Saya selama ini tidak memahami apa potensi yang ada dalam diri saya, sehingga saya tidak memahami arah dan tujuan hidup saya dalam hal pendidikan dan pekerjaan
Mbak, tahun ini setelah lulus SMA saya memilih untuk mengambil gap year atau menunda satu tahun untuk kuliah.
Saat kita menjalankan satu usaha dan kemudian gagal, pasti muncul perasaan sedih, kecewa, dan mungkin juga trauma. Muncul keraguan
Ibu saya menyuruh cepat-cepat menikah mbak, sedangkan saya masih ragu untuk segera menikah dan juga belum memiliki calon suami.
Saya saat ini menjalin hubungan dengan seorang perempuan. Saya sangat mencintai dan menyayanginya. Saya juga takut kehilangan dia. Salahkah jika terlalu mencintai seseorang itu ? Mohon jawabannya ya mba
Sayangnya saat ini saya masih belum cukup mengumpulkan modal untuk menikah. Bagaimana saya harus menyikapi hal ini mba ?
Saya sudah berusaha untuk ikhlas dan menjalani aktivitas saya dengan sebaik-baiknya, akan tetapi ketika saya melihat teman-teman yang sudah menikah dan mempunyai anak atau melihat postingan teman-teman saya di medsos tentang pasangan dan anaknya, semangat saya menghilang. Apa yang harus saya lakukan agar bisa ceria dan bersemangat kembali ?
Bagaimanakah persiapan masuk perguruan tinggi yang dapat saya lakukan ? Terima kasih atas penjelasannya.
Setelah menikah, ada kehidupan baru, ada keluarga baru yang justru bisa menjadi sumber semangat kita. Jangan sampai nih, setelah menikah menjadi tidak produktif karena ternyata kehidupan rumah tangganya berantakan.