Al-Futuwwah itu adalah kedudukan seorang yang seluruh hidupnya diabdikan untuk kepentingan orang lain tampa membeda-bedakan apa agama dan keyakinannya, jenis kelamin, ras maupun etnisnya (tidak diskriminatif). Atau bahasa lainnya adalah "mengabdi tanpa syarat".
Tubuh manusia di mana kepentingan ada merupakan tempat jiwa belajar dan sekaligus merupakan penghalang keselamatan (salvation). Kesehatan jasmani seseorang dan keselamatan dari tindakan destruktif itu saling terkait.
Piagam Madinah merupakan salah satu strategi politik Nabi SAW dalam mengelola keragaman dan pluralitas, merajut kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama untuk keamanan dan kepentingan negara Madinah di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW.
Nyai Hamidah merupakan merupakan salah satu putri dari KH. Ahmad Bisri dan cucu dari KH. Bisri Syansuri yang lahir pada 29 November 1956.
Dalam mendidik anak, setiap ulama memiliki cara dan strategi tersendiri, termasuk cara unik KH. Abdullah Hadziq dalam mendidik putranya, KH. Hayatun Nufus Abdullah Hadziq atau yang akrab dikenal Gus Yatun.
Syekh Abdul Muhyi dilahirkan tahun 1650 di Mataram. Mataram di sini ada yang menyebut di Lombok, tetapi ada juga yang menyebut Kerajaan Mataram Islam. Ayahnya bernama Sembah Lebe Wartakusumah, bangsawan Sunda keturunan Raja Galuh Pajajaran yang saat itu bagian dari Kerajaan Mataram Jawa.
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabut: 45)
Selain gejolak yang terjadi di bawah kepemimpinan Dinasti Bani Umayyah Khalifah Marwan bin Hakam dalam sejarah Islam, terdapat peristiwa besar lainnya di berbagai belahan dunia yang patut diketahui, seperti Peristiwa Pertempuran Marju Rahith, keberadaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, Kaisar Yustinianus II naik tahta, dan pergantian pemerintahan Kaisar Dinasti Tang di China.
Guru Zuhdi adalah pemuka agama Indonesia yang dikenal sebagai ulama di Kalimantan Selatan. Beliau merupakan mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan.
Banyak cerita mencengangkan dari Pangeran Diponegoro terutama kompilasi berhadapan dengan Belanda. Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubawana III. Sebagai sulung, ia sangat menentukan posisinya putra dari selir.