Dalam khazanah Islam, persoalan terkait adab dan perilaku terhadap Rasulullah SAW, baik semasa hidup maupun setelah beliau wafat, merupakan topik yang penuh dengan penghormatan dan kecintaan. Salah satu isu yang kerap dibahas adalah hukum mengusap dan mencium makam Rasulullah SAW.
Imam Syafi’i, salah satu pendiri mahdzab fikih dalam Islam, mengalami fase kelam dalam hidupnya ketika ia ditangkap dan dipenjara di bawah rezim Dinasti Abbasiyah. Peristiwa ini terjadi sebab Imam Syafi’i dituduh sebagai Syiah karena mengkritisi pemerintah Dinasti Abbasiyah yang seharunya lebih menghargai ahlu bait.
Pondok Pesantren Al-Istiqomah Maruyung didirikan oleh almaghfurlah KH. Ali Imron pada 1 Muharram 1419 bertepatan dengan 28 April 1998. Tanggal tersebut dipilih di antaranya merupakan hasil istikharahnya.
KH. Muhammad Nadjmi Qodir, beliau dilahirkan dari orang tua yg bernama Al'Allamah KH. Abdul Qodir Ibrahim bin Al'allamah KH. Ibrahim bin Syekh Abdul Majid Jambi bin KH.M. Yusuf bin KH. Abid bin KH. Jantan bergelar sri penghulu dan beribu kandung hj. Zainab pada tanggal 18 agustus 1940.
Maka dari itu, tasawuf kami adalah tasawuf yang berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah. Makrifat kami adalah makrifat yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan Sunnah. "Lelaku" spitual kami adalah lelaku yang berdasarkan ajaran Rasulullah SAW.
KH. Muhammadun adalah ulama NU kharismatik dan pendiri pesantren pondowan Pati
KH. Mas’ud yang kemudian dikenal dengan KH. Ahmad Djazuli Utsman ini merupakan sosok yang sangat haus akan ilmu, sejak kecil beliau tak pernah Lelah untuk belajar.
Tidak bisa dipungkiri bahwa eksistensi tasawuf di dunia Islam masih menjadi domain utama sebagai salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Keberadaanya tidak pernah hilang seiring dengan derasnya kritikan dan penolakan terhadap konsep-konsep dan ajarannya.
Masa kecil Kyai Nawawi termasuk keluarga yang religius, dan sering membaca buku dan kitab kuning walaupun bermain dengan teman sebaya dan bersama keluarga besarnya.
Imam Ghazali dalam kitabnya, Mukasyafatul Qulub, mengisahkan tentang seorang perempuan yang berada di Baitul Maqdis yang rajin beribadah dan selalu membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 12.000 kali setiap harinya selama bulan Rajab.