Habib Muhammad Assegaf, pengasuh Pondok Pesantren Darul Maarif Natar, lahir di Bandung Jawa Barat pada tanggal 27 Mei 1943 dan sekitar tahun 1955 beliau dan keluarganya pindah ke Lampung di Desa Banjar Negri Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
KH. Abi Sudjak lahir pada tahun 1885. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Djamaluddin dan Nyai Hj. Siti Shalehah. Ayahnya putra dari KH. Moh Maghfur bin KH. Muhammad Aqib (Kiai Anjuk) bin Syekh Abd Manan (Bhuju' Kosambi). Secara nasab, Kiai Anjuk merupakan keturunan kelima dari Kiai Abdul Allam, Prajjan, Camplong, Sampang yang garis silsilahnya sampai ke Sunan Giri (Generasi ke-4). .
Beliau adalah putra dari Kiai Abdussalam yang masih keturunan Syekh Mutamakkin. KH. Mahfudh Salam juga saudara dari Kiai Abdullah Salam Kajen, Pati. Pesantren Matholi’ul Falah adalah bukti peninggalan perjuangan Kiai Mahfudh dalam pendidikan dan dakwah untuk mengajar santri-santrinya.
Makam Habib Abubakar Bin Muhammad Umar Assegaf Gresik
Komplek makam Habib Husein Luar Batang terletak di Jalan Luar Batang, Gang V No. 1, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara
KH. Ahmad Abrori Akwan lahir di Bindu, Peninjauan, OKU, Sumatera Selatan pada tanggal 31 Desember 1947. Beliau adalah putra kedua dari lima bersaudara dari pasangan Kiyai Ahmad Akwan bin Hasbullah dan Nyai Sayyah binti Muhammad Sholih.
Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad (Mbah Priuk) beliau adalah ulama besar yang menyiarkan agama Islam di wilayah Jakarta.
Habib Syaikh bin Bafaqih beliau adalah ulama besar dari kota Syihr, sebelah utara Mukala ibukota Hadramaut, Yaman. Habib Syaikh bin Bafaqih mendakwahkan islam di wilaya Jawa Timur.
Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas atau yang juga dikenal sebagai Habib Keramat Empang berasal dari desa Al-Kasri Hadrmaut Yaman. beliau adalah seorang ulama yang aktif mengembangkan ajaran agama Islam di daerah Empang, Bogor, Jawa Barat.
KH. Gholib lahir pada tahun 1899, di Mojosantren, Sidoarjo, Jawa Timur. Beliau merupakan putra dari pasangan K Rohani bin K Nursihan dengan Muksiti. Di masa kecilnya, KH. Gholib memperoleh pendidikan agama langsung dari orang tuanya dan dari bangku sekolah Madrasah Ibtidaiyah di desa kelahirannya.