Sebagai pengguna informasi sekaligus penyebar informasi, tentunya kita harus jeli dalam memilah dan memilih informasi mana yang layak untuk kemudian diberitakan kembali kepada orang lain.
"Corona" dalam bahasa Italia berarti "mahkota". Tulisan ini adalah kolom berbagi pengalaman dari Italia, yang ditulis oleh Novia Cici Anggraini, seorang Warga Negara Indonesia yang tinggal di Larino (Campobasso), Molise, Italia. Ia sudah menjalani 11 hari tinggal di rumah karena Covid-19.
Di luar sana, ada yang bingung kenapa Presiden Joko Widodo (yang biasa kupanggil akrab Lik Joko) kok menggunakan pendekatan intelijen saat hadapi #COVID-19. Bahkan bukan sekadar bingung, tapi juga mencemooh, merundung, dan sebagainya.
Selepas solat subuh tadi pagi seperti biasa saya membuka HP untuk menegecek pesan-pesan yang belum terbaca, terutama pesan penting dari para ekspatriat atau dari Jakarta, maklum perbedaan waktu selisih empat jam. biasanya saya mengutamakan pesan yang japri dulu baru kemudian WAG kedinasan, WAG komunitas, dlsb.
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Dalam waktu yang berdekatan, banyak kiai dan tokoh NU yang berguguran, wafat, "kapundut", dipanggil oleh Allah. Sebagian besar mereka ini masih berumur muda.
Menyimak live streaming dalam peluncuran buku guru saya, Gus Yahya Cholil Staquf , “Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama”, sangat menarik.
Secara harfiah bullying adalah kekerasan, ancaman, atau paksaan yang dilakukan seseorang untuk menindas orang lain dengan cara yang tidak baik.
Mahkamah Agung (MA) mengabulkan judicial review Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2019 tentang Jaminan Kesehatan. Dalam putusannya, MA membatalkan kenaikan iuran BPJS per 1 Januari 2020.
Sejak dilaporkan pertama kali Desember 2019, berita perkembangan penyakit virus corona masih terus trending dan wajib diikuti.