Mungkin iya terlihat adem dan bagus di mata manusia, tapi di mata Tuhan itu jelas sebuah kemaksiatan. Lebih baik bernilai ibadah di mata Tuhan daripada terlihat beradab di mata manusia. Kondisi kedua, barulah akhlak jauh lebih utama ketimbang ilmu yang tidak fardhu 'ain untuk di pelajari.
Suatu hari Syaikh Buthi pernah diundang untuk mengisi sebuah seminar, namun kala itu terjadi miss komunikasi antara beliau dan panitia, beliau menyiapkan kajian tentang fiqh tapi tema seminar yang disiapkan panitia justru tentang akidah. Seorang alim sekaliber Syaikh Buthi tentu akan dengan mudah menyampaikan materi ilmu tauhid sampai akar-akarnya.
Nama Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan sudah masyhur di berbagai belahan dunia Islam. Di Indonesia sendiri, beliau menjabat sebagai Rais Aam Jamiyyah Ahlit Thariqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN). Keistimewaan lain Habib Lutfi di tingkat internasional, yakni beliau didaulat memimpin para sufi seluruh dunia.
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim, lalu juka telah merasa cukup ilmu yang didapat seorang muslim wajib mengamalkannya, agar ilmu yang dimiliki mendapat keberkahan dari Allah SWT.
Diriwayatkan dari Imam Ja’far Shadiq, "Ada seorang ahli ibadah dari Bani Israel yang hidup dan beribadah di gua. Dia selalu mengerjakan shalat. Iblis tidak mampu menggodanya. Akhirnya, iblis berteriak putus asa dan meminta bantuan setan-setan lainnya
Bala itu kata para ahli tasawuf, menjadikan kita ini paling tidak, meninggalkan takabur. Yang dulu mungkin kita lupa, seakan-akan setelah bisa makan, bisa punya uang. Seakan-akan tidak bisa diganggu, ternyata kita bisa lumpuh. Bisa kalah yang namanya pandemi. Semoga dari pelajaran ini, paling tidak kita kembali ke fitrah, bahwa kita ini mahluk yang dhoif, yang lemah
Altruisme, adalah istilah yang disematkan pada orang yang lebih mementingkan orang lain ketimbang dirinya. Dengan kata lain, disaat dirinya sedang mengalami kesusahan ia rela mendahului kepentingan orang lain ketimbang kepentingan dirinya sendiri.
Disaat yang genting seperti ini, solidaritas sosial sangat dibutuhkan. Kekuatan saling membantu, saling peduli, sikap dermawan, dan saling menjaga menjadi satu kekuatan tempur untuk melawan covid-19. Dengan begitu kita juga ikut sedikit membantu menyembuhkan luka Bangsa ini.
Suatu ketika Syekh Mutawalli Sya'rawi pernah berdialog dengan seorang pemuda yang berideologi radikalisme. Lalu beliau membuka dialognya dengan mengajukan pertanyaan kepada pemuda tadi, "Aksi terorisme maupun pengeboman di tempat-tempat maksiat yang berada di kawasan orang Islam. Apakah boleh?" lantas pemuda tadi menjawab, "Tentu saja halal dan boleh dilakukan."
Cerita ini saya dengar langsung dari Ndan Kyai M Faizin Gz Plelen Gringsing yang meminpin misi perdamaian ke Tolikara Papua. Berawal dari tawaran Satkornas Banser kepada beberapa satkorcab yang siap diberangkatkan ke Tolikara untuk misi perdamaian terhadap konflik Sara yang berujung pembakaran masjid