Makanya kita dilarang mencela seseorang dengan sebutan yang tidak baik bahkan melebelnya dengan ungkapan yang tidak wajar, bisa jadi orang tersebut di akhir hayat meraih husnul khatimah dan lebih baik dari sang pencela.
Belakangan ini kembali para pendukung khilafah mengelabui publik dengan mengklaim bahwa “Kembalinya khilafah sebagai wujud kekuasaan umat Islam merupakan janji Allah SWT dalam QS an-Nur ayat 55:
- Pada abad ke-21 ini, dunia memasuki era dengan realitas berskala peradaban yang belum pernah ada preseden selama ribuan tahun sejarah umat manusia. Realitas baru itu ditandai dengan merosotnya relevansi batas-batas fisik dan sosial yang dapat menghalangi interaksi langsung antar individu.
Imam al-Qurthubi dalam pengantar kitab tafsirnya menjelaskan dua corak penafsiran al-Qur’an yang harus dihindari.
Kembali pada posisi perempuan dalam masjid. Di beberapa daerah masih banyak ditemukan perempuan yang tak lumrah melaksanakan salat jumat dan salat hari raya di masjid. Alasannya beragam tetapi semuanya bermuara pada adat dan kebiasaan di daerah setempat yang memposisikan perempuan sebagai satu-satunya penyebab fitnah dan fasiknya lelaki.
Lihat saja di sekliling kita. Banyak sekali trend-trend baru selebrasi kostum hijrah bertebaran,
Bagi orang awam, hukum belajar Ilmu Nahwu adalah fardu kifayah. Tetapi bagi penceramah adalah fardu 'ain.
Ramadhan kali ini tercoreng oleh aksi kerusuhan dan kekerasan massa yang memicu jatuhnya korban jiwa. Spiritualitas Ramadhan sebagai bulan penuh berkah dan ampunan Tuhan yang semestinya memancarkan aura kekhusyukan dan kekhidmatan beribadah ternyata tidak mampu meredam anarki dan amuk massa dari sejumlah pihak yang menolak hasil pemilu.
Mereka pun menggandeng kelompok teror yang punya dasar ideologi yang berbeda dengan mereka.
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, “Ya Allah, berkahilah bagi kami di dalam Syam kami. Ya Allah, berkahilah bagi kami di dalam Yaman kami