Hikmah

 

Karakter Pesantren Dalam Pandangan KH. Husein Muhammad (3)

Pesantren dapat menerima perkembangan ilmu pengetahuan dari manapun datangnya, tetapi juga tetap menghargai pemahaman keagamaan konservatif sepanjang memberikan manfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan mereka.

Wajahnya Memancarkan Cahaya, Bukti Karomah KH. Syaerozie Cirebon

Pada suatu malam, KH. Abdul Hannan berkeliling melihat-lihat kamar para santri yang sedang istirahat (tidur), beliau melihat di dalam salah satu kamar ada cahaya yang terpancar dari wajah salah seorang santri. Santri tersebut adalah KH. Syaerozie.

Tujuan Pendidikan di Pesantren Dalam Pandangan KH. Husein Muhammad (2)

Tujuan Pendidikan Pesantren adalah tafaqquh fi al-Din (mendalami ilmu agama).

Kisah Ketakziman Habib Mundzir al Musawa Kepada KH. Maimoen Zubair

Ketika keluar dari rumah Mbah Maimoen, Habib Mundzir berjalan mundur dengan pelan, tak mau membelakangi Mbah Maimeon,

Pesantren dan Santri Dalam Pandangan KH. Husein Muhammad (1)

Pesantren merupakan lembaga pendidikan awal di negeri ini, sebelum ada lembaga-lembaga pendidikan modern sebagaimana dikenal sekarang ini.

Rasulullah Saw Ajarkan Islam yang Penuh Kasih Sayang

Lantas kalau beliau sudah berhasil menyempurnakan akhlak yang mulia, maka hasilnya akan seperti apa? Kali ini Tuhan yang mewakili untuk memberi jawaban lewat ayat suci. Hasil dari gemblengan akhlak yang mulia itu akan melahirkan Islam yang berupa rahmat bagi semesta alam.

Ketika Gus Dur Mengakui Kewalian Habib Mundzir al Musawa

Pada suatu ketika, Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa hendak dakwah ke Papua. Sampai di bandara Soeta, ternyata ada Gus Dur juga di bandara. Pada saat itu, Gus Dur ditemani oleh Kang Maman Imanul Haq. Melihat Gus Dur duduk nyantai, Habib Mundzir menghampiri dan menciumi tangan Gus Dur seraya bersimpuh di hadapan Gus Dur.

Kisah Kesederhanaan Syaikhona KH. Maimoen Zubair yang Pernah Tidak Punya Beras

Pernah pada suatu malam Idul Fitri, Syaikhona Maimoen Zubair sama sekali tidak mempunyai beras untuk digunakan sebagai zakat fitrah dan bahkan tidak mempunyai uang sedikit pun untuk membeli sekedar untuk jajan Idul Fitri, sedangkan waktu itu putra-putri beliau masih kecil-kecil.

Nabi Muhammad SAW Lahir Tidak Lewat Kemaluan

Dalam kitab Nihayatuz Zain karya Imam Nawawi Al-Bantani hal 12: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak dilahirkan melalui kemaluan, akan tetapi beliau dilahirkan melalui tempat yang dibuka yang berada di atas farji dan di bawah pusar dan menjadi rapat kembali dalam sejejab.”

Keberkahan Waktu Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi

Syekh Isham Talimah dalam buku tentang biografi Syekh Al-Qaradhawi megantakan: “Jangan pernah tanya kepada Al-Qaradhawi negara mana yang telah Anda kunjungi? Tapi tanyalah negara mana yang belum pernah Anda kunjungi?"