Perdebatan di ranah aqidah memang tidak seramai masalah tuduhan bid'ah, khurafat dan syirik. Karena memang belum terlalu banyak dari mereka yang mumpuni. Namun bukan berarti tidak penting. Justru sangat penting.
Perkembangan keberagamaan di Indonesia, terutama di Aceh, belakangan ini kelihatannya ada pergeseran orientasi dari kesholehan formal kepada kesholehan sufistik atau tasawuf.
Benar kiranya jika era ini dinobatkan sebagai ruang yang selalu diliputi dengan segala hal yang serba berlebihan, perkataan melampaui kenyataan, pemberitaan melampaui tragedi dan pemahaman melampaui kebenaran.
Peristiwa hijrah Nabi, dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 M, juga merupakan peristiwa monumental bagi lahirnya sebuah notion-state. Peristiwa tersebut pada hakikatnya merupakan sebuah perjalanan panjang menuju pembentukan masyarakat Islam yang demokratis dan terbuka.
Ketika NU tumbuh membesar, ia harus bergulat tidak saja dalam menjaga keutuhan organisasi, tetapi juga dalam menempatkan diri secara layak sesuai dengan visi dan misi yang dirumuskan oleh para ulama pendirinya: untuk membangun peradaban mulia di dalam kehidupan bersama umat manusia.
Gus Dur adalah tokoh Indonesia yang pemikirannya tetap relevan dan senantiasa dikenang sepanjang masa. Konsistensi perjuangan dan keberanian Presiden Indonesia ke-4 dalam menegakkan kebenaran menjadi salah satu faktor pemikirannya selalu menginspirasi banyak orang.
Haul Gus Dur bukan sekadar ritual tahunan untuk mengenang sosoknya, tetapi sebuah momentum untuk merenungi jejak pemikirannya yang melintasi batas-batas agama, suku, dan budaya. Gus Dur selalu menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan keberagaman.
Mengenai konflik yang tak kunjung usai antara Israel-Palestina itu, Gus Dur memandang, bahwa dalam penyelesaian konflik kemanusiaan tersebut, haruslah ditarik akar yang lebih mendalam ketimbang berhenti pada wilayah agama, yakni pada sisi-sisi humanistik.
Gus Dur dengan pemikiran dan kualitas kecerdasan intelektual dan spiritulanya telah berhasil membuat masyarakat Indonesia duduk berdampingan dengan damai, tanpa memandang perbedaan agama, ras, atau suku.
KH. Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, adalah sosok yang sulit dipisahkan dari berbagai diskursus penting di Indonesia. Dari politik, kebudayaan, hingga spiritualitas, Gus Dur selalu membawa cara pandang yang melampaui zaman.