INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
KH. Sholihin Hamzah adalah putra ke 3 dari empat bersaudara dari pasangan Kyai Hamzah dan Nyai Kasiyatin. Dua orang kakaknya (Khasiyah dan Hj. Rohanah) adalah seorang perempuan dan seorang adiknya (K. Ahmad) adalah satu-satunya adik laki-laki yang bersama-sama beliau mengelola Yayasan Pendidikan dan Pondok Pesantren Al-Ghozaliyah dan wafat pada tahun 2004
“Sebagian ulama mengatakan, bahwa salah satu kekhususan Surat Yasin ini jika dibaca untuk masalah yang sulit, maka masalah tersebut akan dipermudah oleh Allah SWT.”
Dalam tradisi ruwahan ini dijumpai banyak kegiatan seperti acara membaca Surat Yasin tiga kali di Malam Nishfu Sya'ban, pawai atau arak-arakan keliling kota, bersih-bersih desa, slametan, kendurenan, ziarah kubur, hingga berakhir pada acara padusan atau ritual mandi di akhir bulan Sya'ban.
"Dikatakan, bahwa Malam Nishfu Sya’ban disebut Malam Pembebasan karena di dalamnya terdapat dua pembebasan. Pertama, pembebasan untuk orang-orang celaka dari siksa Allah yang Maha Penyayang. Kedua, pembebasan untuk para kekasih Allah dari kehinaan."
Sejak kecil, Mahmudah belajar kepada orang tuanya di Pondok Pesantren yang kelak dikenal sebagai Pesantren Al-Masjhudiyah. Kemudian beliau belajar selama 6 tahun di Madrasah Ibtidaiyyah Sunniyah Solo, hingga tamat pada tahun 1923.
Dedikasinya sebagai pengajar hukum tata negara membuat dirinya diberikan gelar kehormatan oleh Presiden berupa Satya Lencana pada tahun 2004.
KH. Umar Sholeh termasuk salah satu kyai yang cukup produktif dalam menulis buku. Dalam perjalanan hidupnya sudah 7 buku berisi penjelasan dari berbagai masalah keilmuan. Salah satu buku penjelasan tersebut ada yang memuat catatan-catatan hasil telaahnya terhadap 14 kitab.
Setelah wafat ayahnya, Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur melanjutkan kepengasuhan pondok pesantren ayahnya. Saat ini, Pondok Pesantren Sunan Drajat telah memiliki memiliki kurang lebih 12.000 santri, dan memiliki berbagai pendidikan baik formal maupun nonformal.
Foto di atas menampilkan kereta api yang memiliki peran historis penting dalam upaya pelestarian warisan suci Islam. Kereta api tersebut digunakan untuk mengangkut berbagai benda berharga milik Baginda Rasulullah SAW, termasuk rambut suci, pakaian, pedang, dan mangkok yang pernah digunakan oleh beliau.
Kopi bukan sekadar minuman yang menemani keseharian banyak orang di dunia, tetapi juga memiliki sejarah yang kaya dalam tradisi Islam, khususnya di kalangan ulama dan sufi. Minuman ini tidak hanya dikonsumsi karena rasanya yang nikmat, tetapi juga diyakini memiliki manfaat bagi kesehatan dan ibadah.