Hingga kini, makam KH. Achmad Basyari terus menjadi tujuan ziarah yang ramai dikunjungi masyarakat, baik dari sekitar Cianjur maupun dari berbagai daerah di Indonesia. Sebagai seorang sufi yang dihormati oleh tokoh-tokoh besar, termasuk Presiden Soekarno, keberadaan makamnya di Desa Cikiruh, Sukanegara, Cianjur, memiliki daya tarik spiritual yang kuat.
Pengakuan ulama kepada Ir. Soekarno sebagai seorang pemimpin yang sah suatu negara dengan gelar Waliyyul Amri Ad-Dharuri bis Syaukah, telah memberikan dampak yang sangat signifikan.
Kyai Asnawi juga menggubah sebuah doa populer untuk mendoakan Indonesia. Doa ini masih biasa dilantunkan di Masjid Menara Kudus pada pembukaan pengajian rutin bulanan. Doa berupa syair yang dipadu dengan shalawat ini juga sering dilantunkan oleh para pelantun shalawat.
Pada 1325 H atau 1907 M, Percetakan Al-Karimi Mumbai India menerbitkan kitab terjemah Jawa Minhaj al-Atqiya karya Haji Muhammad Sholih bin Umar Samarani atau yang akrab dikenal dengan Kyai Sholeh Darat (1820-1804). Pada halaman 216-219 dijumpai penjelasan Kyai Sholeh Darat tentang “tombo ati” atau obatnya hati.
Gus Sholah, teguh memegang nilai-nilai waisan Nyai Hj. Solichah berupa kejujuran, keberanian, kesederhanaan, egaliter, dan kecintaan pada ilmu dan agama. Tak heran setelah menyelesaikan studinya, Salahuddin Wahid mampu meniti karier di berbagai bidang dan mendapat banyak kepercayaan.
Wajah sektarian dari kegiatan kaum muda Muslimin itu adalah apa yang tampak di permukaan. Sebabnya sudah dikembalikan kepada sempitnya wawasan kegiatan itu sendiri, yang tidak diletakkan dalam konteks yang integratif bagi wawasan kebangsaan dalam kehidupan bangsa dan negara.
Manusia sebagai khalifah selayaknya menjalankan fungsi kekhalifahannya senantiasa mengidentifikasikan diri dengan The Feminine God. Sekiranya demikian, maka sudah barang tentu tidak akan pernah terjadi destruksi lingkungan alam dan lingkungan manusia.
Nyai Hj. Solichah mengingatkan, "Sejak dulu, Ibu selalu menekankan bahwa anak-anak Ibu harus siap dan mampu menjadi pemimpin di bidang masing-masing. Tidak ada alasan bagi kamu untuk menolak jadi direktur rumah sakit."
Sejarah ini tidak boleh dikaburkan. Harus selalu disampaikan kepada para generasi penerus bangsa. Sebab bangsa yang besara adalah bangsa yang tidak pernah melupakan jasa para pahlawannya.
Sikap Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari yang mengedepankan persatuan dapat dijadikan contoh bagi umat Islam saat ini, terutama ketika menghadapi isu-isu yang sering kali menjadi bahan perdebatan, perselisihan, dan pertikaian.