Kitab singkat dari kitab yang judul lengkapnya adalah “Tuhfah al-Thullab bi Syarh Tahrir Tanqih al-Lubab ”.
Karya Syaikh al-Islam, al-Qadhi Zaynuddin Abu Yahya Zakariya bin Muhammad bin Ahmad al-Anshari al-Sunaiki al-Mishri (823-926H). Kitab ini adalah huraian (syarah) Syaikh al-Islam Zakariyya al-Anshari atas kitab yang beliau karang sendiri yaitu kitab “Tahrir Tanqih al-Lubab”.
Oleh sebab itu, kitab Tuhfah al-Thullab ini lebih dikenali dan populer sebagai kitab Syarh al-Tahrir. Adapun Kitab Tahrir Tanqih al-Lubab itu sendiri adalah ringkasan (mukhtashar) dari Kitab Tanqih al-Lubab karya al-Imam Waliyuddin Abu Zur’ah Ahmad bin al-Hafizh Abdul Rahim al-‘Iraqi (762-826H ).
Kitab Tanqih al-Lubab itu adalah sebuah kitab ringkasan terhadap kitab karya Imam Abu al-Hasan Ahmad bin Muhammad bin Ahmad al-Dhabi al-Mahamili al-Syafi’i (368-415H ) yang berjudul al-Lubab fi al-Fiqh al-Syafi’i.
Secara garis besar kitab ini membahas secara luas tentang hukum hukum fiqh dalam madzhab Syafi’i, dimulai dari thoharoh, wudlu, dan seterusnya seperti kitab fiqh pada umumnya. Kitab terdiri dari 311 halaman dan setiap pembahasan ditandai dengan istilah bab sebagai pembagian besar dan pasal sebagai pembagian yang lebih kecil. ditulis dalam bahasa arab dan menggunakan bahasa sederhana, selain itu kealiman pengarangnya yang masyhur mengangkat kedudukan kitab ini yang membuat karyanya ini banyak dikaji di kalangan umat muslim.
Di samping mensyarah Kitab Tahrir Tanqih Al Lubab, Syaikh al-Islam meringkas juga kitab al-Tahrirnya tersebut dengan kitab lain yang berjudul al-Taysir.
Kitab al-Taysir ini sebagai sebuah ringkasan kitab al-Tahrir, disusun dalam bentuk nazam.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TUHFATUTH THULLAB , yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TUHFATUTH THULLAB (PDF)
Tebal : 311 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabMenjelaskan perihal Al-Qur’an yang penting untuk umat muslim ketahui At-Tibyan (artinya: penjelasan).
Kitab ini membahas tentang adab seorang muslim saat berinteraksi dengan Kalamullah Al-Qur’an.
Karya ulama yang masyhur kealimannya yaitu Imam Abu Zakariyyah Muhyiddin Yahya bin Syarafuddin an- Nawawi atau lebih dikenal dengan Imam Nawawi.
Secara keseluruhan kitab ini membahas tentang tata cara umat muslim dalam menghormati dan memuliaan Al-Qur’an, termasuk didalamnya adab dalam membaca, mempelajari, menghafal dan mengajarkan Al-Qur’an. Kitab yang paling masyhur dan banyak dikaji di pesantren-pesantren.
Selain at-Tibyan karya an-Nawawi, ada kitab-kitab lain yang juga menggunakan kata at-Tibyan sebagai judul utamanya.
Di antaranya:
1. At-Tibyan fi Syarhi Akhlaqi Hamalatil Qur’an karya Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr (Salafi).
2. At Tibyan Fii Mutasyabihatil Quran (Mushaf al-Qur’an) disusun oleh Yasir Muhammad Mursi Bayyumi.
3. At-Tibyan fi I’rabil Qur’an karya seorang ulama tunanetra, Syekh Abul Baqa’ Abdillah al-‘Ukbari al-Hanafi.
4. At-Tibyan fi Aqsamil Qur’an/ At-Tibyan fi Aimanil Qur’an (berisi kajian tentang sumpah-sumpah yang ada dalam al-Qur’an) karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah.
5. At-Tibyan di Tafsiril Qur’an (kategori tafsir sastra bermadzhab Syi’ah sebanyak 10 Jilid) karya Abu Ja’far Muhammad ibn al-Hasan ibn ‘Ali ath-Thusi asy-Syi’i.
6. At-Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an karya Syekh Muhammad Ali ash-Shabuni.
7. At-Tibyan li Badi’atil Bayan (berisi kumpulan biografi ulama hadits) karya Syekh Ibnu Nashiruddin ad-Dimasyqi.
8. At-Tibyan fin-Nahyi ‘an Muqatha’atil Arham wal Aqarib wal Ikhwan (risalah ringkas berisi kajian tentang larangan memutus persaudaraan, kekerabatan, dan pertemanan) karya Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari.
Penamaan at-Tibyan diinspirasi oleh kata yang terdapat dalam QS. an-Nahl: 89, تبيانا لكلّ شيئ, yang berarti bahwa Al-Qur’an merupakan penjelasan atas segala sesuatu.
Kembali kepada at-Tibyan karya Imam Nawawi, secara garis besar kitab ini menjelaskan bagaimana semestinya adab kita dalam memuliakan Al-Qur’an.
Kitab ini terdiri dari sepuluh Bab:
Bab I menjelaskan keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an.
Bab II menjelaskan keutamaan pembaca Al-Qur’an.
Bab III menjelaskan cara memuliakan ahli Al-Qur’an dan larangan menyakitinya.
Bab IV menjelaskan adab-adab pengajar dan orang yang belajar Al-Qur’an.
Bab V menjelaskan adab dan panduan menghafal Al-Qur’an.
Bab VI menjelaskan adab membaca Al-Qur’an.
Bab VII menjelaskan adab manusia dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Bab VIII menjelaskan ayat dan surat yang dianjurkan membacanya pada waktu atau keadaan tertentu.
Bab IX menjelaskan penulisan Al-Qur’an dan pemuliaan terhadap mushaf.
Bab X menjelaskan makna lafal atau istilah asing/sulit yang ada dalam kitab at-Tibyan. Dari bab I sampai bab IX terdapat kata-kata yang diberi semacam footnote, nah di bab inilah kata-kata tersebut dijelaskan maknanya.
Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang dirurunkan kepada nabiiyyuna Muhammad SAW, yang Allah jadikan sebagai bukti kebesarannya. Al-Qur’an tidak akan usang dimakan zaman dan kebenarannya tidak akan diragukan. Sehingga sebaik baik manusia adalah orang yang menjaganya, sebagaimana hadits sahih yang dirwayatkan Ustman bin Affan dalam kitab bukhori “Sebaik baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TIBYAN FI HALAMATIL QUR’AN, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TIBYAN FI HALAMATIL QUR’AN (PDF)
Tebal : 247 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabKitab karya dari Syaikh Ibnu Qoyyim al Jauziyyah.
Ibnu Qayyim pada tahun 1300-an menulis karya yang penting dalam aspek thibbun nabawi, yang berjudul Ath-Thibbun Nabawi yang berisi 277 bab. Beliau membahas beragam perawatan sesuai petunjuk Rosulullah SAW, juga bertalian dengan kebaikan budi pekertinya, malpraktik dan pentingnya kompetensi dari seorang dokter. Kebaikan budi pekerti di dalam babak pengobatan terus mempunyai kedudukan penting di dalam pengobatan Islami.
Ulama lainnya, seperti As-Suyuthi juga mempunyai dua buah kitab tentang thibbun Nabawi, juga Imam Adz-Dzahabi (w. 1348 M)
Hakikat ilmu kedokteran Nabi adalah wahyu dan ilham, sehingga mengandung unsur pengobatan terhadap banyak penyakit yang belum bisa di ungkap oleh otak para pakar ilmu kedokteran terhebat sekalipun, dan juga belum bisa di capai oleh pengetahuan, eksperimen dan analogi mereka, yakni pengobatan penyakit hati dan penyakit ruhani, memperkuat ketahanan jiwa, rasa bersandar dan tawakkal kepada Allah, dan berpulang kepada hukum-Nya.
Setiap penyakit itu mempunyai obatnya, seperti hadits Rasulullah SAW yang artinya:
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan bagi penyakit itu obatnya.” (HR. Bukhari no. 5678 dan Muslim, dari Sisa dari pembakaran Hurairah)”
Secara keseluruhan kitab ini membahas pengobatan secara islami yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah yang sahih. Musonnif mengatakan jika masih bisa disembuhkan secara sederhana maka jangan mengkonsumsi obat (kimiawi) karena sesungguhnya setiap penyakit tertentu dapat ditolak dengan makanan tertentu beserta cara pencegahannya.
Thibbun Nabawi merujuk pada sikap yang dibuat dan perkataan (hadits) Nabi Muhammad mengenai penyakit, pengobatan, dan kebersihan, maupun genre tulisan oleh para sarjana non-medis bagi mengumpulkan dan menjelaskan tradisi-tradisi tersebut. Istilah Thibbun Nabawi ini dimunculkan oleh para dokter muslim sekitar ratus tahun ke-13 M bagi menunjukkan ilmu-ilmu kedokteran yang berada dalam bingkai keimanan pada Allah, sehingga terjaga dari kesyirikan, takhayul dan khurafat.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TIBBUN NABAWI, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TIBBUN NABAWI (PDF)
Tebal : 495 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabKH Muhammad Maksum bin Salim seorang ulama asal Indonesia yang unggul dalam dalam keilmuannya. Salah satu karyanya yang banyak dikaji di kalangan masyarakat kitab Tasywiqul Khillan, kitab ini merupakan hasyiyah (catatan Panjang) dari kitab Mukhtashor Jiddan syarah dari kitab Jurumiyyah karya Sayyid Zaini dahlan guru besar dan salah seorang Mufti Syafi’iyah abad 19 M di Mekkah. KH Muhammad Makshum menyelesaikan kitabnya pada Jumadil Akhir 1303 H/1886 M Semarang. Meskipun begitu, karya yang berjumlah 222 halaman baru dicetak 54 tahun kemudian oleh penerbit Al-Maktabah Al-Ilmiyah pada Dzulqa‘dah 1358 H yang bertepatan dengan Januari 1940 M. Sebelum masuk cetak, Tasywiqul Khillan dibaca kembali oleh salah seorang guru besar Universitas Al-Azhar Ahmad Sa’ad Ali.
Sebagaimana kitab matannya, secara keseluruhan kitab ini membahas tentang ilmu nahwu dengan penjabaran yang lebih luas. Kitab disusun dalam naskah arab dengan menuliskan catatan matannya kemudian penjabarannya, diantara pembahasan yang beliau tulis adalah urain tentang kalimat Bismillahirrahmanirrahim dengan tujuan menjabarkan I’rab yang benar dan mengambil barakahnya.
Menulis kitab adalah tradisi pelestarian keilmuan yang sudah dilakukan para ulama sejak zaman dahulu hingg saat ini. Kitab merupakan representasi keilmuan pengarang agar dapat dibaca,dipahami dan dipelajari banyak orang, disisi lain sebagai ulama juga bertugas memahamkan umat ajaran yang benar, sehingga dengan adanya kitab yang bersumber dari ahlinya menjadi sangat penting dan berpengaruh.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TASYWIQUL KHILLAN, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TASYWIQUL KHILLAN (PDF)
Tebal : 208 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab“Tashilus Salik fi Tarjamati Alfiyyah Ibni Malik”, Karya Ulama Nusantara atas Alfiyyah Ibnu Malik ditulis oleh KH Muhammad Aniq Muhammadun, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Pakis Tayu Pati, yang menjadi Rais Syuriyyah PCNU Kabupaten Pati, ahli di bidang Fiqh, Ushul Fiqh dan Ilmu Nahwu-Sharaf.
Kyai Aniq adalah putra KH Muhammadun Pondowan Tayu Pati, seorang ulama pakar Ilmu Nahwu asal Jawa, yang konon dijuluki oleh Sayyid Muhammad Alawi al-Makki sebagai Sibawaih Jawa.
Perlu diketahui, bahwa di Pati ada tiga Kyai Muhammadun yang masyhur, yang terkadang banyak orang salah faham dan salah sebut, yaitu:
Kyai Muhammadun Pondowan Abah dari Kyai Aniq Muhammadun, Kyai Muhammadun Kajen Abah dari Kyai Junaidi Muhammadun, Kyai Muhammadun Runting Abah dari Kyai Arsyad Muhammadun.
Kepakaran Kyai Aniq Muhammadun di dalam disiplin ilmu Nahwu dapat terbaca melalui karya beliau “Tashilus Salik fi Tarjamati Alfiyyah Ibni Malik”. Di dalam kitab ini, Kiai Aniq berusaha untuk menerjemahkan dan menjelaskan bait-bait alfiyyah secara gamblang, dan melengkapinya dengan catatan-catatan ta’liqat yang bersumber dari kitab-kitab babon Kajian Ilmu Nahwu, seperti:
– Syarah Ibnu ‘Aqil karya Syekh Baha’uddin Abdullah Ibnu ‘Aqil,
– Hasyiyah Khudhari ‘ala Ibni ‘Aqil ‘ala Alfiyyah Ibni Malik
– Hasyiyah Ash-Shabban ‘ala Syarah Al-Asymuni ‘ala Alfiyyah Ibni Malik
– Hasyiyah Ibni Hamdun ‘ala Syarah Makudi, dan lain-lain
Kyai Aniq menyebut bahwa Kitab Tashilus Salik ini sebagai Terjemah Alfiyyah Ibnu Malik. Tetapi, penulis berpendapat bahwa Kitab ini sangat pantas untuk disebut sebagai Syarah atas Kitab Alfiyyah Ibnu Malik, bukan sekedar terjemah. Karena, Kitab ini berupaya menjelaskan nadzam-nadzam Alfiyyah secara detail, memberikan contoh-contoh dan catatan-catatan kaki yang bersumber dari referensi inti Kajian Ilmu Nahwu.
Penulisan Kitab Tashilus Salik fi Tarjamati Alfiyyah Ibnu Malik oleh Kyai Aniq Muhammadun menggunakan Aksara Pegon, yakni huruf Arab yang digunakan untuk menuliskan bahasa-bahasa daerah di Nusantara seperti: Jawa, Madura, Sunda, menunjukkan bahwa Kyai Aniq berupaya untuk melestarikan tradisi Ulama Nusantara dalam merawat aksara Pegon. Utamanya, dalam merawat tradisi pemaknaan atas teks-teks keagamaan (an-nushush ad-diniyyah) dengan menggunakan makna pegon atau makna jinggotan. Makna pegon membaca teks bukan sekedar kata per kata, melainkan secara menyeluruh, baik melalui sudut pandang Mu’jamiy (leksikal), Tarkibiy (sintaksis), maupun Siyaqiy (kontekstual). Tidak sekedar memaknai kata berdasarkan makna leksikal saja, tetapi juga memaknai kata sampai pada tataran struktural dan fungsi sebuah kata menjadi apa dalam sebuah kalimat. Apakah itu menjadi Mubtada’ yang melahirkan makna “Utawi”, ataukah Khabar yang melahirkan makna “Iku”, ataukah Fa’il yang melahirkan makna “Sapa atau Apa”, dan yang lain-lain. Bahkan tak jarang pula, pembacaan atas teks bisa sampai pada tataran kontekstual.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kita Tashilus Salik, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TASHILUS SALIK (PDF)
Tebal : 313 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabKitab yang ditulis oleh ulama asal Indonesia yaitu H. Sjamsuddin Mustaqim dari Ngawi, Jawa Timur. Kitab disusun dengan huruf huruf pilihan yang disesuaikan dengan lagu rost secara tartil agar santri lebih cepat hafal dan mudah.
Tarsana adalah metode belajar membaca Alqur’an yang terdiri dari unsur tartil, sari’ dan nagham. Tartil sendiri adalah membaca dengan jelas dan tenang, mengeluarkan huruf dari makhrojnya dengan memberikan sifat asli maupun sifat yang berubah serta memperhatikan makna ayat. Lebih jelasnya, membaca tartil adalah membaca dengan tidak tergesa-gesa.
Sesuai dengan namanya, TARSANA memiliki tiga konsep yaitu Tartil (sesuai tajwid), Sari’(cepat) dan Nagham (lagu). Kekhasan dari metode ini dengan metode lainnya adalah digunakannya nagham (lagu) dalam metode pembelajarannya.Dengan digunakannya lagu tersebut, menjadikan pembelajarannya menyenangkan sehingga peserta didik tidak cepat bosan dan jenuh. Lembaga Tarsana menjadi produk yang paling utama ditawarkan oleh lembaga bimbingan belajar Al-Quran Tarsana.
Dengan menggabungkan tiga konsep yaitu (tartil, sari dan Nagham ). Maka metode ini dapat secara cepat dikuasai oleh para perserta yang ingin belajar membaca Al-Quran/antri dengan menggunakan sistem tujuh jam. Buku panduan metode Tarsana hanya terdiri dari tujuh lembar setiap jilidnya, kemudian pada perlembarnya memuat beberapa kaidah – kaidah tajwid yang mudah untuk diingat dan mudah untuk dipahami maupun ditelaah. Dalam metode belajarnya yaitu mengucap huruf dengan keras tetapi menggunakan lagu maka dari itu digunakannya lagu tesebut dapat menjadikan pembelajaran menggunakan metode Tarsana ini terasa menyenangkan.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kita TARSANA TAJWID, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TARSANA TAJWID (PDF)
Tebal : 23 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab
Karya ulama asal asia tenggara yaitu Syaikh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustofa al Fatani, syarah atau penjabaran dari kitab matan awamil karya Imam Abu Bakr Abdul Qohir bin Abdul Rahman al Jurjani as Syafi’i.
Sebagaimana kitab matannya, secara garis besar kitab ini membahas tentang ilmu nahwu dasar. Kitab terdiri dari 7 bab mulai dari pembahasan tentang pembagian amil , ismi fail dan seterusnya, kemudian setiap babnya juga terdapat beberapa pembagian yang diistilahkan dengan nau’(macam) dengan pembagian yang berbeda beda. Kitab ini disusun dalam bahasa arab dan berjumlah 39 halaman, Kitab ini banyak dikaji di kalangan pesantren dan biasanya menjadi kitab yang dikaji sebelum mengkaji kitab nahwu lain seperti Jurumiyyah dan kitab nahwu lainnya.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kita TASHILU NAILIL AMANI, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TASHILU NAILIL AMANI (PDF)
Tebal : 23 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitabkitab yang berisi biografi lengkap ulama ulama terdahulu.
Karya KH Maimoen Zubair atau yang biasa akrab dengan sapaan Mbah Moen adalah putra pertama dari pasangan Kyai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah.
Ulama Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus tokoh karismatik yang sangat disegani di Indonesia. Beliau dilahirkan di Karang Mangu Sarang hari Kamis Legi bulan Sya'ban tahun 1347 H atau 1348H atau 28 Oktober 1928, tutup usia umur 91 tahun, saat menunaikan ibadah haji, pada hari Selasa, 6 Agustus 2019 pagi KH. Maimoen Zubair wafat.
Dimakamkan di pemakaman Ma’la di Mekah, Arab Saudi.
Beliau dianggap sebagai tokoh panutan, representasi ulama yang alim dan berbudi luhur, petuah dan nasihatnya membuat para umat muslim merasa teduh dan merasa ingin mengenal islam lebih dalam lagi. Beliau juga memiliki banyak karangan kitab yang salah satunya kitab Tarojim atau lebih dikenal dengan kitab Tarojim Kyai Maemoen Kyai Muhammad Najih bin Maimun.
Menuliskan biografi para ulama dengan sangat detail meliputi, kelahirannya, tempat menuntut ilmu, karyanya, anak, istri dan saudaranya , sifat dan akhlaknya serta wafatnya. Tercatat di dadalamnya lebih dari 10 biografi ulama yang disusun dalam 77 halaman kitab, termasuk biografi beliau sendiri yang ditulis oleh putranya.
Kitab ini ditulis dengan sangat baik dan banyak diterima masyarakat, sangat cocok untuk dijadikan buku bacaan bagi semua kalangan.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TAROJIM, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TAROJIM (PDF)
Tebal : 77 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabKitab yang menceritakan biografi para periwayat hadits (rawi) dimulai dari para sahabat, tabi’in dan para perawi setelahnya.
Karya ulama besar yang dijuluki dengan Amirul Mukminin fil Hadits, yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrohim bin Mughiroh al Bukhori, atau lebih dikenal dengan Imam Bukhori, nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardzibah al-Ju’fiy al-Bukhariy. Dilahirkan pada hari jum’at 13 Syawal 194 H di Bukhara, dan meninggal pada tanggal 30 Ramadan tahun 256 h pada usia 62 tahun. Beliau menulis Kitab ini ketika berumur 18 tahun, sebelum beliau menulis kitab Shahih Al Bukhari.
Kitab Tarikh Kabir termasuk induk dari kitab yang menjelaskan perawi hadits, jumlah biografi yang disebutkan dalam kitab Tarikh yang tercetak 9 jilid sebanyak: 13.308 perawi hadits.
Dalam memaparkan biografi seorang perawi, beliau sebutkan dalam masing masing biografi:
1- Nama Rawi, Nasab, Kunyah.
Dalam penyebutan nasab beliau tidak terlalu panjang.
2- Terkadang beliau sebut sebagian guru dan murid perawi tersebut.
3- Beliau sebutkan beberapa riwayat dari perawi tersebut, terkadang cukup panjang.
4- Al Bukhari memberikan komentar tentang hadits, menyebutkan illat atau cacatnya.
Pembahasan kitab Tarikh cukup banyak, mencapai 4000 hadits, jumlah yang sangat banyak, dan mungkin tidak terbayang ada dalam buku tentang biografi rawi.
Lebih detil lagi tentang kitab At-Tarikh bisa dilihat dari pembahasan para ulama.
Diantara para ulama yang sangat faham tentang kitab Tarikh adalah Asyaikh Al Allamah Abdurrahman bin Yahya Al Mu’allimi Al-Yamani rahimahulloh (1313 – 1386 H), beliaulah yang meneliti dan mengeluarkan kitab At Tarikh dari Manuskrip aslinya.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TARIKHUL KABIR BUKHARI, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TARIKHUL KABIR BUKHARI (PDF)
Tebal : 1496 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabKarya Habib Umar bin Salim bin Hafidz.
Kitab berdasarkan abjad dalam bahasa Arab( ا sampai ي) dan berisi 59 hadits.
sebagai catatan buku tersebut digunakan untuk menghafal di Darul Mustafa di Yaman, isi kitab ini cukup singkat namun sarat dengan makna.
Makna yang terkandung di dalamnya mencakup hukum, budi pekerti atau akhlak, etika tata cara bersosialisasi serta hal-hal terbaik lain yang tentu saja patut dijadikan penutan bagi Kaum muslimin dalam kehidupan bermasyarakat.
Hadits 1 – Innamal a’maalubinniyyat wa innama likullimri in ma nawa faman kanat hijratuhu ilallahi wa rasuluhi fahijratuhu ilallihi wa rasulihi faman kanat hijratuhu liddunya yuSibuha awimra atin yankihuha fahijratuhu ila mahajara ilaihi (Rawahu Bukhari wa Muslim)
Maksud Hadits – “Sesungguhnya setiap amalan itu bermula dengan niat,dan setiap orang memperolehi apa yg diniatkan. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan RasullNya maka hijrahnya itu karena Allah dan RasullNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena mengejar keduniaan atau karena perempuan yg ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu atas apa yg diniatkannya.”
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab MUKHTAR AL-HADITS (HABIB UMAR BIN HAFIDZ), yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : MUKHTAR AL-HADITS (HABIB UMAR BIN HAFIDZ) (PDF)
Tebal : 8 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab