"Boleh bagi orang yang sudah melakukan ibadah haji dipanggil "haji" (pak haji/bu haji). Meski setelah beberapa tahun dan sesudah wafatnya. Tidak ada kemakruhan dalam masalah ini." (Imam Nawawi, Al-Majmu', jilid 8, hlm. 281)
Pondok Pesantren yang di dirikan oleh KH. Juwaini Nuh (almarhum) pada tahun 1947
KH. Muhammad Akyas Buntet beliau adalah putera sesepuh Pesantren Buntet, KH. Abdul Jamil, itu lahir pada tahun 1893. Sejak kecil, dirinya dididik dengan ajaran Islam. Ayahnya mengajarkan dasar-dasar agama, termasuk kemampuan membaca Alquran.
Pesantren Kanzus Sholawat Probolinggo berdiri dilatarbelakangi oleh majelis dzikir dan sholawatan sebuah kegiatan yang dilaksanakan Ahad malam senin, dari beberapa jama'ah yang menyarankan untuk mendirikan sebuah pondok pesantren yang menjadi wadah putera-puteri masyarakat umum khususnya jama'ah Majelis Awaly yang ingin memondokkan putera-puteri
Pada suatu malam, Kiyai Ali Manshur tidak bisa tidur. Hatinya merasa gelisah karena memikirkan situasi politik yang semakin tidak menguntungkan NU dan semakin genting. Orang-orang PKI semakin leluasa mendominasi kekuasaan dan berani membantai kiyai-kiyai di pedesaan.
Masuknya Islam ke Indonesia menimbulkan berbagai teori. Meski terdapat beberapa pendapat mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita Cina zaman Dinasti Tang.
Setelah pertarungan dengan Belanda, Syekh Yusuf diasingkan ke Ceylon dan kemudian ke Cape Town pada 1693 bersama 49 orang rekannya. Syekh Yusuf tinggal di Cape hingga wafat pada 1699 dan dimakamkan di Zandvlei (زاندفلي).
Pondok Pesantren Salafiyyah Nurudh Dholam didirikan pada tahun 1966 oleh KH. Anwar Siroj. Pondok Pesantren Salafiyyah Nurudh Dholam berlokasi di sebelah utara pasar Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, tepatnya Jalan Pasar Baru no 375, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
Sumur Zamzam merupakan sumber air yang tidak pernah habis di sepanjang tahun. Sumur ini pertama kali ada ketika masa hidup Nabi Ibrahim AS. Namun demikian, ternyata ditemukan bukti bahwa sumur Zamzam ini juga pernah hilang.
KH. Abu Bakar Shofwan atau yang kerap disapa dengan panggilan Kiyai Abu, lahir pada tahun 1942, di desa Pejomblangan, Kedungwuni, Pekalongan. Beliau merupakan putra dari H. Shofwan Hj. Timu binti Ahmad Jaiz, Kudus yang merupakan keturunan dari Sunan Kudus.