Tujuan Pendidikan Pesantren adalah tafaqquh fi al-Din (mendalami ilmu agama).
Ketika keluar dari rumah Mbah Maimoen, Habib Mundzir berjalan mundur dengan pelan, tak mau membelakangi Mbah Maimeon,
Pesantren merupakan lembaga pendidikan awal di negeri ini, sebelum ada lembaga-lembaga pendidikan modern sebagaimana dikenal sekarang ini.
Lantas kalau beliau sudah berhasil menyempurnakan akhlak yang mulia, maka hasilnya akan seperti apa? Kali ini Tuhan yang mewakili untuk memberi jawaban lewat ayat suci. Hasil dari gemblengan akhlak yang mulia itu akan melahirkan Islam yang berupa rahmat bagi semesta alam.
Pada suatu ketika, Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa hendak dakwah ke Papua. Sampai di bandara Soeta, ternyata ada Gus Dur juga di bandara. Pada saat itu, Gus Dur ditemani oleh Kang Maman Imanul Haq. Melihat Gus Dur duduk nyantai, Habib Mundzir menghampiri dan menciumi tangan Gus Dur seraya bersimpuh di hadapan Gus Dur.
Pernah pada suatu malam Idul Fitri, Syaikhona Maimoen Zubair sama sekali tidak mempunyai beras untuk digunakan sebagai zakat fitrah dan bahkan tidak mempunyai uang sedikit pun untuk membeli sekedar untuk jajan Idul Fitri, sedangkan waktu itu putra-putri beliau masih kecil-kecil.
Dalam kitab Nihayatuz Zain karya Imam Nawawi Al-Bantani hal 12: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak dilahirkan melalui kemaluan, akan tetapi beliau dilahirkan melalui tempat yang dibuka yang berada di atas farji dan di bawah pusar dan menjadi rapat kembali dalam sejejab.”
Syekh Isham Talimah dalam buku tentang biografi Syekh Al-Qaradhawi megantakan: “Jangan pernah tanya kepada Al-Qaradhawi negara mana yang telah Anda kunjungi? Tapi tanyalah negara mana yang belum pernah Anda kunjungi?"
Setelah bambu tersebut sudah terkumpul dan diruncingkan, KH. Sirajd kemudian membacakan doa ke bambu tersebut. Setelah dibacakan doa, para santri kemudian pergi berjihad melawan penjajah pada 1 Maret. Dan akhirnya, walaupun para santri hanya berbekal bambu runcing mereka memenangkan pertempuran dengan mengalahkan para tentara Belanda yang bersenjata lengkap.
Dajjal ini termasuk yang mendapat Istidraj[1] (dilulu). Karena itu, setiap tindakan dan ucapan Dajjal, Allah mengabulkannya. Seperti dia mengatakan: “Hai langit, turunkan hujan”. Seketika itu hujan turun. la mengatakan kepada bumi : “Wahai bumi keluarkan seluruh simpananmu”.