Gus Mus, K.H. Ahmad Mustofa Bisri selalu tampil memukau, di manapun dan dalam momentum apapun. Dalam taushiyah nya pada Haul Gus Dur, di Ciganjur, 22.12.17, kemarin juga membuat hadirin seperti terhipnotis. Tak ada kata yang disampaikannya kecuali memukau sekaligus mencerahkan.
Media sosial saat ini tak ubahnya seperti senjata tajam nan dahsyat. Ia dapat digunakan untuk tujuan dan sarana kebaikan, seperti informasi kegiatan, mengabarkan segala kejadian, menyambung silaturahim dan berbagi ilmu pengetahuan. Namun, dapat pula diarahkan untuk menistakan, mengkerdilkan, mengabaikan, menusuk dan atau bahkan membinasakan figur orang.
- Orang-orang yang dekat Gus Dur, bercerita, jika tak ada teman yang diajak bicara dan beliau sendirian, maka dalam waktu yang sunyi sepi itu ia membaca surah al-Fatihah, entah berapa kali, lalu membaca “shalawat” atas Nabi,
Ulama ini tidak bersedih saat dirinya sakit, tetapi malah sebaliknya: bahagia. Siapakah dia?
Menurut Ibnu Sina, ikhtiar diartikan sebagai kekuatan untuk memilih (power of choice). Kekuatan memilih ini berdasarkan atas daya adn pengetahuan yang diberikan Allah SWT melalui upaya dan intelek manusia, sehingga ia dapat memilih sesuatu yang akan dikerjakan atau tidak dikerjakan
Allah SWT sangat Rahman dan Rahim kepada kita, manakala sakit menimpa kita, alangkah baiknya berhusnul dhan kepada Yang Maha Kuasa. Sakit itu sebuah nikmat dan bentuk pengampun dosa. Sakit itu harus kita kelola menjadi "rahmat" dan tidak berkeluh kesah.
Pola hidup yang dipraktikkan Rasulullah SAW adalah pola hidup sehat yang menyeluruh dan sangat didambakan oleh manusia modern. Dengan demikian, sesungguhnya pola hidup Nabi SAW adalah pola hidup yang sangat cocok dijadikan panduan dan teladan oleh manusia modern, atau siapa saja yang menginginkan hidup sehat secara holistik.
Sakit adalah jalan kenabian Ayub yang menyejarah. Kesabarannya yang lebih dari batas (disebut dalam sebuah hadis selama 18 tahun menderita penyakit aneh) diabadikan jadi teladan semesta. Dan, atas kenyataan sejarah tersebut, hari ini cobalah bercermin kepadanya.
"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna." (QS al-Mu'minun [23]: 1-3)
Ada juga seseorang yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain. Lalu, dihadapkanlah orang tersebut kepada Allah SWT. Diajukanlah amal orang tersebut kepada-Nya dan Dia-pun Maha Mengetahui. Kemudian, Allah SWT bertanya, "Apa yang kamu kerjakan waktu di dunia?" Orang itu menjawab, "Saya belajar Alquran dan telah pula mengajarkannya."