Kitab - Hushunul Hamidiyyah

Didownload setiap hari mulai pukul 08:00 s/d 15:00 WIB
ID Kitab 79
Pengarang As Sayyid As Syaikh Husain Afandi al Jisr at Torobalisi Tahun Terbit Masehi/Hijriah -/-
Penerbit Maktabah At Tijariyyah al Kubro Fan/Kategori Ulumul Qur'an
Download Kitab Tersedia di pukul 08:00 s/d 15:00 WIB Informasi buku tersebut dapat diperoleh di :

HUSHUNUL  HAMIDIYYAH kitab yang menjelaskan tentang Aqidah, tepatnya membahas tentang Tauhid.
Kitab ini disusun oleh seorang Ulama Mesir ahli ilmu kalam yang bernama As Sayyid As Syaikh Husain Afandi al Jisr at Torobalisi.

Secara garis besar kitab ini memuat 3 bagian besar pembahasan, yakni muqoddimah (pembukaan), isi dan penutup.
Dalam muqodimah-nya penulis menjelaskan tentang dasar aqidah agama Islam yang dijelaskan dalam 4 pembahasan.
Yakni meliputi pembahasan tentang ilmu tauhid, hakikat iman dan islam, penjelasan tentang sesuatu yang bisa menafikan keimanan, dan pembahasan tentang sifat wajib jaiz dan muhal.

Dalam kitab ini, aqidah yang harus dipegang oleh seorang muslim meliputi hal-hal sebagai berikut : 

Pertama: Definisi Ilmu Tauhid, keutamaan, dan kewajiban mempelajarinya. Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang ketetapan kepercayaan/ aqidah agama dengan dalil yang yakin. Buahnya ialah mengenal sifat-sifat Allah ta’ala dan para utusanNya dengan bukti-bukti yang pasti, dan memperoleh kebahagian yang abadi.

Kedua: Hakikat Iman dan Islam. Iman adalah membenarkan bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah dan membenarkan apa saja yang dibawa oleh yang diketahui datangnya dari nabi secara dharuri. Yaitu percaya akan kebenaran Muhammad saw dengan kepercayaan yang kokoh terhadap apa saja yang di bawa oleh Muhammad dari Allah ta’ala dan diketahui datangnya dari Nabi dengan yakin dan kepercayaan tersebut disertai ketetapan hati. Misalnya iman kepada Allah ta’ala, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, qadla dan qadar, difardlukannya sholat, dan seluruh ibadah-ibadah lainnya membunuh dengan aniaya terhadap jiwa yang terjaga, haramnya zina dan sebagainya.

Islam adalah tunduk dan patuh zhahir-batin terhadap apa saja yang satu dan lainnya tidak dapat terlepas. Maka setiap mu’min adalah muslim dan setiap muslim adalah mu’min. Karena setiap orang yang membenarkan kebenaran Rasul, wajiblah ia tunduk terhadap hal-hal yang di bawa oleh beliau; dan setiap orang yang tunduk itupun wajib untuk membenarkan beliau.

Ketiga: Hal-hal yang menghapus dan membatalkan Keimanan. Islam melalui Al Qur’an yang mulia, melarang dan mengingatkan hal-hal yang dapat membatalkan keimanan: orang yang melakukannya dihukumi kafir, walaupun dalam hatinya membenarkan dan patuh terhadap apa-apa yang dibawa oleh Rasul saw, hal-hal itu misalnya mengucapkan kata-kata kafir dan sebagainya.

Keempat: Tiga hukum akli yaitu: Wajib, Mustahil dan Jaiz. Pengertian wajib menurut akal ialah: sesuatu yang tidak dapat diterima ketidak adaannya. Misalnya: Satu adalah separoh dari dua, dan adanya Pencipta alam. Perihal satu adalah separoh dari dua dan adanya Pencipta alam, adalah wajib akli. Keduanya tidak dapat diterima akan ketidak adaanya. Tetapi yang pertama itu wajib akli badhi’ (jelas sekali) tidak membutuhkan kepada pembuktian. Yang kedua wajib akli nazhari (pemikiran) yang membutuhkan kepada pembuktian.

Selain keempat hal tersebut, dalam kitab Husunul Hamidiyah juga dijelaskan tentang rukun iman, tetapi penjabaran rukun iman tersebut berbeda dengan urutan atau susunan rukun iman pada umumnya.

Rukun iman yang dipahami oleh mayoritas umat Islam adalah :

  1. Iman Kepada Allah SWT
  2. Iman kepada Malaikat,
  3. Iman kepada Kitab-kitab Allah,
  4. Iman kepada Nabi dan Rasul,
  5. Iman kepada hari kiamat, dan
  6.  Iman kepada Qadla dan Qadar.

Sedangkan rukun iman yang dijabarkan dalam kitab Husunul hamidiyah adalah : (1) iman iman Kepada Allah swt, (2) iman kepada Nabi dan rasul, (3) iman kepada Malaikat, (4) iman kepada Kitab-kitab Allah, (5) iman kepada hari Kiamat, dan (6) iman kepada Qadla dan Qadar.

Perbedaan urutan rukun iman tersebut terdapat pada penempatan iman kepada Malaikat setelah iman kepada kitab dan Rasul. Berbeda dengan urutan rukun iman yang secara umum, menempatkan iman kepada Malaikat setelah iman kepada Allah swt. Adapun lebih jelasnya urutan dan pengertian rukun iman dalam kitab tauhid Husunul Hamidiyah adalah sebagai berikut :

1. Iman kepada Allah Swt

Iman kepada Allah ta’ala ialah agar hamba itu mengetahui dan mempercayai dengan kepercayaan yang kokoh sifat-sifat Wajib, mustahil dan sifat-sifat jaiz-Nya. Seorang hamba seharusnya percaya secara global (ijmal) dengan kepercayaan yang kokoh bahwa wajib bagi Allah ta’ala seluruh sifat-sifat kesempurnaan yang sesuai dengan sifat ketuhanan dan mustahil atas-Nya segala sifat kekurangan. Jaiz bagi Allah ta’ala membuat setiap yang mungkin atau meninggalkan.

2.  Iman Kepada Para Rasul

Rasul (utusan Allah) adalah seorang laki-laki dan merdeka yang diberi wahyu oleh Allah dengan syari’at, dia disuruh untuk menyampaikan wahyu itu kepada mahluk, jika tidak diperintah untuk menyampaikannya maka disebut nabi saja. Iman kepada para Rasul adalah kita percaya bahwa Allah ta’ala mengutus mereka dengan membawa khabar gembira dan peringatan. Mereka dikuatkan dengan mu’jizat yang luar biasa. Dan agar kita mempercayai sesuatu yang wajib, mustahil dan jaiz atas mereka.

3. Iman Kepada Malaikat

Menurut syara’, wajib bagi setiap muslim beriman kepada malaikat, yaitu percaya dengan kepercayaan yang kokoh akan adanya mereka, dan mereka itu adalah hamba Allah yang mu’min kepada-Nya serta mereka itu dimuliakan.

Mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan sedang mereka melaksanakan perintahNya mereka takut kepada Tuhan dan mereka mengerjakan apa yan diperintahkan. Hakikat mereka adalah jisim-jisim halus, yang diberi kemampuan oleh Allah untuk dapat berubah dalam bentuk yang berbeda-beda, tempat tingggal mereka di langit.

4. Iman Kepada Kitab-kitab Allah Swt

Setiap orang Islam wajib beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan dari Allah ta’ala kepada para Rasul a.s. Sesungguhnya Allah itu menurunkan kitab-kitab pada para utusan-Nya, dan di dalamnya Allah menjelaskan perintah dan larangan-Nya, janji dan ancaman-Nya. Kitab-kitab yang diturunkan dari Allah yang paling utama adalah Al-Qur’an, kemudian Taurat, Injil, Zabur dan seluruh Kalamullah.

5.  Iman Kepada Qadla dan Qadar

Termasuk hal yang wajib menurut syara’ bagi setiap mukallaf ialah iman kepada qhada’ dan qadhar , sebagaimana kita diperintahkan untuk iman kepada keduanya maka kita telah dilarang untuk mendalami pembahasan keduanya itu.

Qadar adalah ketentuan Allah ta’ala sejak azali terhadap semua makhluk yang mana Allah mewujudkannya dalam batas-batas itu, yaitu baik, buruk, manfaat serta lain sebagainya. Maksudnya yaitu Allah mengetahui dengan azali akan sifat-sifat makhluk. Hal ini kembali kepada sifat ilmu. Qadha’ ialah Allah mewujudkan segala sesuatu sesuai dengan ilmu dan ketentuan-Nya kepada sesuatu itu di zaman azali. Maka jelaslah bahwa qadha’ dan qadar itu kembali kepada hubungan (ta’alluq) sifat ilmu Tuhan yang azali kepada sesuatu dan berbuhungan (ta’alluq) dengan sifat kekuasaan Tuhan kepadanya.

6.  Iman kepada hari Akhir (Kiamat)

Setiap orang Islam wajib beriman kepada hari akhir (hari kemudian) yaitu hari Kiamat.
Mulainya sejak waktu dikumpulkan dan berakhir dengan masuknya penghuni surga ke surga dan penghuni neraka ke neraka.
Yang wajib adalah iman kepada-Nya dan kandungan-Nya sebagaimana wajib iman kepada tanda-tanda yang mendahuluinya yang telah tetap dengan nash-nash syara’, pencabutan nyawa (ruh), perihal kubur dan lain-lain sebagainya.

 

IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab : Hushunul Hamidiyyah (PDF)
Tebal           :  215 halaman (PDF)

 

Sumber : Kitab Islam Lengkap

 

 


Simak Video bermanfaat lainnya di kanal Youtube LADUNI.ID! Subscribe!