Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Begitulah memang keutamaan mengamalkan ilmu, sehingga ilmu yang dengan susah payah didapat tidak akan memiliki value apapun jika hanya sebatas informasi dan pengetahuan tanpa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sejarah Islam mencatat, awal mula perpecahan dalam pasukan Khalifah Ali bin Abi Thalib usai perang Shiffin adalah lantaran ada sebagian pengikut Ali yang tidak sepakat dengan sikap Ali yang menerima usulan tahkim atau arbitrase. Hal itu membuat kelompok tersebut memutuskan untuk meninggalkan barisan pasukan Ali, yang kemudian mereka dikenal dengan sebutan Kaum Khawarij.
Menurut Imam Ibnu Athoillah As-Askandari r.a, menjadi guru bukan sekadar guru yang hanya sekadar menyampaikan ilmu kepada muridnya. Lebih dari itu, ada hakikat tertentu seseorang bisa dikatakan guru.
Dalam pandangan lain, sebagian ulama memberi gambaran tentang raja' tersebut seperti kita membeli tiket pesawat dengan tujuan tertentu. Kita tidak bisa melihat siapa pilotnya, tapi kita yakin dan optimis bahwa pilot pesawat akan mengantarkan kita ke tujuan.
Alkisah, di Tunisia ada seorang nelayan sholeh. Ia tinggal di gubuk yang dibangun dari tanah liat. Hari-harinya digunakan untuk mencari ikan. Namun, ikan yang diperolehnya dikirim ke fakir miskin. Ia hanya menyisakan satu ekor ikan yang menjadi santapannya setiap hari.
Ketika seseorang meninggal dunia, kita seringkali terpaku pada kenangan indah yang pernah dilalui bersama. Namun, di balik kesedihan yang menyelimuti setiap kepergian, tentu terdapat kekuatan yang luar biasa dalam tindakan sederhana yang dapat dilakukan, yaitu dengan berdoa untuk mereka yang telah pergi.
Tidak ada alasan waktu kita terbuang sia-sia. Banyak kebaikan yang bisa dilakukan. Meski nilainya tampak kecil, tetapi terkadang kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas akan berdampak besar dan bisa menjadi wasilah kita mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Menurut Gus Baha', dalam hal sedekah, seseorang tidak butuh niat (nawaitu). Tapi kalau orang melaksanakan ibadah shalat itu masih butuh niat dan harus Islam. Berbeda dengan sedekah yang tidak membutuhkan niat.
Namun demikian, kebahagiaan itu dapat diraih dengan dasar ilmu. Menurut Gus Baha', ada beberapa hal yang dapat memicu datangnya kebahagiaan hidup seseorang. Kebahagiaan di sini dalam arti yang sebenarnya dengan pedoman ilmu agama.
Hidup menurut Nabi Muhammad SAW adalah bagaikan sebuah perjalanan dan setiap orang bagaikan pengembara di belantara raya kehidupan bumi. Mereka di sini hanyalah bernaung sesaat saja.