Setelah kematian Muawiyah dan diangkatnya putranya yang bernama Yazid sebagai khalifah, silih berganti berita dan surat dari penduduk Irak terkirim kepada Sayyidina Husein.
KH. Abdul Aziz Masyhuri lahir pada 17 Juli 1942 di Jombang. Beliau merupakan putra keenam dari 13 bersaudara, dari pasangan KH. Masyhuri dan Hj. Aminah Syahid.
KH. Cholil Bisri pernah mengatakan bahwa kalau kita mempunyai hajat atau kebutuhan yang besar dan penting sekali, tetapi sulit untuk diwujudkan, maka carilah 41 anak yatim.
KH. Nawawi Abdul Aziz lahir pada 17 Juli 1925 M bertepatan dengan tanggal 25 Dzulhijjah 1343 H, di Desa Tulusrejo Grabag Kutoarjo Purworejo, Jawa Tengah. Beliau merupakan putra dari KH. Abdul Aziz.
Peristiwa tragis di Karbala pada tahun 680 Masehi, yang mengakibatkan terbunuhnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, merupakan salah satu titik balik yang paling signifikan dalam sejarah Islam. Kejadian ini tidak hanya mempengaruhi dinamika politik dan sosial pada masa itu, tetapi juga membentuk lanskap keagamaan yang bertahan hingga saat ini.
KH. Abubakar Bastari, Akrab disapa dengan panggilan “Buya” oleh istri dan anak cucunya serta oleh masyarakat sekitar 30 Ilir Palembang. Ia dilahirkan oleh ibunya di pinggiran Sungai Komering, pedalaman Martapura di Desa Kota Negara, Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan pada Subuh Jum’at. 1 Rajab 1315 H atau 1898 M dengan nama lengkap Abubakar Bastari bin Haji Ismail.
Drs. KH. Aliy As’ad, M.M lahir di kota Kudus, Jawa Tengah pada tanggal 16 Juli 1952 M. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan Aliy As’ad dan Siti Nikmah.
Dalam kitab I’anatut Tholibin karya Syaikh Abu Bakar Syatho terdapat satu kisah menarik tentang hari 'Asyura. Kisah ini dimuat di jilid II, halaman 267-268. Menceritakan tentang seorang Yahudi yang dermawan dan seorang Muslim yang bakhil.
Islam sangat menganjurkan agar memperhatikan anak yatim dan orang yang lemah atau kaum dhu'afa. Banyak sekali Ayat Al-Quran dan Hadis Nabi yang menerangkan tentang anak yatim.
Sudah sepantasnya kita menghormati anak yatim, sebab Baginda Nabi SAW juga merupakan seorang yatim. Kata yatim sendiri disebutkan sebanyak 23 kali dalam Al-Quran, yaitu delapan dalam bentuk tunggal, 14 dalam bentuk jamak, dan 1 dalam bentuk dua (mutsanna).