Sebagai seorang ibu, Nyai Solichah mendidik anak-anaknya dengan caranya penuh kasih sayang dan penuh penghargaan atas kebebasan mereka. Ia tidak pernah mengekang atau mengarahkan secara ketat, melainkan memberikan kebebasan penuh pada anak-anaknya untuk memilih jalan hidup mereka sendiri.
Biografi Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat: Ulama Perempuan Pelopor Pendidikan Agama di Sekolah Umum
Akhlak Habib Anis, diantaranya tercermin dari sikap sumeh (murah senyum) dan dermawan yang dimilikinya. Ibu Nur Aini penjual warung angkringan depan Masjid Ar-Riyadh menuturkan, “Habib Anis itu bagi saya, orangnya sangat sabar, santun, ucapannya halus dan tidak pernah menyakiti hati orang lain, apalagi membuatnya marah,”
Tidak booleh menuduh orang lain munafik, meski secara dhohir tampak demikian. Siapalah yang tahu hati seseorang selain Allah SWT. Karena itu, lebih baik berprasangka baik kepada orang lain meskipun salah, daripada berprasangka buruk kepada orang lain meskipun kenyataannya benar.
Berdirinya IPNU yang khusus menghimpun pelajar-pelajar putra pada awal tahun 1954, memang tak lepas dari perjuangan Nyai Hj. Umroh Mahfudzoh dan kawan-kawan untuk membuat organisasi serupa khusus untuk para pelajar putri.
KH. Abdul Karim adalah ulama berilmu tinggi dan kharismatik, adalah pendiri dan pengasuh pondok pesantren Lirboyo Kediri.
KH. Mudhoffar Fathurrahman dikenal dermawan, hingga masyarakat menyematkan ulama yang luar biasa dalam sedekah. Hampir setiap selesai sholat jamaah membagikan uang pada orang yang jamaah shalat Subuh yang fakir miskin.
Jadi kalimat "kanud" berarti mengingkari yang ada seperti tiada. Merasakan rasa, seperti tak punya rasa. Berjibun nikmat, berlimpah pemberian, tapi seperti rekaman yang dihapus dalam kaset kehidupannya. Mengingat segala sedih, susah, dan musibah yang membakar segala nikmat.
Ketika Umar bin Khattab memangku jabatan sebagai Amirul Mukminin, pernah datang kepadanya beberapa orang pendeta Yahudi. Mereka berkata kepada Khalifah, "Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar.
Pesantren Progresif Bumi Shalawat (PPBS) terletak di Desa Lebo Kecamatan Kota, Kabupaten Sidoarjo. Lokasi Pesantren Progresif Bumi Shalawat berada di tengah pemukiman penduduk dan persawahan/perkebunan yang tenang dan asri, sehingga proses pembelajaran berjalan kondusif.