Subhanallah, Ajib dan Amazing. Karya para ulama ahli Tafsir sejak masa Sahabat hingga saat ini berhasil dihimpun oleh ulama muda dan ulama masa depan yang dimiliki NU, Dr. KH M Afifudin Dimyathi (Katib Syuriah PBNU), Cucu Kiai Ramli Peterongan Jombang.
Dalam pidato amanah pada Konbes NU 2020 tersebut, KH Ma’ruf Amin memaparkan bahwa di satu sisi NU perlu bangga karena telah menjadi organisasi pioner yang mampu meletakkan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan menjadi satu tarikan nafas dalam dakwah dan perjuangan.
Itulah bukti Banser NU merupakan pelindung sekaligus menjadi pengawal yang baik dan kuat agar peristiwa serupa yang dialami Syekh Ali Jabir tidak terulang kembali.
NU itu terlalu banyak pengajian umum. Tradisi ngaji (kitab) mulai hilang. Itu lampu merah. Orang kaya suka ulama. Suka kiai. Tapi maunya ngatur ulama, tidak mau diatur ulama.
Suatu hari PBNU mengadakan sebuah acara di Surabaya, mengundang duta-duta besar negara sahabat, dan pelayanannya pun VVIP.
Ada tiga ciri utama ajaran Ahlussunnah wal Jamaah atau kita sebut dengan Aswaja yang selalu diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Kenapa kiai kita menyertakan nama Imam Junaid Al-Baghdadi? Apakah karena Imam Junaid Al-Baghdadi adalah pimpinan kaum sufi yang ucapannya diterima oleh semua kalangan masyarakat? Apakah karena Imam Junaid Al-Baghdadi bergelar sayyidut thaifah di zamannya?
Catatan itu terekam salah satunya dalam sebuah naskah bernama La Galigo, sebuah naskah yang dikoleksi Leiden dengan kode NB 188 vol 7 halaman 143.
Kiai Bagus Sarodin adalah contoh ulama kita yang dulu telah mengajarkan Islam Nusantara sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin.
KH Agoes Ali Masyhuri dalam salah satu ceramahnya menyampaikan, jika ingin mengetahui suatu kebenaran maka seseorang harus ngaji.