Kitab Haqaiq An at-Tasawwuf

Didownload setiap hari mulai pukul 08:00 s/d 15:00 WIB
ID Kitab 226
Pengarang Tahun Terbit Masehi/Hijriah -/-
Penerbit Darut Taqwa Damaskus Suriah Fan/Kategori Tasawwuf
Download Kitab Tersedia di pukul 08:00 s/d 15:00 WIB Informasi buku tersebut dapat diperoleh di : Pesan via WA : 0819-3704-6356 Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh

Syarat Seorang Boleh Kita Jadikan Mursyid (mursyid itu tugas bukan level)

oleh: Sidi Fauzan Inzaghi

Jika ingin mencari seorang mursyid, untuk suluk dijalan tasawuf sunny maka ada 4 syarat yang harus dimiliki, jangan sembarang mursyid, tidak semua orang bisa jadi mursyid, bahkan tidak  semua wali boleh jadi mursyid, syarat mursyid adalah:

1. MEMAHAMI ILMU FIQH DAN AQIDAH ZAHIR, tidak perlu dilevel ulama fiqh atau ulama kalam, tapi minimal tahu dasar ilmu fikih, baik ibadat, ahwal syakhsiyah, muamalat, dan siyasah syariyah dan memahami aqidah ahlusunnah secara dirayah, tahu mana yang wajib, yang mustahil dan yang jaiz bagi allah dan RasullNya. Kalau zaman sekarang kira-kira paham fathul qarib dan kharidah la. Karena dalam tarbiyah dan taslik, kadang guru memberi tugas seperti shalat, puasa, jual beli, dll pada murid jadi kalau dia tidak tahu dasar ilmu diatas maka jangankan diterima, shalat saja kadang tidak sah. Jadi hindari guru yang tidak tau ilmu zahir sama sekali atau yang tidak mundhabit dalam.

2. ARIF BILLAH, mutahaqiq pada dirinya aqidah ahlussunnah baik dalam pengamalannya ataupun zauqnya dan juga syuhudnya, tentu saja semua harus sesuai dengan ilmu zahir tadi. Jadi zauq dan syuhudnya harus sesuai dengan aqidah ahlu zahir/ilmu aqidah, amalannya harus sesuai dengan amalan ahlu zahir/ilmu fikih. Jika sudah melanggar, walau dia kasyaf apapun jangan diterima, karena ilmu zahir atau syariat itu adalah kasyafnya Nabi muhammad SAW, kasyafnya Nabi SAW itu makshum, sedangkan kasyaf dan syuhudnya selain Nabi itu bisa salah. Jika ada kasyaf yang bukan Nabi berbeda dengan Nabi, maka bisa dipastikan dia salah. Jadi jangan jadikan dia murabby, Nabi kok di adu ilmunya

3. KHABIR/PUNYA PENGALAMAN DALAM TARBIYAH DAN TAZKIYAH, sehingga dia tau dimana harus berhenti atau berjalan dalam sair, dan apa tantangan yang didapatkan disetiap tingkat, apa penyakit dan obatnya, dan mengetahui dari mana setan masuk serta bagaimana menjauh darinya, ini tidak bisa didapatkan kecuali dengan belajar qawaid tasawwuf dari kitab yang muktamad, ditambah dengan pengalaman suluk bersama murabby, tapi tidak cukup dengan kitab tasawwuf saja, karena dia tidak akan paham kenyataan yang dihadapi murid kecuali jika sudah mempraktekannya dihadapan murabby. Sebagaimana tidak cukup hanya modal pengalaman suluk, karena dia butuh qawaid sebagai undang-undang agar tidak tersesat dan proses tazkiyah bisa tetap ilmiyah, ini didapatkan dari buku muktamad dalam tasawuf. Kalau salah satunya tidak ada jangan jadikan dia mursyid.

4. MENDAPATKAN IZIN UNTUK IRSYAD/MENJADI PEMBIMBING SULUT DARI SYEIKH YANG BERSANAD DAN MUKTABAR/DIAKUI OLEH JAMAAH MUTAKHASIS. Jadi siapa yang mursyidnya tidak jelas sanadnya bersambung ke Rasulullah SAW satu persatu, maka jangan dijadikan mursyid,  yang sanadnya dari mimpi juga jangan dijadikan mursyid, tafsir butuh takwil, jangan ditakwilkan sendiri. Siapa yang gurunya tidak diakui oleh ahlu ikhtisas yang masyhur maka jangan dijadikan mursyid, semastur-masturnya wali tapi para masyhurin masih mengenal dan mengakuinya la. Siapa yang belum dapat izin langsung dari mursyidnya untuk irsyad maka dia tidak boleh jadi mursyid.

Jika ada salah satu dari syarat ini hilang, maka jangan jadikan dia mursyid, walau dia bisa menghidupkan orang mati, bahkan jika dia disepakati sebagai wali, karena wali itu tidak semua punya hak untuk jadi mursyid, bahkan jika dia hakikatnya punya maqam didunia kewalian lebih tinggi dari para mursyid, tapi dia tetap ga boleh dijadikan mursyid, karena sangat ramai orang yang punya maqam tinggi tapi ga boleh dijadiin mursyid. Irsyad itu tugas, bukan level.

Selama ini banyak yang salah paham, dikira jika mursyid atau khalifah syaikh itu punya maqam lebih tinggi dari yang bukan mursyid, ini salah kaprah, mursyid itu tidak ada kaitannya dengan maqam dan pangkat kewalian, mursyid itu cuma wadhifah atau tugas bagi yang punya spesialisasi disitu, jadi bukan buat bangga-banggaan, apalagi rebutan, jadi yang rebutan siapa jadi khalifah gurunya kemungkinan tidak punya dasar ilmu ini.

Bisa jadi dan sering terjadi yang nonmursyid lebih tinggi derajatnya disisi Allah dibanding mursyid, bisa jadi murid lebih tinggi maqam kewalian daripada syaikh, bisa jadi yang bawa tas mursyid lebih tinggi maqamnya dibanding mursyid, tapi yang satu ditugaskan menjadi mursyid yang lain tidak, beda tugas, masak semua jadi mursyid, siapa yang khidmah? Siapa yang tasrif? Siapa yang ngajar? Siapa yang qadha hajatunnas? Dan seterusnya. Jadi mursyid bukan tujuan dalam bersuluk, tujuan bersuluk hanya Allah, jadi mursyid itu cobaan dari Allah, jadi apa yang mau dibanggain?

Susah ya cari mursyid yang seperti ini? Ya iyalah, apalagi diakhir zaman, kalau sesulit itu ada solusinya, banyakin shalawat itu adalah mursyid bagi yang belum bertemu mursyid, lalu sebagai tugas amalkan sunnah sehari-hari, karena sekarang eranya tasawuf imam nawawi dengan riyadhus shalihunnya itu, itu paling aman, jika ada pertanyaan tanyakan pada ulama zahir. Itu udah paling aman dah diakhir zaman. Jadi ketika ketemu wali ya ga mesti harus dijadikan  mursyid, tapi ambil berkah dan minta doa, adapun irsyad pastikan kriteria diatas ada.Nah ini ringkas saja, sudah saya usahakan seringkas mungkin, ini bahkan bisa didapatkan dibuku paling dasar ilmu tasawuf, minimal bisa paham dasar dalam melihat dan mencari guru.

Saranghaeyo yeobo

Preorder Kitab Haqaiq An at-Tasawwuf
cetakan Darut Taqwa Damaskus Suriah

Harga: 214.000

Pesan via WA 0819-3704-6356

Atau klik : http://bit.ly/Salafsoleh

 

 


Simak Video bermanfaat lainnya di kanal Youtube LADUNI.ID! Subscribe!