Shalawat Burdah secara luar biasa mampu menjadi penghubung tanpa batas antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dan kisah yang dialami oleh Pangeran Diponegoro bersama pasukannya di atas adalah salah satu buktinya.
Jika direnungkan kembali, dalam kehidupan modern ini, Syi’ir Tanpo Waton menawarkan panduan praktis untuk menjalani kehidupan yang seimbang antara duniawi dan ukhrawi.
Tentang siapa yang bisa diajak musyawarah, saya pikir tidak hanya terbatas kepada orang tertentu, rakyat jelata pun berhak memberikan permusyawaratannya kepada penguasa. Ini adalah prinsip dasar, seperti kita lihat praktik Rasulullah yang minta pendapat kalangan sahabat Anshar, meskipun tokoh-tokoh sahabat seperti Abu Bakr, Umar dan lain-lain sudah menyatakan kesepakatan dan dukungannya.
Pada 1619, dunia perdagangan rempah-rempah di Nusantara menjadi medan persaingan sengit antara bangsa-bangsa Eropa. VOC, badan dagang Belanda, berhasil mendirikan pos kekuasaannya di Batavia, yang sebelumnya bernama Jayakarta. Momen ini menjadi tonggak penting dalam sejarah kolonialisme di Indonesia.
Pada rentang tahun 805 hingga 822 Masehi, muncul seorang influencer Muslim yang memiliki dampak besar dalam kehidupan masyarakat Baghdad dan peradaban Islam di Andalusia.
Bagaimana Islam menempatkan perempuan? Ini bisa dilihat dari berbagai perspektif. Ada sebagian kalangan menganggap bahwa secara doktrinal ajaran Islam menempatkan perempuan di bawah laki-laki. Ini merupakan buah penafsiran atas beberapa teks agama yang seolah-olah berbicara demikian.
Sebagai tokoh kemanusiaan, KH. Abdurrahman Wahid atau yang kerap disapa Gus Dur itu tentunya memiliki pandangan tentang hak-hak perempuan dalam Islam. Gus Dur memandang bahwa hak asasi perempuan sudah terdapat dalam Al-Kulliyat Al-Khams (lima hak-hak dasar dalam Islam).
Pandangan Gus Dur yang sangat luas mengenai Islam itu juga yang dapat dipastikan kemudian menginspirasinya untuk tidak mempertaruhkan jabatan dengan pertumparahan darah.
Makam KH. Ilyas Ruhiyat Ulama Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Jawa Barat
KH. Sholeh Darat dilahirkan di desa Kedung Cumpleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sekitar 1820 M.