلا
Aku memulai dengan mengucap puji dan shalawat dan keselamatan Kepada Muhammad sebaik-baik Nabi yang diutus.
Penjelasan: Mengucapkan hamdalah dan bershalawat merupakan kebiasaan para ulama dalam memulai tulisan mereka. Hamdalah ditujukan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya kepada manusia, dan salawat ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai bentuk do’a kepada beliau agar selalu diberikan keselamatan. Dalam bait tersebut, Imam al-Baiquni juga memuji Nabi Muhammad SAW sebagai sebaik-baik utusan yang diutus untuk umat manusia.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menyebutkan tentang keutamaan memulai sesuatu dengan hamdalah.
كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيهِ بِحَمْدِ اللَّهِ ، فَهُوَ أَقْطَعُ
“Setiap perbuatan yang baik yang tidak dimulai dengan membaca hamdalah, maka akan terputus (keberkahannya).” (HR. Ibn Hibban)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda berkaitan dengan keutamaan shalawat:
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali saja, maka Allah akan membalas shalawat tersebut dengan sepuluh kali lipat..” (HR. Muslim)
Ada perbedaan naskah tentang penyebutan bismillah dalam al-Mandzumah al-Baiquniyyah, ada yang menyebutkan ada dan ada juga yang mengatakan tidak ada.
Hadits adalah setiap informasi yang disandarkan kepada Nabi SAW. Informasi tersebut bisa dalam bentuk perkataan, perbuatan, ikrar atau sifat. Hadits bisa diklasifikasikan atau dilihat dari sisi yang berbeda. Yang pertama adalah dari sisi diterima atau ditolak. Kedua dari sisi bagaimana dia disandarkan dan ketiga dari sisi banyaknya jumlah jalur yang dimiliki. Masing-masing dari setiap sisi tersebut memiliki macam dan istilahnya tersendiri. Kata Haddah dalam bait di atas menunjukkan bahwa Imam al-Baiquni akan memberikan penjelasan atau pengertian dari masing-masing macam-macam hadits tersebut dalam bait-baitnya selanjutnya.
Terimakasih telah membaca Kitab Al-Mandzumah Al-Baiquniyyah , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB:
Karya : ‘Amr bin Muhammad bin Futuh al-Dimasyqi al-Syafi’i al-Baiquni (Thaha)
Judul Kitab : AL-MANDZUMAH AL-BAIQUNIYYAH (PDF)
Tebal : 241 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabKarya Ulama kharismatis yang dikenal sangat alim dan wara, yaitu Habib Zein bin Ibrahim bin Sumaith Sumaith Ba’lawi al Husaini . Ibadah merupakan bentuk kataatan seorang hamba kepada tuhannya yang diwujudkan dalam hal kebaikan, seperti sholat, puasa atau menolong sesama muslim. Dalam islam perihal ibadah disebut juga dengan Ubudiyyah,secara bahasa artinya mengabdikan diri dan secara istilah hal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah.
Manhaj artinya metode, Sawi artinya lurus. Jadi Al Manhajus Sawi artinya metode yang lurus. Membahas bagaimana cara beribadah dan bermuamalah yang lurus sesuai dengan Tariqah Alawiyah, yaitu Ulama Habaib dari keturunan Bani Alawi yang besar peranannya dalam berdakwah di Indonesia.Para pendakwah dan Ulama Habaib dari Tariqat Alawiyah dalam berdakwah mengedepankan 5 rukun yaitu: 1.Ilmu 2.Amal 3.Wara’ 4.Khauf 5.Ikhlas.
Jadi kalau ada yang bertanya apalah itu Tariqat Alawiyah? Ke lima hal inilah yang terpenting dalam amalan Tariqat Alawiyah. Habib Zein bin Ibrahim bin Sumaith mensyarahkan ke 5 rukun atau asas dalam Tariqat Alawiyah itu di dalam Kitab Al Manhajus Sawi. Jadi Kitab ini membahas 5 hal tadi yang perlu diamalkan seorang muslim sebagai bentuk ibadah dan dakwah Islam .
Terimakasih telah membaca Kitab Al Manhajus Sawi , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB:
Karya : Habib Zein bin Ibrahim bin Sumaith Sumaith Ba’lawi al Husaini
Judul Kitab : AL MANHAJUS SAWI (PDF)
Tebal : 848 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitabkarya ulama Andalusia, Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh Al-Anshari Al-Andalusi Al-Qurtubiy (w. 671 H.). Qutuby adalah nisbat kepada desa Qurtubah, Andalusia, Spanyol sekarang.
Di Indonesia, kitab ini Tadzkirah Qurtuby jarang didaras karena barangkali tidak lebih populer daripada Kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali. Sebagaimana kitab tasawwuf pada umumnya, Kitab Tadzkirah Qurtuby PDF ini membincang tentang cabang imam berupa iman kepada yaumil akhir (kiamat) dan hal-hal lain terkait pahala, surga dan neraka.
Kehadiran Tadzkirah Qurtuby (PDF), sebagaimana judulnya, adalah sebagai pengingat tentang hari pembalasan bagi setiap umat manusia sejak zaman Nabi Adam as. Sebagaimana ditulis oleh Imam Qurtuby, kematian bagi seorang muslim adalah kebaikan baginya. (hlm. 115-116). Mengapa? Kata Hayyan bin Aswad, mati adalah jembatan bagi seorang kekasih bertemu dengan kekasihnya, yakni Allah Swt.
Ini berbeda dengan makna kematian bagi seorang yang kafir alias tidak beriman kepada Allah. Bagi mereka yang kafir, mati adalah malapetaka yang tidak akan pernah terbayangkan siksanya selama hidup di dunia.
Bab-bab dan pasal-pasal lain dibicarakan oleh Imam Qurthubi terkait yaumul akhir dan kebenaran akan adanya surga dan neraka, serta hal lain terkait dengan keduanya. Misalnya, dalam kitab Tadzkirah Qurtuby ada pembahasan khusus tentang kebolehan mengharapkan mati dan berdoa supaya tidak mati tanpa Islam.
Begitu juga keutamaan mengingat mati. Juga dibahas khusus dalam kitab dua juz setebal 1.539 halaman ini. Imam Qurtuby memang salah satu ulama' Andalusia yang karyanya, hingga kini, masih dikaji banyak kalangan. Terutama kitab Tafsirnya.
Terimakasih telah membaca Kitab Kitabut Tadzkirah Biahwalil Mauta wa Umuril Akhirah , di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB:
Karya : Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farh Al-Anshari Al-Andalusi Al-Qurtubiy
Judul Kitab : KITABUT TADZKIRAH BIAHWALIL MAUTA WA UMURIL AKHIRAH (PDF)
Tebal : 1539 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab
Pada era ke- Rasull’an Nabi Musa, hidup seorang Nabi bernama Nabi khidir. Nabi Khidir merupakan nama julukan dari pria kalangan biasa bernama Balya bin Malkan. Beliau mendapat julukan tersebut (Nabi Khidir) -berasal dari kata Khudrun artinya hijau- kerena dimanapun beliau pernah duduk atau menginjakkan kaki, selalu tumbuh rumput hijau karena tanahnya menjadi subur.
Apakah beliau seorang wali atau seorang Nabi? Mayoritas kaum sufi berpendapat bahwa hamba Allah SWT ini , dari wali-wali Allah SWT, dan Allah SWT telah memberinya sebagian ilmu laduni kepadanya tanpa sebab-sebab tertentu. Sebagian ulama berpendapat bahwa hamba sholeh ini adalah seorang Nabi. Untuk mendukung penyataannya ulama-ulama tersebut menyampaikan beberapa argumentasi melalui ayat Al-Quran menunjukkan ke-Nabiannya. yang Selengkapnya bisa dibaca dalam buku ini.
Penerbit : Mu'jizat
Penulis : Abu An'im
Kertas : HVS/ Soft Cover
Ukuran : 16 x 10,5 cm (saku)
Tebal : 76 Hlm
Harga : Rp. 10.000
Pesan via WA 0819-3704-6356
Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh