Nabi kita benar-benar memberi contoh, bahwa mencintai negeri bagian dari risalah kemanusiaan. Oleh sebab itu, ulama-ulama kita mengatakan “hubbul wathan minal iman,” cinta negeri adalah bagian dari iman.
Al-Mansur dikenal sebagai arsitek utama yang membangun fondasi kokoh bagi Dinasti Abbasiyah setelah menggulingkan Dinasti Umayah. Salah satu pencapaian terpenting dari masa pemerintahannya adalah pendirian kota Baghdad pada tahun 762 M. Baghdad tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga berkembang menjadi pusat intelektual dan budaya dunia Islam.
Seseorang diwajibkan tabayyun ketika mendengar pernyataan tidak langsung, dalam arti misalnya Anda mendengar bahwa si B berbicara begini dan begitu tetapi Anda tidak mendengarnya langsung, namun melalui penuturan si A.
“Lek misale aku mati omongno nang Wahab kongkon buka tulisan nak menara tahun 1948 (kalau misalnya aku sudah meninggal, katakan kepada Wahab untuk membuka tulisan di menara tahun 1948),” ujar Kyai Hasbullah.
Dalam perjalanan Abdurrahman Ad-Dakhil memimpin wilayah Andalusia, selama kurang lebih 34 tahun lamanya ia mengalami 25 pemberontakan dari di seluruh wilayah Andalusia, yang lumayan paling merepotkan adalah ketika Abbasiyyun mulai ikut-ikutan menyerangnya.
KH. Kasyful Anwar lahir di Bangil, pada 1944 dari pasangan Tuan Guru Bangil dengan Hj Bintang binti H Abdul Aziz. Saudara-saudara KH. Kasyful Anwar di antaranya KH. Kasyful Anwar, disusul Zarkoni, Abdul Basit, Malihah, dan Khalwani.
Biografi Dra. Hj. Badriyah Fayumi, Lc., M.A., Ulama Perempuan Fenomenal NU
Musyawarah adalah salah satu ajaran penting dalam Islam. Setidaknya ada tiga ayat dalam Al-Qur’an yang secara tegas memerintahkan kita untuk bermusyawarah dalam menghadapi segala masalah, khususnya yang terkait dengan orang lain.
KH. Asmoeni Iskandar lahir pada tanggal 5 Agustus 1933 di Dusun Pucanganom, Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Beliau merupakan putra dari pasangan H. Iskandar Munsyarif dan Hj. Aminatun.
KH. Sirajuddin Abbas Minangkabau lahir pada tanggal 20 Mei 1905, di kampung Bengkawas, Kabupaten Agam, Bukit tinggi, Sumatra Barat. Beliau merupakan putra sulung dari seorang Qadhi, Syaikh Abbas bin Abdi Wahab bin Abdul Hakim Ladang lawas dan Ramalat binti Jai Bengkawas.