Jika ingin memiliki seorang anak yang sholeh, alim, dan ajli ibadah hendaknya kedua orangtua “nirakati” anaknya, cara nirakati pun telah banyak diajarkan oleh para ulama
Sebagai makhluk hidup yang menjalin relasi komunal dengan sesamanya, manusia tak mampu menghindar dari sisi buruk sesamanya. Hal tersebut memang sudah menjadi mekanisme kehidupan yang terus berlangsung
Kealiman dan keluasan ilmu Syekh Fathi Abdurrahman Hijazi tidak lepas dari guru-guru yang mendidik beliau. Diantara sosok yang membimbing beliau ialah Syekh Abdul Mun'im al-Khafaji, Syekh Abdul Halim Mahmud, Syekh Muhyiddin Abdul Hamid, serta nama-nama besar lainnya
Kemasyhuran sosok KH. Maimoen Zubair tidak hanya di dalam negeri, kealiman beliau juga diakui dan dihormati oleh ulama dunia, tak terkecuali Guru Besar Universitas Al Azhar Kairo Mesir, Al Alim Allamah Syekh Prof. Dr. Fathi Abdurrahman Hijazi Al Azhari An Naqsyabandy, seorang sufi besar, ahli al-Quran, dan pakar bahasa yang rutin mengajarkan kitab-kitab lughah di Masjid Al Azhar, Mesir
Sejak kecil KH. Abdul Hamid telah diberi keistimewaan oleh Allah SWT, yaitu ditunjukkannya tanda-tanda bahwa beliau akan menjadi wali dan ulama besar di kemudian hari. Misalnya, ketika KH. Abdul Hamid berusia enam tahun, beliau sudah bertemu dengan Rasulullah SAW
Pesantren Tegalrejo, Magelang menjadi bagian sejarah pencarian keilmuan yang dijalani oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Saat itu, tepatnya pada 1957 Gus Dur memutuskan untuk nyantri dibawah asuhan KH. Chudlori
Shalat 5 waktu yang dilaksanakan tepat waktu memiliki keutamaan dan faidah yang sangat luar biasa. Selain karena shalat adalah perintah ibadah yang langsung dari Allah SWT.
Wirid Laqad Ja’akum memang memiliki banyak keutamaan jika diamalkan, salah satu diantara keutaman itu ialah diberi kemudahan hidup dunia dan akhirat. Wirid ini jugalah yang selalu diamalkan oleh Syaikhina KH Abdullah Faqih, Langitan
Kemudain Rasulullah SAW bersabda kepada sahabat, “Shalatilah jenazahnya! Aku tidak akan menyalati jenazah seseorang yang mempunyai tanggungan hutang 400 dirham dan belum dilunasi.”
Salah satu kebiasaan Kiai Idris yang diceritakan oleh Kiai Said adalah Kiai Idris gemar menghabiskan waktunya di masjidil Haram, memakai dua arloji ditangannya (satu untuk jam istiwa’ dan yang satu untuk waktu biasa), dan gemar hanya mengenakan kaos dalam