Dalam hitungan Hijriyah, Nahdlatul Ulama (NU) resmi berdiri pada 16 Rajab 1344 H (atau bertepatan dengan 31 Januari 1926).
Nurcholish Madjid dilahirkan di Jombang, Jawa Timur, pada 17 Maret 1939. Dia dibesarkan pada tengah famili dan lingkungan pesantren yang sangat sederhana.
Kurang dari lima tahun lagi, dalam hitungan masehi, NU, organisasi Islam terbesar di Indonesia ini (bahkan di dunia) akan memasuki usia 100 tahun dan memasuki abad keduanya
Secara Bahasa zuhud diambil dari kata zahida fiihi wa’anhu, zuhdan wawa zahaadatan yang artinya berpaling dari sesuatu, meninggalkannya karena kehinaannya atau rasa penyesalan atas membunuh seseorang
Harun Nasution memandang teologi rasional sesuai untuk masyarakat modern, karena ia memiliki konsekuensi erat dengan perbuatan manusia dalam hidup keseharian
Islam berpandangan bahwa manusia merupakan makhluk dari ciptaan Allah. Manusia juga memiliki potensi yang bisa tumbuh dan dikembangkan, baik secara mental maupun fisik
Al-Farabi (filsuf muslim) mengatakan, jiwa adalah “kesempurnaan pertama bagi jisim (tubuh) alami yang organis yang memiliki kehidupan dalam bentuk potensial”.
Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) lahir dan tumbuh dengan latar belakang kebutuhan mendesak, akan kesadaran berjamaah dalam shof yang rapi.
Ada seseorang yang menulis panjang lebar untuk membuktikan bahwa Candi Borobudur buatan Nabi sulaiman. Berbagai detail kecil dicari lalu dirangkai agar terlihat cocok lalu dicocok-cocokkan
100 tahun NU harus diwarnai gabungan dua keahlian dalam tubuh PBNU, kemampuan ilmu agama dan juga kemampuan menata organisasi secara profesional