Fenomena dan realita saat ini kita melihatnya mereka pelajar baik santri atau lainnya sukses dan keberhasilan didunia pendidikan karena memuliakan tiga unsur tersebut. Hal ini telah banyak dikupas dalam banyak literatur klasik (kitab kuning) yang mengatakan bahwa orang-orang yang telah berhasil mereka ketika menuntut ilmu sangat menghormati tiga hal tersebut.
Memandang wajah habaib di barisan depan majelis pengajian, bagi Kiyai Hasyim tak ubahnya memandang wajah teduh guru-gurunya dahulu saat di Makkah. Tercatat dalam sejarah, bahwa dari para kalangan ‘Alawiyin Hadrami banyak yang menjadi guru utama beliau.
Ada kebanggaan tersendiri ketika menyebut Nahdlatul Ulama. Guru-guruku adalah orang-orang Nahdliyin. Meskipun mereka tidak masuk dalam struktural kepengurusan NU, tetapi tradisi, tindak tanduk, atau perangainya tersirat nilai-nilai yang disemai oleh NU itu sendiri.
Sepuluh awal Muharram menjadi hari yang memiliki kelebihan dan fadhilah, diantaranya hari Asyura (10 Mujarram). Menariknya dari berbagai ibadah yang dianjurkan dalam hari Asyura terkenal dengan "Bubur Asyura". Sudah menjadi tradisi umat Islam di banyak negri di dunia ini pada hari asyura masyarakat membuat masakan jenis bubur menurut tradisi masing-masing.
Tanpa terasa kini telah berada di bulan Dzul Qo'dah. Salah satu fenomena yang sering menghantui masyarakat adalah adanya bulan yang dianggap kurang baik untuk menikah, termasuk salah satunya adalah bulan Dzul Qo’dah.
Sebelumnya ada banyak yang mengusulkan bahwa hari santri ditetapkan tanggal 1 Muharram. Sementara beliau mengusulkan tanggal 22 Oktober, yang juga secara tidak langsung memperingati resolusi jihad. Tak lama kemudian akhirnya pemerintah menetapkan hari santri sesuai usulan dari ketua umum PBNU tersebut.
Belakangan, saya lihat ada seorang yang mengaku habib mengatakan melarang masuk Ansor dan Banser. Begitu keras dan tajam menyebut nama Ansor dan Banser, seolah Ansor baginya adalah yang terkutuk
Belakangan isu agama jadi ramai ketika agama dijadikan tameng kepentingan pihak tertentu. Isu agama dihembuskan, seolah dengan isu itulah mampu membelokan perhatian dan konsentrasi rakyat pada yang lainnya
Umat Islam dalam zaman suram itu pada akhirnya hanya boleh mengulang-ulang dan mereproduksi karya-karya ulama sebelumnya. Warisan tersebut selanjutnya diterima sebagai doktrin keagamaan dengan seluruh makna harfiahnya
Soal memohon tunda hujan, bagi kalangan umat Islam di Indonesia adalah hal yang biasa dilakukan ketika ingin dan tengah melangsungkan hajatan.