KH. Fachruddin Ghazali adalah putra ke 3 dari KH. Ghazali Bin KH. Zainuddin dengan Nyai Zubaidah, KH. Ghazali Memiliki 4 Anak Putra dan Satu Putri,
Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan ibadah, baik itu ibadah yang berupa ritual keagamaan maupun ibadah sosial, adalah cerminan rasa bahagia dan merupakan tanda cinta kepada Allah SWT, Dzat Sang Pencipta Semesta Alam.
Pada tahun 1993 M, KH. A. Yasin mendirikan pondok pesantren di Dusun Petuk Desa Puhrubuh Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur yang diberi nama "HIDAYATUT THULLAB."
Salah satu mufasir kenamaan Indonesia juga menyoroti problem ini, seperti M. Quraish Shihab. Beliau menyatakan bahwa seseorang harus bersyukur atas kebaikan ibu dan bapaknya, sebab betapa keduanya mengalami masa-masa sulit ketika membesarkan seorang anak. Oleh sebab itu, maka berbuat baik kepada orangtua dinilai pahala.
Ketika masa awal pendirian Nahdlatul Ulama, yakni pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926, KH. Saleh Lateng ditunjuk oleh Hadratus Syaikh Kiai Hasyim Asy'ari dan Kiai Wahab Chasbullah menjadi anggota muassis-mukhtasar (formatur) pendirian Nahdlatul Ulama.
KH. Raden Zainuddin Syafi’i, lahir di Desa Wonokromo Jejan Bantul DIY. Pada tahun 1903 M.
Ulama perempuan diharapkan terlibat aktif dalam penyebaran nalar Islam wasathi, yakni sebuah cara pandang moderat, toleran, menghargai keragaman dan anti kekerasan dalam segala bentuknya.
KH. Muhammad As’ad Umar lahir pada 18 Agustus 1933 di Jombang. Beliau merupakan putra dari KH. Umar Tamim, pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.