Tragedi pada 7 Ramadan ini tidak akan pernah terlupakan di kalangan umat Islam. Mari belajar dari ini...
Ini adalah ajakan Gus Zakki Hadzik, dzuriyah Ponpes Tebuireng, supaya kita menghormati bulan Ramadan.
- Dari kitab ini kita akan mengetahui bahwa semua kata dalam puisi-puisinya itu adalah kiasan-kiasan, metafora-metafora, simbol-simbol dan rumus-rumus yang mengandung makna-makna mistis dan sarat dengan embusan-embusan spiritualitas ketuhanan yang menukik dan melampaui
Menasihati manusia menurut kadar akalnya sehingga mereka mampu melakukan nasihat tersebut. Sedangkan yang ketiga beliau tidak menyebutkan
Seseorang yang rutin mewiridkan “Yaa Aziz” setiap hari juga dapat mengatasi berbagai kesulitan yang datang mendera. Dia Allah Yang Maha Perkasa selalu memperhatikan keadaan hamba-hamba-Nya
Puisi-puisi di atas seringkali dipahami pembaca awam dan tekstualis sebagai bentuk kerinduan Ibn Arabi kepada seorang perempuan; sebuah kerinduan birahi, seksual dan erotis (gharamîy) terhadap tubuh perempuan nan cantik-jelita, yang pernah ditemuinya selama di Makkah:
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rasa haus terkadang tidak tertahankan. Selain kegiatan yang menguras cairan tubuh dan kondisi cuaca yang panas dengan kelembaban yang tinggi, faktor makanan yang Anda konsumsi saat makan sahur juga turut mempengaruhi rasa haus saat berpuasa.
Selain itu, kita juga harus mengawasi diri (mawas diri) dalam setiap perkara, sebab tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari Allah SWT
Tiba-tiba tangan yang lembut bagai sutera menyentuh pundakku. Aku menoleh. O, aduhai, seorang gadis jelita dari Romawi. Aku belum pernah melihat perempuan secantik ini. Dia begitu anggun. Suaranya terdengar begitu sedap. Tutur-katanya begitu lembut tetapi betapa padat,
Hingga pada suatu hari datanglah seorang pria mengenalkan dirinya bernama [Gus Miek]. Lantas pria itu berbicara kesana kemari tentang banyak hal, mulai dari masalah politik, ekonomi hingga menyentuh masalah agama, begitu lembut dan inteleknya pria itu berbicara,