Profesi guru tidak jarang dipandang kurang dihargai, apalagi guru honorer yang sering kali dipandang sebelah mata. Padahal, para guru, khususnya guru honorer adalah ujung tombak pendidikan, terutama di sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar tetap.
Nafsu itu ada pada diri manusia, tapi bukan untuk dilawan, diperangi, atau bahkan dihilangkan. Nafsu itu ada untuk disalurkan, di-manage atau dikelola agar nafsu tidak menjadi liar sehingga menguasai diri manusia itu sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang terjebak oleh standar dirinya atau kelompoknya semata. Sehingga memandang orang lain salah dan menilai bohong ketika mendapati hal baru yang orang lain sampaikan.
Tak dapat dipungkiri, para pejabat lulusan pesantren memiliki keistimewaan tersendiri dalam mengemban amanah bangsa. Namun, mereka sangat jauh panggang dari api manakala disandingkan dengan laku para kyai tempo dulu.
Konser Haddad Alwi dan Sulis di Synchronize Fest yang membawakan lagu-lagu shalawat ini menunjukkan bahwa keinginan untuk mendekatkan diri kepada hal-hal yang bersifat Ilahi masih kuat di kalangan generasi muda.
Jika kita bersikap adil dalam memandang persoalan ini, maka tidak bisa dipungkiri bahwa pada kenyataannya setiap lembaga pendidikan, baik berbasis agama maupun umum, dapat menghadapi tantangan yang serupa.
Menurut pengamatan saya, menjadi santri itu bisa dikarenakan dua alasan. Alasan pertama adalah tholabul ilmi (menuntut ilmu agama). Alasan kedua adalah tholabul ma'lum (cari yang dikenali) bisa-bisa ada teman yang lebih dulu nyantri, atau juga nyantri kepada kyai yang terkenal.
Sekali lagi, para santri adalah pemegang tongkat estafet masyarakat yang harus sangat berperan dalam “berjihad” di era globalisasi saat ini.
Resolusi Jihad ini menjadi inspirasi bagi berkobarnya semangat masyarakat Indonesia, khususnya arek-arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan Indonesia, momen itu meletus pada tanggal 10 November 1945, yang kita kenal sekarang sebagai Hari Pahlawan.
Tidak bisa dipandang sebelah mata, para santri itu membawa nilai-nilai pesantren ke dalam dunia kerja profesional. Etos kerja keras, kejujuran, dan keikhlasan yang dipelajari di pesantren menjadi modal penting.