INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Tuan Guru Haji (TGH) Muchammad Soleh Hambali atau yang kerap disapa dengan panggilan akrab Tuan Guru Bengkel lahir pada waktu Isya’, hari Jum‘at, pada tanggal 7 Ramadhan 1313 H, bertepatan dengan tanggal 21 Februari 1896 M di Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
Sejak kecil, KH. Dr. Ahsin Sakho Muhammad., M.A telah menunjukkan bakatnya dalam ilmu-ilmu Al-Qur'an. Ketika masih duduk di kelas IV SD dan belum lagi dikhitan, beliau telah hafal tiga juz Al-Qur'an, yakni juz 28, 29, dan 30.
"Rendah hati itu tanda (ciri) paling utama dari ulama. Karena itu menunjukkan makna yang sesungguhnya dari kata "Khasyatullah", (takut kepada Allah)."
Sekalipun sering kali kejujuran masih dianggap asing dan tidak dihargai di mata manusia, namun Allah SWT tetap mencintainya dan Allah SWT suka terhadap hamba-hamba-Nya yang mau membantu dengan baik dan jujur dalam rangka memperoleh dan mengejar rahmat-Nya.
Alkisah, waktu itu, Kiai As'ad dan Kiai Mahrus tidak mau jabat Rais Aam meskipun malaikat turun. Kenapa?
Pesantren yang dirintis pertama kali oleh KH. Tamim Irsyad pada tahun 1885 kini telah berkembang menjadi salah satu pesantren besar di Jawa.
Sejarah adalah saksi bisu perjalanan umat manusia, mencatat peristiwa-peristiwa besar yang membentuk peradaban di sepanjang waktu. Dalam setiap babak sejarah, kita menemukan jejak inovasi, konflik, dan perubahan yang tidak hanya mencerminkan dinamika sosial, politik, dan ekonomi, tetapi juga mengungkapkan esensi kemanusiaan itu sendiri.
KH. Mohammad Sholeh adalah ulama besar dari Bojonegoro dan merupakan pendiri dan pengasuh pesantren Attanwir
Mengenai ghibah atau membicarakan aib orang lain ini, ada satu kisah menarik tentang Imam Junaid Al-Baghdadi dan seorang pengemis. Kisah ini patut kiranya dijadikan pelajaran yang sangat berharga. Di dalamnya termuat kisah tentang selamatnya Imam Junaid dari dosa ghibah.
"Nabi SAW bersabda: 'Bila jenazah sudah diletakkan lalu digotong oleh para lelaki, jika dia jenazah yang baik maka dia berkata: 'Segeralah antarkan aku.' Bila jenazah tidak baik dia berkata kepada keluarganya: 'Celaka, mereka bawa ke mana jenazahku.'" (HR. Bukhari)