Penyebaran virus COVID-19 masih terus menebar keberbagai belahan dunia termasuk Indonesia dan pada saat ini kita berada pada situasi yang tak biasa, aktifitas di luar rumah sangat kita batasi untuk menghindari ha-hal yang tidak di inginkan seperti halnya mencegah COVID-19 atau yang biasa di sebut dengan virus corona yang sedang mengkhawatirka kita semua saat ini.
"Mas, sepupuku perawat di Jakarta. Ia barusan hubungi saya. Dia diusir pemilik kostnya. Disuruh pindah," seorang teman telepon dari Semarang.
Banyak komentar tidak tepat dan berbahaya dalam menyikapi wabah Covid-19. Ada yang mengatakan, "Takutlah pada Allah, jangan takut pada Virus Corona!" Bagi pemula dalam beragama komentar semacam itu terkesan sesuatu yang benar, padahal mengandung banyak kebatilan yang membahayakan.
Di Italia, baru beberapa waktu yang lalu menindas dan memperlakukan orang China termasuk orang Indonesia yang berwajah China. Mereka diusir dari kereta, toko dan tempat umum lainnya. Mereka bahkan dianggap pembawa penyakit dan wabah.
Salah satu dokter yang handle Covid-19, dr. Handoko Gunawan yang merupakan ahli paru di Graha Kedoya. Dokter Handoko kini sudah mendekati usia 80.
Idenya, dia buat template seukuran kartupos ditaruh di sosial media. Siapapun bisa ambil dan cetak sendiri.
Fitria Yusuf yang merupakan Direktur Pengelola tol CMNP mengaku memilih memeluk agama Islam karena terinspirasi dari sosok sang ayah.
Nama Indonesia kembali harum di kancah internasional. Pasalnya, Indonesia mampu menempatkan tujuh wakilnya sebagai pemenang lomba kaligrafi Internasional As-Safir yang diselenggarakan oleh Masjid Kufah, Bagdad, Irak.
Adalah Marhamdani, pemuda kelahiran Kabupaten Boyolali 22 tahun silam, anak pasangan Sumadi dan Almarhumah Ismiranti yang memiliki kisah insipratif. Pasalnya, menempuh jenjang pendidikan untuk menjadi dokter selalu terbayang dengan mahalnya biaya tersebut.
Tim MA NU TBS Kudus terdiri dari tiga orang yakni Raihan Naufal Prastika, M. Najmul Ilmi Alayya Taftahil Ula dan Ananda Lukman.