"Suatu hari, Rasulullah SAW menjenguk seseorang yang sedang sakit demam. Beliau menghibur dan membesarkan hati orang tersebut.
Alkisah, Mbah Kiai Ihsan, ayah dari Si Mbah KH Chudlori pendiri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang, memiliki cita-cita yang mulia, agar kelak dikaruniai keturunan yang ‘alim.
Alkisah, ada seorang muadzin bersuara jelek di negeri mayoritas Kristen. Walaupun ia bersuara jelek, ia tetap pede mengumandangkan adzan dan tak menghiraukan himbauan dari teman-temannya sesama umat Islam.
Dengan penuh hati-hati, Abu Bakar memasuki ruang gelap Gua Tsur. Ia meraba-raba dinding dan lantai gua, ia mencari lubang atau celah dalam gua itu untuk memastikan, tidak ada hewan berbisa yang mengganggu Nabi.
Musibah besar itu belum tentu berwujud sesuatu yang besar atau berat, karena ia bisa saja berwujud sesuatu yang kecil atau ringan. Maka, jangan meremehkan musibah apapun bentuknya. Sebab, terdapat banyak sekali hikmah yang terkandung di dalamnya.
Mintalah kepada Allah, walaupun garam. Maksudnya sekecil apapun minta dan berharaplah di depan pintu Allah SWT, yang mana bila seseorang berharap kepada Allah tak akan kembali dengan tangan kosong.
Banyak orang yang berusaha memahami apa itu cinta, sebab karena terlalu tinggi makna cinta sehingga sampai saat ini belum pernah ditemukan definisi yang tepat untuk cinta.
Sebelum wafat, Habib Thohir bin Abdullah Al-Kaff memberikan pesan-pesan berharga untuk jamaah dan umat Islam di Indonesia.
Inilah sebuah kisah, kisah yang lama terpendam, kisah tentang kesetiaan dan pengorbanan seorang istri pejuang.
Pandangan Syaikh Muhammad Abdul Baits Kattani tentang Ilmu, Maklumat, dan Malakah.