Sebagai layaknya tamu, Fatimah kemudian memperhatikan seisi rumah yang kemudian berhenti pada sudut rungan. Di sana terdapat tiga buah benda yang terawat dengan rapi.
"Muhammad" begitulah namanya. Nama yang terdengar dan tampak sangat indah, seindah kepribadiannya. Ketika namanya disebut, langit dan bumi bergetar, mata-mata sembab mencucurkan air mata kerinduan, tenggorokan menjadi kering, amarah tak lagi memuncak, kesedihan pun hilang.
Ketika para PKI hendak dihukum mati, Kyai Zubair Dahlan melarang keputusan tersebut. Beliau mengusulkan agar para PKI yang tertangkap dipenjara saja di tempat yang kini digunakan sebagai gedung MPG.
Jika seorang nonmuslim saja bisa melakukan hal yang demikian mulia, bukankah justru sebagai seorang yang Muslim dan Mukmin dapat melakukan hal itu sebagaimana teladan Baginda Nabi Muhammad SAW?
Sebaik-baik makhluk adalah Rasulullah SAW dan sebaik-baik akhlak seseorang tidak lain adalah akhlak Rasulullah SAW jua. Kepada beliau semua umat Islam patut mencontoh keteladannya.
Gus Lik, yang kerap menyampaikan pesan-pesan agama dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami, telah banyak menginspirasi umat untuk selalu bersyukur, berdoa, dan senantiasa memperbanyak istighfar.
Di tahun 1963 salah satu pengikut Gus Miek dari Tulungagung yang bernama Amar Mujib (adik ipar KH. Ahmad Siddiq) pergi ke Surabaya. Saat itu ia membawa uang beberapa juta untuk satu keperluan. Di tengah jalan, secara tidak sengaja ia bertemu dengan Gus Miek.
Hadrah Basaudan merupakan salah satu tradisi Islam yang berkembang di Nusantara, seperti halnya pembacaan kitab Maulid dan Qasidah Burdah. Hadrah ini berisi sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW, doa, dan tawassul kepada para sholihin.
Sayyidah Fatimah Az-Zahra r.ha, mempunyai dzikir yang merupakan hadiah dari ayahnya, Nabi Muhammad SAW. Sebagian kalangan menamai dzikir tersebut dengan sebutan "Dzikir Fatimah". Dzikir ini dibaca setiap menjelang tidur.
Shalawat Burdah secara luar biasa mampu menjadi penghubung tanpa batas antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dan kisah yang dialami oleh Pangeran Diponegoro bersama pasukannya di atas adalah salah satu buktinya.