Habib Muhammad Assegaf, pengasuh Pondok Pesantren Darul Maarif Natar, lahir di Bandung Jawa Barat pada tanggal 27 Mei 1943 dan sekitar tahun 1955 beliau dan keluarganya pindah ke Lampung di Desa Banjar Negri Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
KH. Abi Sudjak lahir pada tahun 1885. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Djamaluddin dan Nyai Hj. Siti Shalehah. Ayahnya putra dari KH. Moh Maghfur bin KH. Muhammad Aqib (Kiai Anjuk) bin Syekh Abd Manan (Bhuju' Kosambi). Secara nasab, Kiai Anjuk merupakan keturunan kelima dari Kiai Abdul Allam, Prajjan, Camplong, Sampang yang garis silsilahnya sampai ke Sunan Giri (Generasi ke-4). .
Pesantren WOTGALI sejak tahun 1977 dinamai Pesantren DARUN NAHWI dan sejak tahun 1980 dipindah lokasinya di Desa Singajaya
Pesantren Hidayatuttholibiin didintis pada tahun 2000 oleh KH. Juhadi Muhammad. Saat ini pesantren menerapkan kurikulum agama dan Diknas, karena makin banyaknya para santri minat untuk sekolah dan menuntut ilmu di pesantren
Pada tahun 1942 saat berakhirnya penjajah Belanda dan awalnya pemerintahan Jepang sebagai penjajah baru di Indonesia
Beliau adalah putra dari Kiai Abdussalam yang masih keturunan Syekh Mutamakkin. KH. Mahfudh Salam juga saudara dari Kiai Abdullah Salam Kajen, Pati. Pesantren Matholi’ul Falah adalah bukti peninggalan perjuangan Kiai Mahfudh dalam pendidikan dan dakwah untuk mengajar santri-santrinya.
Makam Habib Abubakar Bin Muhammad Umar Assegaf Gresik
Pondok Pesantren As’adiyah didirikan oleh seorang ulama Bugis yang bernama Anre Gurutta KH. Muhammad As’ad Al-Bugisi yang lahir di tanah suci Makkah pada tahun 1902 dan meninggal dunia pada tahun 1952 di Sengkang Kabupaten Wajo.
Pendirian Pondok Pesantren DARUSSALAM ini bermula dari kondisi moral dan keagamaan masyarakat Sukalila dan sekitarnya yang pada saat itu (1990)
Pondok Pesantren Raudlatul Mubtadi’in Cisambeng merupakan salah satu pondok pesantren di Kabupaten Majalengka