Tahafut Al Falasifah Salah satu kitab fenomenal yang mengkritisi pemikiran filusuf islam ibnu sina.
Karya Imam Al - Ghazali yang tidak diragukan lagi keilmuannya.
Kitab ini diawali dengan catatan ringkas dari pemikiran filsafat ibnu sina kemudian meneruskan tulisannya yang berjumlah 20 bab atau pembahasan.
Filsafat merupakan pengetahuan yang menilai sebuah kebenaran melalui akal atau logika. Pemikirannya yang selalu mengedepankan akal membuat beberapa ahli filusuf menilai semua yang tidak dibuktikan dengan akal adalah salah. Sehingga terjadilah kontroversial antara filusuf yang masih mempertimbangkan beberapa hal lainnya dan filusuf yang hanya menilai kebenaran murni hanya dari akal. Perbedaan pendapat disampaikan dengan berbagai cara seperti adu pendapat, debat terbuka ataupun melaui karya tulis.
Melalui karya ini, Al-Ghazali memiliki kehadiran ganda dalam jagad pemikiran Islam:
Pertama, Imam Al-Ghazali mengemukakan fatwa fikih tentang hukum mempelajari filsafat dan pemikiran para filosof;
Kedua, Al-Ghazali membuktikan kelemahan para filosof dalam membahas persoalan-persoalan akidah melalui metafisika dalam filsafat.
Terkait poin pertama, Al-Ghazali dengan sangat menarik membagi pemikiran Yunani menjadi beberapa cabang atau bagian. Tak hanya itu, Al-Ghazali menerbitkan fatwa fikih ke masing-masing cabang pemikiran filsafat tersebut.
Misalnya, Al-Ghazali mengatakan cabang ilmu ini wajib dipelajari dan karenanya harus diambil; cabang ilmu ini bagus dan karenanya boleh digunakan; cabang ilmu itu hukumnya mubah dan karenanya tidak ada salahnya untuk dipelajari; dan yang ini makruh jadi harus ditinggalkan; dan yang ini haram jadi harus disingkirkan.
Jadi dalam hal ini, penilaian Al-Ghazali terhadap cabang-cabang pemikiran filsafat ditentukan oleh hukum halal, haram, mubah, mustahab dan seterusnya. Al-Ghazali sampai di sini menggunakan perspektif fikih untuk memilah-milah pengetahuan yang berasal dari para filosof.
Al-Ghazali membolehkan mempelajari matematika karena:
تتعلق بعلم الحساب والهندسة وعلم هيأة العالم وليس شيئ منها بالدين نفيا وإثباتا.
“matematika memiliki kaitan erat dengan ilmu hitung, arsitektur dan ilmu fisika. Ilmu-ilmu ini tidak ada kaitannya dengan agama. Agama sendiri tidak memiliki ketetapan boleh atau tidak boleh mengenai ilmu ini.”
Al-Ghazali juga membolehkan untuk mempelajari logika dengan alasan yang sama. Bahkan al-Ghazali mempertegas kebolehan mempelajari semua ilmu yang dibangun di atas fondasi-fondasi argumen yang rasional selagi tidak bertentangan dengan agama.
Seperti halnya ilmu fisika yang membahas tentang komponen fisik yang membangun semesta ini tanpa ada kaitan larangan agama sedikitpun, ilmu kedokteran juga menurut Al-Ghazali boleh dipelajari. Al-Ghazali bahkan lebih jauh dalam kitab Tahafut al-Falasifah mengatakan demikian:
وكما ليس من شرط الدين إنكار علم الطب فليس من شرطه أيضا إنكار ذلك العلم إلا في مسائل معينة.
“Agama sama sekali tidak melarang untuk mempelajari ilmu kedokteran kecuali dalam persoalan-persoalan tertentu.”
Sedangkan terkait ilmu ketuhanan atau metafisika dalam filsafat, Al-Ghazali sangat melarang mempelajari ilmu tersebut. Dari dua puluh persoalan yang dibahas dalam ilmu ke Tuhanan, ada tiga persoalan yang kalau diyakini maka orang yang bersangkutan kata Al-Ghazali disebut kafir. Sementara sisanya yang tujuh belas persoalan dipandang bidah oleh Al-Ghazali.
Ilmu lainnya seperti ilmu politik dihukumi boleh oleh Al-Ghazali karena menurutnya pandangan-pandangan para filosof berkenaan dengan politik selalu merujuk kepada:
الحكم المصلحية المتعلقة بالأمور الدنيوية والإيالة السلطانية.
“Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mengandung maslahat baik jika dilihat dari perspektif yang bersifat duniawi maupun dilihat dari perspektif kepentingan negara.”
Lebih dari itu, dalam kitab Tahafut al-Falasifah, Al-Ghazali mengatakan bahwa pandangan kaum filosof banyak diambil dari:
إنما أخذوها من كتب الله المنزلة على الأنبياء ومن الحكم المأثورة عن سلف الأنبياء.
“Kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi serta kata-kata bijak yang berasal dari mereka.”
Setelah itu, Al-Ghazali kemudian membahas ilmu akhlak. Al-Ghazali mempertegas kebolehan mempelajari ilmu ini karena:
كلامهم فيها يرجع إلى حصر صفات النفس وأخلاقها
“pandangan-pandangan para filosof dalam hal ini berkutat pada persoalan sejauh mana kondisi jiwa kita dapat menahan diri dari memperturut hawa nafsu dan perilaku yang buruk.”
Selain itu, pandangan para filosof terkait ilmu akhlak ini banyak mengadopsi dari pandangan kaum mistikus.
Dalam berbagai karya-karyanya, Al-Ghazali memang terbiasa mengutip pandangan berbagai macam ahli dari sana-sini, dimulai dari mengutip pandangan para pemikir Yunani, Taurat, Injil sampai mengutip para pemikir Persia, India atau bahkan mengutip hadis-hadis palsu atau hadits yang diragukan kebenarannya selagi sesuai dengan selara intelektualnya dan sesuai pula dengan bangunan pemikirannya yang sinkretis.
Kitab Tahafut al-Falasifah merupakan karya satu-satunya dalam kebudayaan Arab Islam yang tiada bandingannya dengan karya-karya lainnya dalam soal pengaruh. Peran kitab ini dalam membendung pemikiran Arab Islam dari pengaruh filsafat sama besarnya dengan pengaruh kitab Ihya Ulumuddin yang menganjurkan tasawwuf. Meski sebagian kritik-kritik Al-Ghazali terhadap filsafat sebenarnya banyak terinsipirasi oleh kritik Yahya an-Nahwi terhadap Perikels terutama soal kekekalan alam, tetap saja kitab ini menjadi karya monumental tentang dekonstruksi terhadap filsafat Islam.
Al-Ghazali telah menghantam filsafat sampai ke akar-akarnya sampai tidak bisa dibangun kembali. Kalaupun masih ada warisan filsafat rasional, ia tidak akan laku di negeri Islam. Filsafat Ibnu Rusyd yang muncul di Andalusia, misalnya, tidak bisa bertahan lama di wilayah-wilayah Islam dan malah tumbuh subur di Eropa yang Kristen.
Filsafat yang rasional sudah lenyap dari wilayah-wilayah Islam. jelas ini adalah kenyataan sejarah. Sementara itu tidaklah mungkin kita dapat menafsirkan kenyataan mengenai kematian filsafat rasional dalam Islam kecuali dengan menyebut kitab Tahafut al-Falasifah ini sebagai salah satu penyebab utamanya. Allahu A’lam.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab Tahafut Al Falasifah, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : Tahafut Al Falasifah (PDF)
Tebal : 187 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabTAFSIRUL QUR'AN WA LUGHOTUS SUFIYYAH Salah satu karya dalam bidang tasawwuf yang dinilai paling berhasil dalam menjelaskan tahapan tahapan seorang hamba untuk mencapai drajat yang lebih tinggi. Kitab ini ditulis oleh Hujjatul Islam Syaikhuna Abdul Qodir al Jailani (470-561 H).
Sesuai dengan namanya, kitab ini mampu menyingkap rahasia dari rahasia yang tidak banyak ditemukan di kitab tasawwuf lainnya. Imam Ghazali berhasil memadukan antara syari’at dan tasawwuf dengan menetapkan syari’at sebagai pijakan awal seorang hamba untuk meraih keselamatan dunia maupun akhirat .
kitab ini merupakan salah satu bukti kealiman Syaikh Abdul Qodir yang tidak lapuk dimakan zaman meskipun sudah berusia sekitar 1000 tahun lamanya dan hingga saat ini masih menjadi rujukan banyak orang dalam bidang tasawwuf.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TAFSIRUL QUR'AN WA LUGHOTUS SUFIYYAH, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TAFSIRUL QUR'AN WA LUGHOTUS SUFIYYAH (PDF)
Tebal : 392 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab
TAFSIR JALALAIN salah satu kitab populer dalam bidang tafsir yang banyak menjadi rujukan umat muslim. Kitab ini ditulis dua ulama besar yaitu imam Jalaludin al Mahalli dan Imam Jalaludin As Suyuti maka dari itu dinamakan tafsir jalalain karena ditulis oleh dua jalal. Imam Jalaludin al Mahalli Nama lengkap Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad Al-Imam al-Allamah Ahmad Jaluluddin al-Mahalli. Lahir pada tahun 791H/ 1389 M Kairo, Mesir (wafat pada tahun 864 H di Mesir).
Jalaludin As Suyuti nama lengkap Abdurrahman bin Abu Bakar bin Muhammad bin Sabiq al-Din Abu Bakar bin Usman ibnu Muhammad bin Khidhir bin Ayyub bin Muhammad bin Syaikh Hamam al-Din al-Khudairi as-Suyuti al Syafi’i, lahir di Kairo, sesudah maghrib, malam ahad, awal Rajab 849 H,
( wafat pada malam Jumat 19 Jumadal Ula di rumahnya di Mesir dalam usia 61 tahun pada tahun 911 H ).
Imam Jalaludin al Mahalli mengawali penulisan tafsir dimulai dari surat Al Kahfi sampai surat An Naas kemudian melanjutkannya kembali dari Al Fatihah namun beliau wafat sebelum sempat melanjutkannya, sehingga akhirnya Imam Jalaludin as Suyuti meneruskannya sampai selesai.
Surah Al-Fatihah dalam Tafsir Al-Jalalain disebutkan adalah surah Makkiyyah (turun sebelum hijrah) terdiri dari tujuh ayat. Dalam Tafsir Al-Jalalain (hlm. 10), Jalaluddin Al-Mahalli menyebutkan, “Jika basmalah itu bagian dari Al-Fatihah, maka terdiri dari tujuh ayat, ayat ketujuh adalah “shirotholladziina” sampai akhir surah. Sedangkan jika basmalah bukan merupakan bagian dari surah Al-Fatihah, ayat ketujuh adalah “ghoiril magh-dhuubi ‘alaihim” sampai akhir surah. Dari ayat “iyyaka na’budu” itu dimaksudkan untuk hamba sebagaimana disebutkan dalam hadits.”
Al Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang Allah turunkan kepada Rosulullah melalui malaikat Jibril. Tepat pada usia nabi Muhammad yang ke 40 tahun, Al Qur’an diturunkan kepada beliau sebagi bukti kebesaran Allah. Diantara keagungan Al Qur’an adalah keindahan susunannya yang hingga saat ini tak satupun dapat menandinginya dan untuk memahami maknanya secara utuh juga memerlukan beberapa ilmu lain seperti ilmu lughot, ulumul qur’an, tafsir dan beberapa ilmu lainnya.
Al-Qur’an laksana intan permata, setiup ujung penjurunya.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TAFSIR JALALAIN, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab: TAFSIR JALALAIN (PDF)
Tebal : 835 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabTAFSIR IBNU ARABI literasi ilmiah yang menafsiri ayat ayat Al Qur’an yang menjadi bacaan zikir para umat muslim. Kitab ini ditulis oleh Imam Ibnu Arabi Nama lengkap Muhyiddin ibn Arabi adalah Abu Bakr Muhammad ibn Ali ibn Muhammad al-Hatimi al-Tha’i al-Andalusi ( salah satu tokoh filsuf dan tasawwuf muslim ). Lahir dikota Murcia propinsi Andalusia Islam, Spanyol, pada Senin 17 Ramadhan 560 H (28 juli 1165). Ayahnya adalah seorang sufi dan pribadi yang termasyhur dan terhormat. Beliau memperoleh banyak gelar: al-Syaikh al-Akbar, Guru Besar; Khatim al-Auliya’ al-Muhammadiyyah, Penutup para Wali Muhammad; al-Syaikh al-A’zham, Guru Agung; Quthb al-Arifin, Poros Para Ahli Makrifat Imam al-Munahiyuddin, pemimpin Agama Para Mualaf; Rahbah al-Alam, Pembimbing Dunia; dan masih banyak lagi. Mengenai pengetahuannya yang luar biasa, Ibn al-Jawziyah berkomentar, “Ibn Arabi sangat menguasai kimia, dan mengetahui rahasia Nama Agung Allah, yang tersembunyi di dalam Al-Qur’an”.
Beliau mengatakan bahwa tradisi taswwuf ini mampu menempatkan aspek batiniah pada setiap umat muslim sehingga kelestariannya harus dijaga baik secara amaliyah maupun ilmiyah. Kitab ini beliau susun dengan tujuan agar umat mampu memahami setiap bacaan yang dibaca dalam dzikir sehingga tidak hilang rasanya.
Zikir merupakan tradisi keislaman yang saat ini masih terus dijaga oleh umat muslim hingga saat ini. Umat muslim beranggapan bahwa dzikir adalah tradisi amaliah yang mampu melestarikan keilmuan islam (aspek batiniah) untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti membaca himpunan dzikir setelah selesai sholat maupun dalam kegiatan tertentu. Bacaan dalam dzikir tidak lain adalah nukilan ayat ayat Al Qur’an yang memiliki keistimewaan tertentu sehingga selain mendapat pahala dengan membacanya kita juga dapat meresapi keindahan maknanya.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TAFSIR IBNU ARABI, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab: TAFSIR IBNU ARABI (PDF)
Tebal : 841 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab
TAFRIHATUL WILDAN adalah syarah dari kitab Awamil al Jurjany karya SYAIKH ABDUL QOHIR AL JURJANY ROHIMAHULLOH .
Kitab ini menjabarkan ilmu dasar dasar ilmu nahwu atau gramatikal arab yang bersumber dari kitab matannya yaitu Awamil.
Secara keseluruhan kitab ini membahas ilmu nahwu pada umumnya dan secara spesifik berfokus pada pembahasan awamil (beberapa amil) berikut tugasnya. Di Muqoddimah kitab secara ringkas musonnif menjelaskan bahwa secar garis besar sebenarnya amil hanya terbagi dua yaitu Awamil al Lafdziyyah dan Awam al Maknawiyyah. Kemudina beliau melanjutkan penjelesannya yang ditulis dengan mencantumkan nadzam dari kitab matan kemudian syarahnya agar mempermudah santri dalam belajar.
Sesungguhnya amil itu ada seratus jumlahnya (amil adalah sesuatu yang mempunyai pekerjaan atau tugas, seperti mengkasrohkan isim, dll)
Dan amil itu di bagi menjadi dua, yaitu:
1. Awamilul Lafzhiyyah yaitu amil-amil yang bisa dibaca, bisa dilihat, dan bisa ditulis. Berjumlah 98 amil.
2. Awamilul ma’nawiyyah yaitu amil-amil yang tidak bisa dibaca, tidak bisa dilihat, dan tidak bisa ditulis. Berjumlah 2 amil.
Adapun awamilul lafzhiyyah dibagi juga menjadi dua, yaitu:
1. Sama’iyyah yaitu amil lafzhiyyah yang rigid (kaku) yang asal katanya berasal dari kalam orang arab yang tidak bisa di tashrif (berubah bentuk). Berjumlah 91 amil
2. Qiyasiyyah yaitu amil lafzhiyyah yang fleksibel (berubah-ubah) yang bisa di tashrif (berubah bentuk). Berjumlah 7 amil.
Awamilul lafzhiyyah yang berjumlah 91 amil dibagi lagi menjadi 3 jenis kalimat (kalimat dalam Bahasa Arab sama dengan kata dalam Bahasa Indonesia), yaitu:
1. Kalimat isim (kata benda), yaitu bentuk kalimat yang mempunyai arti, berdiri sendiri, dan tidak terpengaruh oleh zaman (waktu). Contoh: زَيْدٌ (zaid)
2. Kalimat fi’il (kata kerja), yaitu bentuk kalimat yang mempunyai arti, berdiri sendiri, dan terpengaruh oleh tiga zaman (waktu). Contoh: يَقُوْمُ (dia sedang berdiri).
3. Kalimat huruf (kata sambung, kata keterangan, dan kata tambahan), yaitu bentuk kalimat yang mempunyai arti jika bersaan dengan kalimat yang lainnya, contoh: فِيْ (tidak punya arti), فِيْ الْفَصْلِ(didalam kelas).
Adapun kalimat fi’il dibagi 3 (tiga), yaitu:
1. Fi’il madli, yaitu fi’il yang menunjukkan zaman madli (waktu lampau), contoh:قَرَاَ (dia telah membaca).
2. Fi’il mudlori’, yaitu fi’il yang menunjukkan zaman hal (waktu sedang terjadi) atau zaman istiqbal (waktu akan terjadi), contoh: يَقُوْمُ (dia sedang berdiri atau dia akan berdiri).
3. Fi’il tholab, yaitu fi’il yang menunjukkan zaman istiqbal (waktu akan terjadi), menunjukkan perintah mengerjakan (amr), atau menunjukkan perintah meninggalkan (nahi) dan bisa dimasuki nun taukid (menguatkan), contoh: قُمْ (berdirilah!), لاَتَقُمْ (jangan berdiri!).
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab TAFRIHATUL WILDAN, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : TAFRIHATUL WILDAN (PDF)
Tebal : 24 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabSYUMUSUL ANWAR ( Cahaya-cahaya yang terang benderang dan Gudang Gudang Rahasia ) Karya Syaikh Ibnu al Hajj at Tilmitsani al Maghriby pada 737 Hijriyyah.
Salah satu kitab yang menjelaskan tentang keisitimewaan dan rahasia agung dari ayat ayat Suci Al-Qur’an.
Sebagaimana judul penulis berharap kitab ini dapat bermanfaat dan menjadi cahaya penolong baik di dunia maupun di akhirat. Kitab Syumusul Anwar sangat spektakuler dalam mengungkap semua rahasia-rahasia yang tersembunyi, sehingga banyak para pecinta ilmu hikmah menjadikan kitab ini sebagai rujukan atau pedoman dalam mengungkap hal-hal yang tersembunyi.
Kitab terdiri dari 165 halaman yang ditulis dengan bahasa arab dan disusun dengan gaya bahasa yang sederhana sehingga pembaca dapat lebih mudah memahaminya.
Daftar isi kitab Syumusul Anwar
Daftar Isi Juz Pertama
1. Bab Awal Rahasia Huruf
2. Bab Kedua Khasiat Asma Allah Al-Husna
3. Bab Ketiga Khasiat Ayat Ayat Al-Qur’an
4. Bab Keempat Membahas Tentang Jenis-Jenis Tambang Emas Dan Perak Yang Dapat Dikeluarkan Dari Dalam Bumi
5. Bab Kelima Hikmah Pada Tumbuh – Tumbuhan ( Yang dapat di gunakan untuk mengolah emas dan perak )
6. Bab Keenam Untuk Mengusir Musuh Dari Medan Perang
7. Bab Ketujuh Membuka Simpanan Harta Karun
8. Bab Kedelapan Mengeringkan Air ( Saat Menggali Harta Karun )
9. Bab Kesembilan Untuk Membuka Kunci
10. Bab Kesepuluh Untuk Membuka Hijab Pandangan
11. Bab kesebelas Cara menggunakan Doa Wasy-Syamsi Wadhuhaaha
12. Bab Kedua Belas Cara Melipat Bumi
13. Cara Ketiga belas Menerangkan Pengajaran seorang Guru yang Zahid kepada Murid Yang Sholih Yang Bertaubat Dan Menghambakan Dirinya
14. Bab Ke Empat Belas Untuk Meneliti waktu
Daftar Isi Juz Ke Dua
1. Bab kelima belas Menerangkan Tentang Berbagai Macam Masalah
2. Bab Ke Enam Belas Menerangkan Berbagai Macam Cara Pengobatan Karena Jin
3. Bab Ke Tujuh Belas Untuk Mendapatkan Khadam Jin
4. Bab kedelapan belas khasiat sebagian dari Asma Ulhusna
5. Bab Kesembilan Belas Membahas Bermacam Macam Ilmu Hikmah
6. Bab Penyempurnaan Yang ke dua puluh menerangkan tentang bermacam macam jenis Ilmu Pengobatan
7. Bab ke dua puluh satu Menerangkan Bermacam Macam Jenis Mahabah
8. Bab ke dua puluh dua Menerangkan Berbagai Macam Keberkahan
9. Bab ke dua puluh tiga Menerangkan Tentang Berbagai Macam Cara Untuk Memisahkan
10. Bab Ke Dua Puluh Enam Mengenai Cara Mendapatkan Uang Dengan Mudah
11. Bab Ke Dua Puluh Tujuh Mengenai Cara Menarik Kabar Dari suatu Tempat
12. Bab Ke Dua Puluh Delapan Tentang Hijab
13. Bab Ke Dua Puluh Sembilan Untuk Merusak Orang Dzolim
14. Bab Penyempurna Ke tiga puluh Penutup Kitab
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab SYUMUSUL ANWAR , yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab: SYUMUSUL ANWAR (PDF)
Tebal : 83 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabSYIIR SEKAR KEDHATON Karya ulama nusantara asal Pati, Jawa Tengah, Syaikh Abu Muhammad Shalih.
Naskah keislaman yang membahas tentang kemuliaan perempuan dan etika dalam berumah tangga. Musonnif menulisnya dalam bahasa jawa dan memberinya judul Sekar Kedathon Li Ta’nits Ahlil Wa’thon yang artinya bunga keraton untuk ketentraman keluarga.
Kitab ditulis dalam bentuk syair yang berjumlah 327 bait untuk mempermudah pembaca dalam menghafalnya.
Perempuan adalah makhluk mulia yang diciptakan dari tulang rusuk laki laki. Diantara bukti kemuliaannya ialah Allah menyebut namanya tiga kali sebagai orang yang wajib di hormati setelah ayah, bahkan masyhur istilah syurga di bawah telapak kaki ibu. Namun hal tersebut tidak berlaku pada peradapan sebelum islam. Perempuan saat itu dianggap sebagi makhluk yang lemah dan hanya diciptakan sebagi pelengkap hingga akhirnya agama islam datang dan mengangkat drajat wanita sebagaimana mestinya.
Wanita adalah makhluk Allah yang istimewa dan dimuliakan Allah ta’ala. Sebagaimana firman-Nya :
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْ آدَمَ
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam (QS. Al-Isra/17 : 70)
Anak cucu Adam terdiri dari laki-laki dan wanita. Semuanya telah ditempatkan Allah sebagai makhluknya yang paling mulia, melebihi semua makhluk lainnya baik dari jenis bebatuan (jamadiyah), tumbuhan (nabatiyah), hewan (hayawaniyah) bahkan malaikat (malakiyah).
Allah ta’ala menempatkan wanita dalam kedudukannya yang sama dengan laki-laki sebagaimana firman-Nya :
إِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِماتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِيْنَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِيْنَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِيْنَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِيْنَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِيْنَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِيْنَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَّالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَّأَجْرًا عَظِيْمًا
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab/33 : 35)
Nabi mengkhususkan dan melebihkan ibu dalam hadits beliau :
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ فَقَالَ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَةٍ قَالَ أُمُّكَ قاَلَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوْكَ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ(
“Seorang sahabat datang kepada Nabi Saw.. Kemudian bertanya: “Siapakah manusia yang paling berhak untuk kita berbuat baik kepadanya?”, Nabi menjawab:”Ibumu”, kemudian siapa Wahai Nabi?, “Ibumu” jawab Nabi lagi, “kemudian siapa lagi Wahai Nabi?:” Ibumu” kemudian siapa Wahai Nabi? “bapakmu”, jawab Nabi kemudian.” (HR. Bukhari Muslim)
Alangkah mulianya wanita yang telah Allah jadikan sebagai lambang sifat rahim-Nya untuk sekalian manusia. Betapa mulianya wanita yang telah mendapat amanat khusus untuk melahirkan manusia, semua manusia, melalui rahim-nya sebagai wujud kasih sayang Allah dalam setiap makhluk yang dilahirkan di muka bumi ini.
Namun sungguh disayangkan jika wanita menyia-nyiakan amanat itu. Sungguh disayangkan jika wanita tidak menjaga dirinya, tidak menjaga kehormatannya, tidak menjaga kemuliaannya.
Wallahu A’lam Alhamdulillahi robbil ‘aalamin
Terimakasih telah membaca Kitab SYIIR SEKAR KEDHATON di web https://www.laduni.id/kitab, semoga bermanfaat, dan silahkan lihat di daftar isi kami untuk mencari kitab kitab yang lain.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : SYIIR SEKAR KEDHATON (PDF)
Tebal : 25 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabSYIFA’UL JINAN Tarjamah Hidayatus Syibyan -Jawa.
Karya ulama berasal dari semarang Indonesia yaitu KH Muthahhar bin Abdurrahman.
Kitab ini syarah dari kitab Nazham Hidayatus Shibyan fi Tajwid Al Qur’an disusun oleh Syaikh Sa’id ibn Sa’d An-Nabhani Al-Hadrami, yang berisikan pembahasan tentang ilmu tajwid dan ditulis dalam bentuk nazham yang berjumlah 40 bait, sebagaimana kitab matannya, secara keseluruhan kitab Syifa’ul Jinan ini membahas tentang dasar dasar ilmu tajwid.
Musonnif mengatakan tujuan penulisan kitab tidak lain untuk memenuhi permintaan para santri dan masyarakat untuk membuat terjemahan dari kitab kitab matan yang berfaedah. Kitab ditulis dalam bahasa pegon jawa agar mempermudah masyarakat jawa dalam mempelajarinya. Belajar tajwid menggunakan Syifa’ul Jinan, sangat terasa ringan. Materi-materi tajwid yang untuk sebagian anak-anak begitu berat, namun dengan menggunakan kitab Syifa’ul Jinan/ Hidayatushibyan ini menjadi begitu menyenangkan. Sebagaimana kitab-kitab atau buku-buku pada umumnya, Syifa’ul Jinan juga memiliki Muqaddimah atau halaman pendahuluan, isinya biasanya berupa Pujian, shalawat Nabi, doa dan harapan untuk siapa saja yang belajar menggunakan kitab tersebut.
Kitab Syifa’ul Jinan ini cukup ringkas, tidak banyak Bab pembahasannya, namun komplit untuk membahas seluruh kaidah-kaidah materi pembelajaran tajwid.
Materi dalam Syifa’ul Jinan ini disajikan dalam bentuk syair atau bait-bait yang mudah dihafalkan. Tidak heran jika kitab ini salah satu kitab yang sering ditampilkan santri dalam acara-acara pondok pesantren seperti acara akhirussanah.
Terimakasih telah membaca Kitab SYIFA’UL JINAN Tarjamah Hidayatus Syibyan -Jawa di web https://www.laduni.id/kitab, semoga bermanfaat bagi kita semua, dan silahkan lihat di daftar isi kami untuk mencari kitab kitab yang lain.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : SYIFA’UL JINAN Tarjamah Hidayatus Syibyan -Jawa (PDF)
Tebal : 18 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat KitabSYAROFUL UMMATIL MUHAMMADIYYAH Salah satu kitab kontemporer yang ditulis As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki seorang ulama Islam dari Arab Saudi. Dilahirkan pada tahun 1365H atau 1946M di kota Mekkah. Ia berasal dari keluarga Al-Maliki Al-Hasani yang terkenal. Ayahnya adalah As-Sayyid Alawi, seorang ulama terkemuka di Mekkah dan merupakan salah satu penasihat Raja Faisal, raja Arab Saudi. Di bawah bimbingan ayahnya, sejak kecil ia sudah belajar Al-Quran. Ayahnya wafat pada tahun 1971.
Sayyid Muhammad wafat pada hari Jumat, 15 Ramadhan 1425 di Mekkah. Beliau dimakamkan di sebelah makam ayahnya dan Sayyidah Khadijah.
Kitab Syaroful Ummatil Muhammadiyyah berisikan Ilmu-ilmu tentang Kemuliaan atau keutamaan Ummat Nabi Muhammad SAW dibandingkan umat lainnya, Panduan-panduan dalam beribadah, Faidah-faidah, Kisah-kisah, Kabar Gembira bagi Hamba Allah yang taat dan Ancaman bagi Hamba Allah yang melanggar. Dan Keutamaan keutamaan tersebut dibagi kedaalam beberapa bab dan pasal yang ditulis dalam 325 halaman. Kitab sangat cocok dijadikan refensi bacaan untuk semua kalangan terutama para pemuka agama.
Terimakasih telah membaca Kitab SYAROFUL UMMATIL MUHAMMADIYYAH di web https://www.laduni.id/kitab, semoga bermanfaat, dan silahkan lihat di daftar isi kami untuk mencari kitab kitab yang lain.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : SYAROFUL UMMATIL MUHAMMADIYYAH (PDF)
Tebal : 325 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab
SYI’IR SEKAR MELATI Karya Syaikh Ahmad bin Muhamad Salih Hajawi Klaling.
Mengingatkan prosesi pasca mati atau sakaratul maut, aroma bunga melati mengikuti dari rumah duka hingga kubur, keluarga menaburkan bunga sebelum meninggalkan pusara. Kitab ditulis pada tahun 1940 dalam syair, hal ini supaya menjadi wejangan bagi kita semua yang hidup namun lupa pada kematian karena perhatiannya hanya kepada duniawi semata, siang dan malam.
Beliau berpesan:
سكارات فاتي مولا دين توتور – اڠ ايكي شعير كڠݢو فيتوتورماراڠ ووڠ اوريف كڠ فادا لالي – ماراڠ فاتينى سبب مردولي
اولهى ݢوليك ماراڠ دنيانى – اڠدالم رينا سرط وڠينى
Sekarat pati mula dén tutur – ing iki syi’ir kanggo pitutur- marang wong urip kang pada lali – marang patiné sebab merduli- oléhé golék marang dunyané – ingdalem rina serta wenginé
Wedaran kitab
Sebelum seorang mengalami kematian tidak dapat dipastikan Kapan datangnya, bagaimana caranya dan dalam keadaan baik atau buruk.
Seorang semasa hidupnya sering menginginkan Muda foya-foya, tua taubat, mati masuk surga. Namun dalam kitab ini mengingatkan kita semua .
Orang yang tidak persiapan akhirnya tak bisa diharapkan, kematian datang tiba-tiba, Saat kenikmatan dunia justru pada puncaknya.
نيڠ ايكي زمان باڠت اكيهى – كڠ فدا ݢودا ووڠ ساهى-ساهى تركاداڠ كاتوت باب كومڤولانى – ووڠ فدا لاچوت كلاكوهانى
Ning iki zaman banget akéhé – kang pada goda wong sahé-sahé- terkadang katut bab kumpulané – wong pada lacut kelakuhané
“Dunia hari ini penuh cobaan kiai penyair berpesan betapa banyak godaan menimpa orang yang baik. Itu karena mereka berkumpul entah terpaksa atau sukarela dengan para pelaku tindakan hina”.
Fase saat mengalami kematian hingga di kubur juga diurai dalam kitab dengan format pengisahan imajiner Beliau, dan mengajak pembaca mengikuti plot cerita.
Baik, itu tadi sekilas resensi dari kitab SYI’IR SEKAR MELATI, yang bisa kami bagikan. Semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab: SYI’IR SEKAR MELATI (PDF)
Tebal : 17 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Lihat Kitab