Tentulah perbandingan ini sebenarnya telah menunjukkan sifat Rahman dan Rahimnya Allah Ta’ala kepada kita sebagai makhluk-Nya. Tetapi manusianya sendirilah yang tak mau berfikir dan bersyukur dalam perjalanan hidupnya.
Allah itu Maha Adil, sebagai pertimbangannya ada yang dinamakan rahmat, barakah, ada yang dinamakan hidayah, semua ini diturunkan pada waktu-waktu tertentu pula. Seperti pada bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Dzulhijjah dan Muharram.
Rabu sebagai hari nahas, sekulumit kita mengkaji hari Rabu terakhir Safar ini dalam pandangan agama. Dalam al-quran disebutkan dalam surat al-Qamar ayat 19 : “Sesungguhnya kami telah menghembuskan kepada mereka angin sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus”. (Q.S. Al-Qamar : 19).
Eksistensi ibadah ini pula jangan sampai dijadikan media perselisihan sehingga timbul pertentangan di kalangan internal masyarakat muslim, justru amalan ini kita dijadikan sebagai momentum meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT serta sebuah sarana agar dapat berlindung kepada-Nya dari segala macam bencana dan mara bahaya yang akan menimpanya.
Nabi memerintahkannya untuk mengepung tempat itu. Merekapun keluar dengan berbekal sepuluh onta. Mereka manawan seorang lelaki dan menginterogasinya. Tetapi bahasa orang itu tidak dapat dimengerti dan dia berteriak-teriak. Karena membahayakan merekapun memenggal lehernya.
Pada bulan ini, masuk Islamnya Bani Udzrah. Bani Udzrah adalah salah satu bani yang mempunyai garis keturunan sampai kepada Qushai salah satu kakek Rasulullah saw. Pada waktu itu datang kepada Rasulullah utusan dari Udzroh pada bulan Shafar, tahun kesembilan sebanyak dua belas orang.
Pada tanggal 27 Safar 859 atau 15 Februari 1455 Salahuddin menghembuskan nafas terakhir di Damaskus. Para pengurus jenazah terkejut-kejut karena Salahuddin tidak memiliki harta.
Tentunya para arwah bergetanyangan karena penasaran sehingga berterbangan laksana burung dan juga menganggap arwah mayit berpindah pada tubuh binatang serta akan mengalami reinkarnasi (dihidupkan kembali).
Salah satu prinsip dasar yang wajib diyakini bahwa berbagai bencana, musibah dan marabahaya yang terjadi di dunia ini semuanya berdasarkan qada dan qadar sang Khalik yakni Allah SWT.
“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Shafar.” [HR. Al-Bukhari 5437, Muslim 2220, Abu Dawud 3911, Ahmad (II/327)].