Syekh Mas’ud lahir pada tahun 1923, di Purworejo, Jawa Tengah. Beliau merupakan putra dari pasangan Kyai Muhyidin dengan Nyai Sangadah. Ayah beliau adalah pendatang dari Purworejo, Jawa Tengah yang menetap di Kawunganten sebagai petani sekaligus sebagai Kyai yang mengajarkan agama Islam.
KH. Turaichan Adjhuri atau yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Mbah Tur lahir di Kudus pada tanggal 22 Rabiul Akhir 1334 H atau 10 Maret 1915 M. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Adjhuri dengan Nyai Dewi Sukainah.
KH. Ahmad Mustholih Badawi lahir di Desa Kesugihan, Kecamatan Kesugihan pada tanggal 11 September 1937. Beliau putra dari pasangan serasi KH. Badawi Hanafi bin KH. Fadil dan ibu Nyai Aisyah Badriah binti KH. Abdullah Mukri Kebarongan. KH. Mustolih merupakan putra ke-6 dari 14 bersaudara.
KH. Ahmad Badawi ar-Rasyidi, yang lahir pada tahun 1887. Beliau adalah anak dari KH Abdurrasyid, seorang pedagang kaya dan seorang kiai di Kota Kaliwungu, Kendal.
KH. Mc. Amin Sholeh adalah putra pasangan KH. Sholeh bin Amin, dan Nyai Hj Azizah binti KHR Asnawi (anak kedua dari Nyai Hj Hamdanah) dari Kudus yang lahir pada Senin, 20 April 1931 M di Desa Tayu Pati bertepatan 2 Dzulhijjah 1349 H.
KH. Muhammad Siraj atau yang kerap disapa dengan panggilan KH. Siroj Payaman atau KH. Anwari Sirajd lahir pada tahun 1878 M di desa Payaman Magelang. Silsilah nasab dari jalur ibu, nasab KH. Muhammad Siraj sampai pada Joko Tingkir.
KH. Abu Dzarrin adalah putra tunggal Sayyid Hashinuddin bin Sayyid Ya’kub. Ayah beliau masih terhitung sebagai piutnya Sayyid Abu Bakar Ba-Syaiban, Tarim, Hadramaut. Persisnya, Kyai Abu Dzarrin bin Sayyid Hashinuddin bin Sayyid Ya’qub bin Sayyid Abdul Qahhar bin Sayyid Abdul Wahab bin Sayyid Abu Bakar Basyaiban Hadramaut.
Pesantren ini terdapat di desa Bugel yang didirikan oleh KH. Abdurrahman, akan tetapi belum sempat mengembangkannya beliau wafat ketika sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci Makkah.
KH. Raden Ahmad Djawari lebih dikenal dengan julukan Ajengan Garuda atau Mama Garuda lahir pada tahun 1914, di Makkah Al-Mukarromah. Beliau merupakan putra pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan KH. Ahmad DJunaidi dan Hj. Rd Fatimah Zahro. Saudara-saudara beliau diantaranya, Hj. Rd Siti Syarah, KH. Rd Emas Zarkasih dan KH. Rd Jeje Zaenudin.
KH. Abdul Karim adalah ulama berilmu tinggi dan kharismatik, adalah pendiri dan pengasuh pondok pesantren Lirboyo Kediri.