Kolom

 

Bendera Putih, Perang dan Penghianat 

Sayup-sayup kita lihat segelintir orang yang menyerukan agar pemerintah untuk menyerah atas ketidakmampuannya dalam menangani pandemi covid-19 yang telah merenggut banyak korban akibat ganasnya virus tersebut. Mereka mulai membuat simbol bendera putih tanda seruan untuk menyerah

Mbah Moen itu Waliyyun min Awliyaillah

Saya percaya bahwa Mbah Moen ini adalah ulama yang thariqah utamanya adalah ngaji dan mendidik santri (ta'lim wa ta'allum), meskipun saya pernah mendengar beliau ambil wirid thariqah Qadiriyah-Naqsyabandiyah dari Mbah Romli Tamim, khabar lain mengatakan beliau juga mengambil ijazah wirid thariqah dari masyayikh berbagai thariqah di Mekkah, Mesir dan Syria

Gus Nadir: Jangan Mudah Melaknat

Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian saling melaknat dengan mengucapkan, ‘Allah melaknat kamu atau Kamu mendapatkan murka Allah atau semoga Allah memasukkanmu ke dalam neraka.’" (Sunan at-Tirmidzi, HN 1899)

Gus Nadir: Konsep Ukhuwah itu Menuju kepada Rahmatan Lil’alamin

Pentingnya persaudaraan itu, dalam hadits Nabi disebutkan, "Belum disebut beriman salah seorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari Muslim)

Belajar Keberagamaan dari Lionel Messi

Beberapa hari yang lalu saya mendengar petani yang bertamu ke rumah mengungkapkan kekecewaannya menanggapi salah satu sesi pertandingan sepak bola di Piala Dunia 2018,

Gus Nadir: Tak Lagikah Kita Mengingat bahwa Kita Adalah Indonesia

Dimana Bhineka Tunggal Ika? Dimana Rambate Rata Hayo? Di mana hilangnya pribahasa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Sudah bergeser jauhkah sistem budaya kerja sama dan saling menolong, dan sekarang saling melolong.

KH. Husein Muhammad: Ini Beda Penceramah dengan Intelektual

Buya Husein Muhammad menjelaskan dalam postingan di laman facebook pribadinya, Senin (2/8/2021) bahwa penceramah atau muballigh memiliki perbedaan dengan intelektual atau pemikir.

Gus Nadir: Jadikanlah Sabar Sebagai Penolongmu

Orang tua itu dikejar-kejar pasukan Romawi. Dengan pengikutnya yang tidak seberapa, mereka berhasil lolos dari kepungan. Mereka berhasil keluar dari kota, dan malam itu mereka beristirahat melepas lelah. Peter, nama orang tua itu, bersiap untuk beristirahat. Tiba-tiba dia ‘melihat’ Yesus berjalan melintasinya.

Gus Nadir: Allah Tidak Pernah Meninggalkan Kita

Musibah Pandemi yang melanda dunia, dan Indonesia saat ini atas pengetahuanNya. Kita bisa menghadapinya dengan keresahan, Allah pasti tahu. Kita menjalaninya dengan kepedihan dan penolakan, Allah pasti tahu.

Keselamatan Menyertai saat Dilahirkan, saat Diberi Kehidupan Hingga di Akhirat Kelak

Tak lama setelah itu, suara adzan para muazzin di masjid pun ia dengar karena rumah kami di Baranti   terdapat 4 mesjid yang bisa didengarkan suara adzannya. Semoga saja kalimat suci dalam lantunan adzan tersebut senantiasa akrab ditelinganya hingga menembus qalbunya dan tetap istiqamah.