Kitab Sulukul Jadah ‘ala ar-Risalah al-Musamma bi Lum’atil Mifadah fi Bayanil Jum’ah wal Mu’adah Mafadah
ID Kitab | 720 | ||
---|---|---|---|
Pengarang | Syekh Nawawi Al-Bantani | Tahun Terbit Masehi/Hijriah | -/- |
Penerbit | Fan/Kategori | Syarah (Tentang Ibadah) | |
Download Kitab | Tersedia di pukul 08:00 s/d 15:00 WIB | Informasi buku tersebut dapat diperoleh di : |
Karya Syekh Nawawi Al-Bantani yang memiliki nama lengkap Abu Abdul Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabiy bin Ali Al-Jawi Al-Bantani Al-Syafi’i.
Membahas tentang pentingnya menjaga kesucian dan keutamaan hari Jum'at dalam Islam. Syekh Nawawi Al-Bantani memberikan penjelasan tentang keutamaan-keutamaan ibadah pada hari Jum’at dan pentingnya memperdalam pemahaman tentang hari suci ini.
Kitab ini ditulis karena di suatu daerah, ada yang tidak menyelenggarakan Jum’atan hanya karena syarat-syarat Jum’atan sesuai madzhab muktamad Imam Syafi'i tidak terpenuhi. Misalnya, jumlahnya jamahnya kurang dari 40. Padahal, di awal-awal Islam (saat khutbah dilakukan setelah shalat Jum’at selesai), Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam sendiri pernah melaksanakan shalat Jum’at bersama sahabat, yang jumlahnya kurang dari 40 orang, sebagaimana Asbanun Nuzul Surat Al-Jum'at ayat ke-11:
وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا ۚ قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ ۚ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Terjemah:
"Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki". (QS. Al-Jumuah: 11).
Hanya karena kurang dari 40, lalu Jum’atan diganti shalat Dhuhur, itu sama saja menyebut apa yang dilakukan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak sah. Karena itulah, apapun kondisinya, shalat Jumat wajib Ain dilakukan oleh setiap umat Islam yang memenuhi syarat. Sebab, Jumatan merupakan kekhushusan umat Nabi Muhammad Saw.
Saking agungnya perintah Shalat Jum’at, para ulama' salaf mementingkan menghadiri shalat Jum’at, saat musafir atau dia muqim (tidak menjadi penduduk setempat). Mereka tetap Jum’atan walau jama'ahnya kurang dari 40 orang, dengan mengikuti pendapat ulama yang menghukumi sahnya Jum'atan kurang dari 40 orang yang memenuhi syarat.
Jum’atan didirikan tidak harus menunggu ijin imam (pemimpin setempat). Demikian pendapat tiga imam madhzab selain Abu Hanifah. Yang dibutuhkan ijin ialah bila terjadi taaddud Jum’at di suatu tempat, yang membutuhkan penanganan khusus terkait ijtihad hukumnya.
Terimakasih telah membaca Kitab Sulukul Jadah ‘ala ar-Risalah al-Musamma bi Lum’atil Mifadah fi Bayanil Jum’ah wal Mu’adah Mafadah, di web https://www.laduni.id/kitab, semoga kitab ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal 'aalamiin
IDENTITAS KITAB |
|
||||||||||||
|
|
||||||||||||
JUDUL |
: |
|
Kitab Sulukul Jadah Mafadah (PDF) |
|
|||||||||
PENULIS |
: |
|
|
||||||||||
PENERJEMAH |
: |
|
- |
|
|||||||||
PENERBIT |
: |
|
|
||||||||||
TAHUN |
: |
|
M / H |
|
|||||||||
TEBAL |
: |
|
24 Halaman (PDF) |
|
|||||||||
Simak Video bermanfaat lainnya di kanal Youtube LADUNI.ID! Subscribe!