Karya Syaikh Hafidz Hasan Al-Mas’udi.
Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali ibn Husain ibn Ali, lahir di Baghdad-Fustat, 285 H/ 896 M, wafat pada jumadil akhir 345 H/ 956 M.akhir abad ke-9 M. Beliau seorang sejarawan dan ahli geografi, ahli geologi, akhlaq, dan ahli zoologi Muslim, juga mempelajari ilmu kalam (theologi), politik, dan ilmu bahasa, keturunan Sahabat Abdullah bin Mas'ud.
Kitab Taisirul Khalaq yaitu kitab yang berisi tentang akhlaq - akhlaq agama baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia.
Sangat cocok untuk dijadikan pembelajaran bagi orang yang pemula dalam mempelajari tentang akhlaq. Syaikh Hafidz Hasan Al-Mas’udi berpendapat bahwa ilmu akhlaq adalah kumpulan kaidah untuk mengetahui kebaikan hati dan semua alat perasa lainnya.
Objek pembahasan ilmu akhlaq ialah tingkah laku baik atau jeleknya. Adapun buah ilmu akhlaq ialah kebaikan hati dan semua anggota badan ketika di dunia dan keberhasilan mencapai derajat yang mulia di akhirat nanti
Daftar Isi Terjemah Kitab Taisirul Kholaq
1.TAQWA
2.ADAB GURU
3.ADAB MURID
4.HAK-HAK ORANG TUA
5.HAK SAUDARA
6.HAK TETANGGA
7.ADAB PERGAULAN
8.PERSAHABATAN (PERSATUAN)
9.PERSAUDARAAN
10.ADAB DI FORUM PERTEMUAN
11.ADAB MAKAN
12.ADAB MINUM
13.ADAB TIDUR
14.ADAB MESJID
15.KEBERSIHAN
16.JUJUR DAN DUSTA
17.AMANAH
18.MEMELIHARA DIRI
19.KHARISMA (MURU-AH)
20.HILM (BIJAKSANA, TIDAK CEPAT MARAH)
21.PEMURAH
22.TAWADDU` (MERENDAHKAN DIRI
23.BERJIWA BESAR
24.DENDAM
25.DENGKI/IRI HATI
26.GOSIP/MENGUMPAT
27.FITNAH (ADU DOMBA)
28.TAKABUR (SOMBONG)
29.GHURUR (TERTIPU)
30.ZHALIM (ANIAYA)
31.ADIL
Pada bagian akhir pendahuluannya, Syaikh Hafizh Hasan Al-Mas’udi menuturkan bahwa “wa tsamratuhu shalahul qalbi wa sa`iril hawasi fid dunya wal fawzu bi `a’lal maratibi fil akhirat”, yakni hasil pendidikan akhlak adalah baiknya hati dan seluruh anggota badan ketika di dunia dan keberhasilan mencapai derajat tinggi di akhirat. Pernyataan Syaikh Hafizh Hasan Al-Mas’udi ini menegaskan bahwa siapa pun yang memiliki akhlaq mulia dipastikan yang bersangkutan memiliki komitmen dan hati yang bersih dan fisiknya juga akan lebih sehat. Artinya, terdapat relasi yang kuat antara hati atau jiwanya yang baik dengan kesehatan fisik. Pernyataan ini sesungguhnya telah menjadi pijakan sekaligus mengafirmasi atas berbagai hasil temuan psikologi dan riset medis.
Demikian Tulisan ini penulis persembahkan untuk generasi muda muslim, semoga mampu mengamalkan dan merubah karakter menjadi berbudi luhur dan santun sebagai generasi penerus Islam serta dapat meniru akhlaq Nabi Muhammad sebagai suri tauladan bagi seluruh umat manusia. Semoga bermanfaat Aamiin.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TAISIRUL KHOLAQ (PDF)
Tebal : 24 halaman (PDF)
Sumber : Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabRingkasan kitab shohih Al Bukhori. Karya Zainuddin Abi al-Abbas Ahmad bin Abdi al-Lathif al-Zabidi.
Beliau adalah seorang ulama yang berasal dari Yaman. Dalam muqaddimah dijelaskan Kitab ini merupakan kitab hadits yang di cuplik dari kitab Fathul bari Syarah shohih Bukhori, dalam muqaddimah juga dijelaskan, kitab ini bersinergi dengan kitab shohih Bukhori, shohih muslim dan shohih Ahmad, dan susunan babnya pun sangat mirip dengan ketiga kitab tersebut, tentunya kualitas haditsnya pun juga tidak kalah shohihnya dengan kitab tersebut.
Isi kitab Tajrid Al -Sharih sangat simple dan padat, jadi untuk mempelajari kitab ini perlu bimbingan seorang guru atau ustadz. Kitab ini disebut sebagai salah satu kitab mulia, karena didalamnya hanya disebutkan daftar hadits hadits yang bersanad sampai dengan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wa Sallam.
Dan hadits hadits Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wa Sallam, merupakan petunjuk ke dua setelah Al Quran, dan kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk mengamalkan apa yang sudah disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi Wa Sallam.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TAJRID AL- SHARIH, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TAJRID AL- SHARIH (PDF)
Tebal : 768 halaman (PDF)
Sumber : Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabSalah satu kitab karya Al ‘Alalamah Syihabudin Ahmadd bin Husein bin Ali bin Yusuf bin Ali bin Ruslan as Syafi’i atau lebih populer dengan panggilan Syaikh Ibnu Ruslan.
Kitab yang membahas kaidah fiqh dalam bentuk nazam dan salah satu kitab fiqh yang cukup fenomenal dan banyak digunakan oleh para pegiat seni ilmu fiqh di berbagai pondok pesantren atau tempat yang lain.
kitab ini membahas secara ringkas ilmu fiqh,asas yang digunakan kitab ini bertajuk madzhab imam syafi'i.
Secara garis besar kitab ini menjelaskan tiga disiplin ilmu penting yaitu Ilmu Tauhid, Fiqh, dan Tasawwuf. Salah satu keistimewaan kitab ini adalah merupakan kitab popular dengan ciri khas penulisan nazhamnya, karena pada masa itu jarang sekali ulama yang membuat karang fiqh dalam bentuk nazham.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab Mawahibus Shomad Syarah Zubad, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : Mawahibus Shomad Syarah Zubad (PDF)
Tebal : 732 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabKitab Karya Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad.
Dakwah adalah salah satu metode atau proses untuk menyampaikan seruan kepada orang lain agar memenuhi ajakan atau seruan yang disampaikan.
Dalam islam dakwah dilakukan untuk mengenalkan Agama yang merupakan fitrah manusia yaitu Islam agar setiap insan bersedia kembali kapada fitrahnya, seperti yang diajarkan baginda Nabi Muhammad SAW melalui cara beliau dalam menyampaikan syiar islam yang Rahmat lil Alamin. Dakwah dari masa kemasa terus dilestarikan oleh umat muslim terutama para ulama, namun sebagian orang memiliki pemahaman yang kurang benar dalam berdakwah, mereka berdakwah berdasarkan sudut pandang mereka sehingga menimbulkan kesalahpahaman dan perpecahan.
Dalam hal ini para ulama berusaha untuk meluruskan kembali metode dakwah yang sesuai dengan tuntunan rosul, seperti yang dilakukan oleh Habib Abdullah bin Alawy Al Haddad la Hadramy asy Syafi’I melalui kitabnya Dakwatut Tammah wa Tadzkir al ‘Ammah.
Kitab Dakwatut Tammah ini berisi pembahasan tentang dakwah yang sesuai dengan tuntunan Rosulullah SAW. Musonnif membahas secara lengkap tentang semua hal penting dalam dakwah seperti tujuan dakwah, keutamaan dakwah, kewajiban dakwah dan seterusnya.
Secara garis besar kitab memiliki ketebalan 303 halaman dengan jumlah bab 8 yang ditulis dengan istilah Ash Shonfu. Kitab ini cocok dibaca oleh semua umat musllim terutama para pemuka agama, agar dapat mengetahui keutamaan dalam berdakwah. Semoga kita semua selalu dalam lindungan rahmat-Nya Aamiin.
Nasehat dan peringatan kepada semua lapisan masyarakat yang oleh Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad dibagi menjadi delapan golongan.
1. Kaum Alim seperti Ulama, Asatidz dan guru-guru
2. Kaum Abid seperti Sufi, ahli Zuhud dan Musafir
3. Kaum pejabat seperti Presiden, Raja, Menteri, Anggota Dewan dan PNS
4. Kaum pekerja, seperti pengusaha dan karyawan perusahaan
5. Kaum lemah seperti para fakir, hamba sahaya, musafir dan pengemis
6. Kaum pengikut, yakni yang mengikuti orangtua atau suaminya
7. Kaum bingung, yakni orang-orang awam yang taat namun masih bermaksiat
8. Kaum merugi, yakni mereka yang belum memenuhi ajakan Islam
Terimakasih telah membaca Kitab DAKWATUT TAMMAH di web Laduni.ID, semoga bermanfaat, dan silahkan lihat di daftar isi kami untuk mencari kitab kitab yang lain dan apabila ada kitab yang anda cari tidak ada di web ini silahkan tinggalkan komentar, insya allah akan kami lengkapi.
Salam sukses dari kami....
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : DAKWATUT TAMMAH (PDF)
Tebal : 303 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabTAHAFUT AT – TAHAFUT (bahasa Indonesia: Kerancuan dari Kerancuan) adalah sebuah risalah filsafat Islam penting yang ditulis oleh filsuf polimatik muslim Ibnu Rusyd di abad pertengahan dimana di dalamnya sang penulis mempertahankan penggunaan pemikiran aristotelianis dalam pemikiran Islam. Nama lengkap Abul Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd (Ibnu Rusyd) sangat terkenal di dunia Islam. Ia tidak saja dikenal sebagai ahli fikih (kitabnya Bidayatul Mujtahid dan Al-Muqaddimah), Ibnu Rusyd (1126-1198) juga dikenal sebagai seorang filsuf Islam.
Salah satu karyanya yang sangat terkenal dan fenomenal dalam bidang filsafat adalah Tahafut at-Tahafut (Keruntuhan Kitab Tahafut). Kitab ini ditulisnya sebagai bantahan dan kritik atas kitab Al-Ghazali (1059-1111) yang berjudul Tahafut al-Falasifah (Keruntuhan Filsafat).
Tak ada catatan persis, kapan Ibnu Rusyd menulis kitab Tahafut at-Tahafut. Tetapi yang jelas, jika menilik kitabnya yang lain, seperti Fash al-Maqal fima baina al-Hikmati wa as-Syariati min al-Ittishal (Kata Pemutus tentang Pertemuan Agama dan Filsafat) dan Manahij al-Adilllah (Metode Pembuktian), kitab ini ditulis saat Ibnu Rusyd mencapai puncak kematangan rasional dan berpikir kira-kira saat berusia 50 tahun ke atas.
Indikasi kematangan ini misalnya terlihat tatkala Ibnu Rusyd menggunakan kata yang sama untuk nama bukunya sebagaimana Al-Ghazali, yaitu Tahafut, yang berarti kontradiksi atau keruntuhan. Ibnu Rusyd tidak secara gamblang menyebutkan kontradiksi siapakah yang dimaksud, tetapi cukup disebutkan dengan Tahafut at-Tahafut, bukan Tahafut Al-Ghazali. Sebab, tidak semua asumsi Al-Ghazali dibantah oleh Ibnu Rusyd.
Namun, banyak pihak meyakini bahwa karya itu dimaksudkan atas bantahannya terhadap Al-Ghazali yang menyatakan tentang keruntuhan filsafat. Hal serupa juga terlihat dalam karya Al-Ghazali dengan menyebut karyanya Tahafut al-Falasifah.
Penamaan tersebut dimaksudkan Al-Ghazali untuk menyerang keprofanan pemikiran para filsuf, terutama dalam beberapa persoalan filsafat ketuhanan dan kosmologi. Al-Ghazali tidak menyerang keseluruhan pemikiran filsafat. Namun, ia menganggap ada sesuatu yang salah dengan pemikiran filsafat yang dikemukakan banyak orang pada saat itu.
Tentu saja, tidak tepat memposisikan Al-Ghazali antipati terhadap filsafat secara total, begitu pula mengklaim bahwa Ibnu Rusyd mengkritik keseluruhan bantahan Al-Ghazali atas filsafat. Sebab, sebagaimana dijelaskan oleh Sulaiman Dunya dalam pengantar atas terjemahan kitab Tahafut al-Falasifah, kitab Al-Ghazali ini ditulisnya ketika ia dalam fase skeptis ringan (asy-Syakk al-khafif), yakni ketika ia belum mendapatkan petunjuk pada hakikat kebenaran sejati.
Hal ini diungkapkan sendiri oleh Al-Ghazali dalam mukadimah kitab tersebut dengan berkata, "Kami tidak menetapkan dalam buku ini, kecuali mendustakan mazhab mereka (para filsuf). Sedangkan, untuk mengafirmasi mazhab yang benar, kami akan menyusun sebuah buku yang kami beri judul Qawa’id al-’Aqa’id. Dengan buku tersebut, kami bermaksud melakukan afirmasi sebagaimana kami bermaksud melakukan dekonstruksi dengan buku Tahafut."
Terimakasih telah membaca Kitab TAHAFUT AT – TAHAFUT di web https://www.laduni.id/kitab, semoga bermanfaat, dan silahkan lihat di daftar isi kami untuk mencari kitab kitab yang lain.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TAHAFUT AT – TAHAFUT (PDF)
Tebal : 536 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabTahafut Al Falasifah Salah satu kitab fenomenal yang mengkritisi pemikiran filusuf islam ibnu sina.
Karya Imam Al - Ghazali yang tidak diragukan lagi keilmuannya.
Kitab ini diawali dengan catatan ringkas dari pemikiran filsafat ibnu sina kemudian meneruskan tulisannya yang berjumlah 20 bab atau pembahasan.
Filsafat merupakan pengetahuan yang menilai sebuah kebenaran melalui akal atau logika. Pemikirannya yang selalu mengedepankan akal membuat beberapa ahli filusuf menilai semua yang tidak dibuktikan dengan akal adalah salah. Sehingga terjadilah kontroversial antara filusuf yang masih mempertimbangkan beberapa hal lainnya dan filusuf yang hanya menilai kebenaran murni hanya dari akal. Perbedaan pendapat disampaikan dengan berbagai cara seperti adu pendapat, debat terbuka ataupun melaui karya tulis.
Melalui karya ini, Al-Ghazali memiliki kehadiran ganda dalam jagad pemikiran Islam:
Pertama, Imam Al-Ghazali mengemukakan fatwa fikih tentang hukum mempelajari filsafat dan pemikiran para filosof;
Kedua, Al-Ghazali membuktikan kelemahan para filosof dalam membahas persoalan-persoalan akidah melalui metafisika dalam filsafat.
Terkait poin pertama, Al-Ghazali dengan sangat menarik membagi pemikiran Yunani menjadi beberapa cabang atau bagian. Tak hanya itu, Al-Ghazali menerbitkan fatwa fikih ke masing-masing cabang pemikiran filsafat tersebut.
Misalnya, Al-Ghazali mengatakan cabang ilmu ini wajib dipelajari dan karenanya harus diambil; cabang ilmu ini bagus dan karenanya boleh digunakan; cabang ilmu itu hukumnya mubah dan karenanya tidak ada salahnya untuk dipelajari; dan yang ini makruh jadi harus ditinggalkan; dan yang ini haram jadi harus disingkirkan.
Jadi dalam hal ini, penilaian Al-Ghazali terhadap cabang-cabang pemikiran filsafat ditentukan oleh hukum halal, haram, mubah, mustahab dan seterusnya. Al-Ghazali sampai di sini menggunakan perspektif fikih untuk memilah-milah pengetahuan yang berasal dari para filosof.
Al-Ghazali membolehkan mempelajari matematika karena:
تتعلق بعلم الحساب والهندسة وعلم هيأة العالم وليس شيئ منها بالدين نفيا وإثباتا.
“matematika memiliki kaitan erat dengan ilmu hitung, arsitektur dan ilmu fisika. Ilmu-ilmu ini tidak ada kaitannya dengan agama. Agama sendiri tidak memiliki ketetapan boleh atau tidak boleh mengenai ilmu ini.”
Al-Ghazali juga membolehkan untuk mempelajari logika dengan alasan yang sama. Bahkan al-Ghazali mempertegas kebolehan mempelajari semua ilmu yang dibangun di atas fondasi-fondasi argumen yang rasional selagi tidak bertentangan dengan agama.
Seperti halnya ilmu fisika yang membahas tentang komponen fisik yang membangun semesta ini tanpa ada kaitan larangan agama sedikitpun, ilmu kedokteran juga menurut Al-Ghazali boleh dipelajari. Al-Ghazali bahkan lebih jauh dalam kitab Tahafut al-Falasifah mengatakan demikian:
وكما ليس من شرط الدين إنكار علم الطب فليس من شرطه أيضا إنكار ذلك العلم إلا في مسائل معينة.
“Agama sama sekali tidak melarang untuk mempelajari ilmu kedokteran kecuali dalam persoalan-persoalan tertentu.”
Sedangkan terkait ilmu ketuhanan atau metafisika dalam filsafat, Al-Ghazali sangat melarang mempelajari ilmu tersebut. Dari dua puluh persoalan yang dibahas dalam ilmu ke Tuhanan, ada tiga persoalan yang kalau diyakini maka orang yang bersangkutan kata Al-Ghazali disebut kafir. Sementara sisanya yang tujuh belas persoalan dipandang bidah oleh Al-Ghazali.
Ilmu lainnya seperti ilmu politik dihukumi boleh oleh Al-Ghazali karena menurutnya pandangan-pandangan para filosof berkenaan dengan politik selalu merujuk kepada:
الحكم المصلحية المتعلقة بالأمور الدنيوية والإيالة السلطانية.
“Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mengandung maslahat baik jika dilihat dari perspektif yang bersifat duniawi maupun dilihat dari perspektif kepentingan negara.”
Lebih dari itu, dalam kitab Tahafut al-Falasifah, Al-Ghazali mengatakan bahwa pandangan kaum filosof banyak diambil dari:
إنما أخذوها من كتب الله المنزلة على الأنبياء ومن الحكم المأثورة عن سلف الأنبياء.
“Kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi serta kata-kata bijak yang berasal dari mereka.”
Setelah itu, Al-Ghazali kemudian membahas ilmu akhlak. Al-Ghazali mempertegas kebolehan mempelajari ilmu ini karena:
كلامهم فيها يرجع إلى حصر صفات النفس وأخلاقها
“pandangan-pandangan para filosof dalam hal ini berkutat pada persoalan sejauh mana kondisi jiwa kita dapat menahan diri dari memperturut hawa nafsu dan perilaku yang buruk.”
Selain itu, pandangan para filosof terkait ilmu akhlak ini banyak mengadopsi dari pandangan kaum mistikus.
Dalam berbagai karya-karyanya, Al-Ghazali memang terbiasa mengutip pandangan berbagai macam ahli dari sana-sini, dimulai dari mengutip pandangan para pemikir Yunani, Taurat, Injil sampai mengutip para pemikir Persia, India atau bahkan mengutip hadis-hadis palsu atau hadits yang diragukan kebenarannya selagi sesuai dengan selara intelektualnya dan sesuai pula dengan bangunan pemikirannya yang sinkretis.
Kitab Tahafut al-Falasifah merupakan karya satu-satunya dalam kebudayaan Arab Islam yang tiada bandingannya dengan karya-karya lainnya dalam soal pengaruh. Peran kitab ini dalam membendung pemikiran Arab Islam dari pengaruh filsafat sama besarnya dengan pengaruh kitab Ihya Ulumuddin yang menganjurkan tasawwuf. Meski sebagian kritik-kritik Al-Ghazali terhadap filsafat sebenarnya banyak terinsipirasi oleh kritik Yahya an-Nahwi terhadap Perikels terutama soal kekekalan alam, tetap saja kitab ini menjadi karya monumental tentang dekonstruksi terhadap filsafat Islam.
Al-Ghazali telah menghantam filsafat sampai ke akar-akarnya sampai tidak bisa dibangun kembali. Kalaupun masih ada warisan filsafat rasional, ia tidak akan laku di negeri Islam. Filsafat Ibnu Rusyd yang muncul di Andalusia, misalnya, tidak bisa bertahan lama di wilayah-wilayah Islam dan malah tumbuh subur di Eropa yang Kristen.
Filsafat yang rasional sudah lenyap dari wilayah-wilayah Islam. jelas ini adalah kenyataan sejarah. Sementara itu tidaklah mungkin kita dapat menafsirkan kenyataan mengenai kematian filsafat rasional dalam Islam kecuali dengan menyebut kitab Tahafut al-Falasifah ini sebagai salah satu penyebab utamanya. Allahu A’lam.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab Tahafut Al Falasifah, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : Tahafut Al Falasifah (PDF)
Tebal : 187 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabTAFSIRUL QUR'AN WA LUGHOTUS SUFIYYAH Salah satu karya dalam bidang tasawwuf yang dinilai paling berhasil dalam menjelaskan tahapan tahapan seorang hamba untuk mencapai drajat yang lebih tinggi. Kitab ini ditulis oleh Hujjatul Islam Syaikhuna Abdul Qodir al Jailani (470-561 H).
Sesuai dengan namanya, kitab ini mampu menyingkap rahasia dari rahasia yang tidak banyak ditemukan di kitab tasawwuf lainnya. Imam Ghazali berhasil memadukan antara syari’at dan tasawwuf dengan menetapkan syari’at sebagai pijakan awal seorang hamba untuk meraih keselamatan dunia maupun akhirat .
kitab ini merupakan salah satu bukti kealiman Syaikh Abdul Qodir yang tidak lapuk dimakan zaman meskipun sudah berusia sekitar 1000 tahun lamanya dan hingga saat ini masih menjadi rujukan banyak orang dalam bidang tasawwuf.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TAFSIRUL QUR'AN WA LUGHOTUS SUFIYYAH, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TAFSIRUL QUR'AN WA LUGHOTUS SUFIYYAH (PDF)
Tebal : 392 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab
TAFSIR JALALAIN salah satu kitab populer dalam bidang tafsir yang banyak menjadi rujukan umat muslim. Kitab ini ditulis dua ulama besar yaitu imam Jalaludin al Mahalli dan Imam Jalaludin As Suyuti maka dari itu dinamakan tafsir jalalain karena ditulis oleh dua jalal. Imam Jalaludin al Mahalli Nama lengkap Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad Al-Imam al-Allamah Ahmad Jaluluddin al-Mahalli. Lahir pada tahun 791H/ 1389 M Kairo, Mesir (wafat pada tahun 864 H di Mesir).
Jalaludin As Suyuti nama lengkap Abdurrahman bin Abu Bakar bin Muhammad bin Sabiq al-Din Abu Bakar bin Usman ibnu Muhammad bin Khidhir bin Ayyub bin Muhammad bin Syaikh Hamam al-Din al-Khudairi as-Suyuti al Syafi’i, lahir di Kairo, sesudah maghrib, malam ahad, awal Rajab 849 H,
( wafat pada malam Jumat 19 Jumadal Ula di rumahnya di Mesir dalam usia 61 tahun pada tahun 911 H ).
Imam Jalaludin al Mahalli mengawali penulisan tafsir dimulai dari surat Al Kahfi sampai surat An Naas kemudian melanjutkannya kembali dari Al Fatihah namun beliau wafat sebelum sempat melanjutkannya, sehingga akhirnya Imam Jalaludin as Suyuti meneruskannya sampai selesai.
Surah Al-Fatihah dalam Tafsir Al-Jalalain disebutkan adalah surah Makkiyyah (turun sebelum hijrah) terdiri dari tujuh ayat. Dalam Tafsir Al-Jalalain (hlm. 10), Jalaluddin Al-Mahalli menyebutkan, “Jika basmalah itu bagian dari Al-Fatihah, maka terdiri dari tujuh ayat, ayat ketujuh adalah “shirotholladziina” sampai akhir surah. Sedangkan jika basmalah bukan merupakan bagian dari surah Al-Fatihah, ayat ketujuh adalah “ghoiril magh-dhuubi ‘alaihim” sampai akhir surah. Dari ayat “iyyaka na’budu” itu dimaksudkan untuk hamba sebagaimana disebutkan dalam hadits.”
Al Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang Allah turunkan kepada Rosulullah melalui malaikat Jibril. Tepat pada usia nabi Muhammad yang ke 40 tahun, Al Qur’an diturunkan kepada beliau sebagi bukti kebesaran Allah. Diantara keagungan Al Qur’an adalah keindahan susunannya yang hingga saat ini tak satupun dapat menandinginya dan untuk memahami maknanya secara utuh juga memerlukan beberapa ilmu lain seperti ilmu lughot, ulumul qur’an, tafsir dan beberapa ilmu lainnya.
Al-Qur’an laksana intan permata, setiup ujung penjurunya.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TAFSIR JALALAIN, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab: TAFSIR JALALAIN (PDF)
Tebal : 835 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabTAFSIR IBNU ARABI literasi ilmiah yang menafsiri ayat ayat Al Qur’an yang menjadi bacaan zikir para umat muslim. Kitab ini ditulis oleh Imam Ibnu Arabi Nama lengkap Muhyiddin ibn Arabi adalah Abu Bakr Muhammad ibn Ali ibn Muhammad al-Hatimi al-Tha’i al-Andalusi ( salah satu tokoh filsuf dan tasawwuf muslim ). Lahir dikota Murcia propinsi Andalusia Islam, Spanyol, pada Senin 17 Ramadhan 560 H (28 juli 1165). Ayahnya adalah seorang sufi dan pribadi yang termasyhur dan terhormat. Beliau memperoleh banyak gelar: al-Syaikh al-Akbar, Guru Besar; Khatim al-Auliya’ al-Muhammadiyyah, Penutup para Wali Muhammad; al-Syaikh al-A’zham, Guru Agung; Quthb al-Arifin, Poros Para Ahli Makrifat Imam al-Munahiyuddin, pemimpin Agama Para Mualaf; Rahbah al-Alam, Pembimbing Dunia; dan masih banyak lagi. Mengenai pengetahuannya yang luar biasa, Ibn al-Jawziyah berkomentar, “Ibn Arabi sangat menguasai kimia, dan mengetahui rahasia Nama Agung Allah, yang tersembunyi di dalam Al-Qur’an”.
Beliau mengatakan bahwa tradisi taswwuf ini mampu menempatkan aspek batiniah pada setiap umat muslim sehingga kelestariannya harus dijaga baik secara amaliyah maupun ilmiyah. Kitab ini beliau susun dengan tujuan agar umat mampu memahami setiap bacaan yang dibaca dalam dzikir sehingga tidak hilang rasanya.
Zikir merupakan tradisi keislaman yang saat ini masih terus dijaga oleh umat muslim hingga saat ini. Umat muslim beranggapan bahwa dzikir adalah tradisi amaliah yang mampu melestarikan keilmuan islam (aspek batiniah) untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti membaca himpunan dzikir setelah selesai sholat maupun dalam kegiatan tertentu. Bacaan dalam dzikir tidak lain adalah nukilan ayat ayat Al Qur’an yang memiliki keistimewaan tertentu sehingga selain mendapat pahala dengan membacanya kita juga dapat meresapi keindahan maknanya.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TAFSIR IBNU ARABI, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab: TAFSIR IBNU ARABI (PDF)
Tebal : 841 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab
TAFRIHATUL WILDAN adalah syarah dari kitab Awamil al Jurjany karya SYAIKH ABDUL QOHIR AL JURJANY ROHIMAHULLOH .
Kitab ini menjabarkan ilmu dasar dasar ilmu nahwu atau gramatikal arab yang bersumber dari kitab matannya yaitu Awamil.
Secara keseluruhan kitab ini membahas ilmu nahwu pada umumnya dan secara spesifik berfokus pada pembahasan awamil (beberapa amil) berikut tugasnya. Di Muqoddimah kitab secara ringkas musonnif menjelaskan bahwa secar garis besar sebenarnya amil hanya terbagi dua yaitu Awamil al Lafdziyyah dan Awam al Maknawiyyah. Kemudina beliau melanjutkan penjelesannya yang ditulis dengan mencantumkan nadzam dari kitab matan kemudian syarahnya agar mempermudah santri dalam belajar.
Sesungguhnya amil itu ada seratus jumlahnya (amil adalah sesuatu yang mempunyai pekerjaan atau tugas, seperti mengkasrohkan isim, dll)
Dan amil itu di bagi menjadi dua, yaitu:
1. Awamilul Lafzhiyyah yaitu amil-amil yang bisa dibaca, bisa dilihat, dan bisa ditulis. Berjumlah 98 amil.
2. Awamilul ma’nawiyyah yaitu amil-amil yang tidak bisa dibaca, tidak bisa dilihat, dan tidak bisa ditulis. Berjumlah 2 amil.
Adapun awamilul lafzhiyyah dibagi juga menjadi dua, yaitu:
1. Sama’iyyah yaitu amil lafzhiyyah yang rigid (kaku) yang asal katanya berasal dari kalam orang arab yang tidak bisa di tashrif (berubah bentuk). Berjumlah 91 amil
2. Qiyasiyyah yaitu amil lafzhiyyah yang fleksibel (berubah-ubah) yang bisa di tashrif (berubah bentuk). Berjumlah 7 amil.
Awamilul lafzhiyyah yang berjumlah 91 amil dibagi lagi menjadi 3 jenis kalimat (kalimat dalam Bahasa Arab sama dengan kata dalam Bahasa Indonesia), yaitu:
1. Kalimat isim (kata benda), yaitu bentuk kalimat yang mempunyai arti, berdiri sendiri, dan tidak terpengaruh oleh zaman (waktu). Contoh: زَيْدٌ (zaid)
2. Kalimat fi’il (kata kerja), yaitu bentuk kalimat yang mempunyai arti, berdiri sendiri, dan terpengaruh oleh tiga zaman (waktu). Contoh: يَقُوْمُ (dia sedang berdiri).
3. Kalimat huruf (kata sambung, kata keterangan, dan kata tambahan), yaitu bentuk kalimat yang mempunyai arti jika bersaan dengan kalimat yang lainnya, contoh: فِيْ (tidak punya arti), فِيْ الْفَصْلِ(didalam kelas).
Adapun kalimat fi’il dibagi 3 (tiga), yaitu:
1. Fi’il madli, yaitu fi’il yang menunjukkan zaman madli (waktu lampau), contoh:قَرَاَ (dia telah membaca).
2. Fi’il mudlori’, yaitu fi’il yang menunjukkan zaman hal (waktu sedang terjadi) atau zaman istiqbal (waktu akan terjadi), contoh: يَقُوْمُ (dia sedang berdiri atau dia akan berdiri).
3. Fi’il tholab, yaitu fi’il yang menunjukkan zaman istiqbal (waktu akan terjadi), menunjukkan perintah mengerjakan (amr), atau menunjukkan perintah meninggalkan (nahi) dan bisa dimasuki nun taukid (menguatkan), contoh: قُمْ (berdirilah!), لاَتَقُمْ (jangan berdiri!).
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TAFRIHATUL WILDAN, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TAFRIHATUL WILDAN (PDF)
Tebal : 24 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab