Babad menyebutkan sepeninggal Panambahan Mandaraka, kerajaan dibelah dua, antara Panambahan Bukabu dan Panambahan Baragung. Tentang Panambahan Bukabu Babad tidak banyak terberitakan dalam Babad, tidak seperti Panambahan Baragung.
AG. KH. Abdul Latif Amin merupakan pengasuh ketiga Pondok Al-Junaidi Biru, yang terletak di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Beliau dikenal sebagai seorang ulama kharismatik yang memiliki wawasan keislaman luas dan komitmen tinggi terhadap pengembangan Pendidikan Islam.
Pada dasarnya, Islam, sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan, tidak mengesampingkan budaya setempat selama tidak bertentangan dengan prinsip akidah.
AG. KH. Abd. Latif Amin lahir di Watampone 1 Desember 1929. Beliau adalah putra dari pasangan bapak H. Muh. Yamin, dan ibunya bernama Hj. Patimasang yang berasal dari Desa Pallengoreng, Kabupaten Bone, dan bertempat tinggal di Jalan Kawerang No. 3 Watampone, Kab. Bone.
Pesantren Terpadu Bismillah berlokasi di Jl. Palka Km. 22 Barugbug Padarincang, Serang, Banten. Pesantren Terpadu Bismillah saat ini diasuh oleh KH. Alvi Ruzabady dan KH. Rifqi Sujahilman.
Di bidang tasawuf, Kyai Ghozaly dikenal sebagai guru alias mursyid tarekat Syadziliyah dan memiliki ribuan jamaah. Adapun sanad tarekat beliau berasal dari KH. Ahmad Abdul Haq Watucongol.
Di masa mudanya, Kyai Ghozaly adalah komandan Hizbullah Kabupaten Wonosobo. Beliau termasuk sosok yang cukup disegani, baik oleh lawan maupun kawan.
KH. Hasan Musthafa adalah seorang ulama dan pujangga islam yang banyak menulis masalah agama dan tasawuf dalam bentuk (puisi yang berirama dalam bahasa sunda), Beliau juga pernah menjadi kepala penghulu di Aceh pada zaman Hindia Belanda.
Den sira para satria Nagari Mataram nagarining Jawi hing dodotira, sumimpin watak, wantune Sayyidina Ngali, sumimpin kawicaksanane Sayyidina Kasan, sumimpin kakendelane Sayyidina Kusen.
Puasa weton atau puasa di hari kelahiran, sejauh ini belum banyak ditemukan dalam kitab-kitab fiqih yang menyatakan sunnah. Kalaupun melakukan puasa weton ini tidak boleh diniatkan "nawaitu shauma weton", sebab dalam syariat kita belum ditemukan ijtihad semacam itu.