Kitab - Qowaidul I'lal
ID Kitab | 142 | ||
---|---|---|---|
Pengarang | Syaikh Mundzir Nadzir | Tahun Terbit Masehi/Hijriah | 1955 M/1374 H |
Penerbit | Maktabah Al Hikmah | Fan/Kategori | Bahasa |
Download Kitab | Tersedia di pukul 08:00 s/d 15:00 WIB | Informasi buku tersebut dapat diperoleh di : |
QOWAIDUL I’LAL Kitab karangan Ulama Nusantara yakni Syaikh Mundzir Nadzir.
Kitab ini termasuk dalam kategori kitab ilmu tata bahasa.
Kitab Qowaidul I'lal ini terdiri dari dua suku kata yaitu Qowaid dan I’lal. Qowaid bermakna kaidah kaidah dan I’lal adalah perubahan huruf ilat (wawu, alif, ya). Maka secara sederhana kitab ini adalah kitab yang membahas ilmu tatabahasa arab yang bertujuan untuk mengetahui perubahan asal suatu lafadz. Kitab ini ditulis dengan bahasa yang singkat dan jelas, didalamnya juga disertai dengan bahasa jawa pegon sehingga sangat mudah untuk memahaminya, khususnya masyarakat jawa.
Dalam mempelajari ilmu shorof tidak cukup hanya bermodalkan dengan memahami wazan-wazan fi'il saja. Namun harus juga memahami kaidaah-kaidah dalam I'lal. Sebagaimana dengan arti nama kitab itu sendiri, Qowaid adalah bentuk jamak dari Qoidah yang mempunyai arti dasar, alasan, hukum.
Dalam Qowaidul I'lal ini terdapat 19 qoidah, maka namanya berubah menjadi jamak Qowaidul I'ilal yang artinya kaidah-kaidah didalam berbahasa Arab. Dari kesemuanya tersebut antara lain:
Kaidah 1 صَانَ dan بَاعَ
Kaidah 2 يَبِيْعُ وَ يَقُوْمُ
Kaidah 3 صَائِنٌ , سَئِرٌ , كِسَاءٌ ,بِنَاءٌ
Kaidah 4 مَيْوِتٌ dan مَرْمِيٌّ
Kaidah 5 يَرْمِيْ dan يَغْزُوْ
Kaidah 6 يُزَكِّيْ asalnya يُزَكِّوُ dan يُعَاطِيْ asalnya يُعَاطِوُ
Kaidah 7 Lafadz يَعِدُ asalnya يَوْعِدُ
Kaidah 8 رَضِيَ dan غَازٍ
Kaidah 9 صُنْ" dan "سِرْ
Kaidah 10 مَدَّ asalnya مَدَدَ
Kaidah 11 َآمَن asalnya أَأْمَنَ
Kaidah 12 أَجَابَ asalnya أَجْوَبَ
Kaidah 13 تَعَاطِيًا dan Lafadz تَعَادِّيًا
Kaidah 14 يُوْسِرَ dan Lafadz مُوْسِرٌ
Kaidah 15 مُصُوْنٌ dan Lafadz مَسِيْرٌ
Kaidah 16 اِصْطَلَحَ , اِضْطَرَبَ , اِطَّرَبَ اِظَّهَرَ
Kaidah 17 اِدَّرَأَ , اِذَّكَرَ , اِزْدَجَرَ
Kaidah 18 اِتَّصَلَ , اِتَّسَرَ اِثَّغَرَ
Kaidah 19 اِتَّرَّسَ، اِثَّاقَلَ، اِدَّثَّرَ، اِذَّكَّرَ، اِزَّجَّرَ، اِسَّمَّعَ، اِشَّقَّقَ، اِصَّدَّقَ، اِضَّرَّعَ، اِظَّهَّرَ، اِطَّاهَرَ
Untuk pembahasan secara terperinci langsung saja buka kitabnya secara bertahap, step by step, per bab masing-masing, agar tidak menyulitkan saat dalam memahaminya.
Khusus pada artikel ini akan admin bagikan Kaidah 1 Qowaidul I'lal صَانَ dan بَاعَ
Mari kita bahas Kaidah Pertama yang berdasarkan dengan kitab Qowaidul I'lal. Asalnya lafad صَانَ dan بَاعَ
إذَا تَحَرَّكَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ فَتْحَةٍ مُتَّصِلَةٍ فِيْ كَلِمَتَيْهِمَا أُبْدِلَتَا آلِفًا مِثْلُ صَانَ أَصْلُهُ صَوَنَ وَبَاعَ أَصْلُهُ بَيَعَ
الإعلال: صان أصله صون على وزن فعل أبدلت الواو ألفا لتحركها بعد فتحة متصلة في لكمتها فصار صان
باع أصله بيع على فعل أبدلت الياء ألفا إلخ
Jika wawu dan ya’ berharokat setelah fathah yang sambung di satu kalimat, maka wawu dan ya’ tersebut diganti alif, seperti soona dan baa’a asal keduanya sowana dan baya’a
صَانَ asalnya صَوَنَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi صَانَ.
بَاعَ asalnya بَيَعَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi بَاعَ.
غَزَا asalnya غَزَوَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi غزا.
رَمَىْ asalnya رَمَيَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi رَمَيَ. (Alif pada lafazh رَمَىْ dinamakan Alif Layyinah).
Perlu diperhatikan:
Kaidah ini berlaku pada Wau atau Ya’ dengan Harkah asli. Apabila harkah keduanya bukan asli atau baru, maka tidak boleh dirubah.
Contoh: دَعَوُاالْقَوْمَ
Apabila setelah wawu atau ya’ itu ada huruf mati atau sukun, maka diklarifikasikan sebagai berikut:
Jika Wawu atau Ya’ tersebut bukan pada posisi Lam Fi’il, maka tidak boleh di-I’lal, karena dihukumi seperti Huruf Shahih.
Contoh: بَيَانٌ, طَوِيْلٌ, خَوَرْنَقٌ.
Jika Wawu dan Ya’ tersebut berada pada posisi Lam Fi’il, maka tetap berlaku Kaidah I’lal ini.
Contoh يَخْشَوْنَ asalnya يَخْشَيُوْنَ . Namun disyaratkan huruf yg mati/sukun setelah Wawu dan Ya’ tsb bukan huruf Alif dan huruf Ya’ tasydid, maka yang demikian juga tidak boleh di-I’lal.
Contoh: رَمَيَا, عَلَوِيٌّ, غَزَوَا
Demikian Penjelasan singkat Kaidah Pertama Kitab Qowaidul I'Lal صَانَ dan بَاعَ,.
Jangan lupa dan sampai ketinggalan ikuti terus Laduni.ID, yang selalu memberikan informasi seputar Ulama,kitab-kitab, pesantren,nasab/sanad,dan lain sebagainya.
Terimakasih semoga apa yang sudah dibagikan dan sampaikan bisa bermanfaat.
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : QOWAIDUL I’LAL (PDF)
Tebal : 17 halaman (PDF)
Sumber: Kitab Islam Lengkap
Simak Video bermanfaat lainnya di kanal Youtube LADUNI.ID! Subscribe!