ejak tragedi pembakaran bendera HTI yang terjadi pada Apel Hari Santri Nasional di Garut beberapa hari lalu (22 Oktober 2018), kita melihat orang-orang mulai mempamerkan ketauhidan. Padahal sebagaimana kita tahu, Tauhid sebagai sebuah nilai dan ilmu hanya diterapkan dan dipahami oleh segelintir orang hari ini.
Bendera hitam adalah bendera perang, bukan bendera "ummat". Sejak kejadian pembakaran bendera tauhid di Garut beberapa hari lalu
kejadian yang berlangsung hari ini memperlihatkan perbuatan SEGELINTIR orang membakar bendera HTI kemudian dicitrakan sebagai aksi organisasi BANSER dan dibenturkan dengan masyarakat awam.
Hadis yang menerangkan warna bendera dan panji Nabi diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Dawud, dan Nasa´i. Bukari sendiri tidak meriwayatkan hadis tentang warna bendera atau panji Nabi
Sebagian menyebutkannya dengan bendera salah satu organisasi yang telah dilarang pemerintah. Bendera itu mirip juga dengan organisasi yang disebut dengan ISIS.
HTI Ormas yang sudah dibubarkan di Indonesia tetapi sel-selnya masih aktif
Bagi saya, NKRI adalah maslahat nyata, sedangkan khilafah adalah maslahat prediktif. Kaidah mengatakan, al-maslahah al-mutahaqqiqah an-naajizah muqaddamah 'alal maslahah al-mustaqbalah al-marjuhah.
1 Maret 1992. Dari 2 juta yang direncanakan hadir, karena pemerintah waktu itu setengah hati dan cenderung menghambat, akhirnya hanya sekitar 500 ribu yang dapat berkumpul.
Secara umum hadits-hadits yang menjelaskan warna bendera Rasul dan isi tulisannya itu tidak berkualitas shahih. Riwayatnya pun berbeda-beda: ada yang bilang hitam saja, ada yang bilang putih saja
Pertama, bahwa bendera tersebut adalah bendera HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), sebuah Organisasi yang telah dibubarkan karena mengusung Khilafah di Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang telah disepakati para Ulama sebagai bentuk final negara ini.