Kodifikasi hukum sebenarnya sudah ada jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, terutama hukum Islam yang berbasis di Nusantara. Hal ini sebagaimana dapat dilihat dalam sebuah naskah Surya Ngalam di era Kesultanan Demak.
Salah satu karya fenomenal KH. Ahmad Warson Munawwir atau yang kerap disapa dengan panggilan Mbah Warson Munawwir adalah Kamus Al-Munawwir.
Dalam sebuah postingan foto di akun Facebook pribadi Kiai As’ad Said Ali yang terbaru, memperlihatkan foto pada sebuah pertemuan pertama Muslimat NU Afganistan di Kabul, Afghanistan, tanggal 1 dan 2 Oktober 2020.
Usia Munawwir muda saat itu sekitar 10-an tahun. Syaikhona Kholil biasa menandai santri-santrinya. Ada beragam santri, tandanya beda-beda, sesuai dengan keistimewaan yang kelak akan dimiliki santri tersebut.
Berita tentang dideportasinya Syaikh Nawawi al-Bantani dari mengajar di Masjidil Haram dan kediamannya (Kampung Syamiyah) telah membuat keresahan yang begitu mendalam bagi thalabah-nya, terlebih mereka yang selalu setia dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar al-Bantani selama di Haramain.
Suatu ketika seorang santri beliau bertamu ke ndalem beliau dan disuguhi makanan dan minuman (kebetulan sang santri entah sedang berpuasa sunnat ataukah berpuasa karena mendalami ilmu hikmah) menolak tawaran Kiyai Kholil.
Kiai Wahab Chasbullah melakukan riset tentang santri dalam kurun 40 tahun terakhir dari tahun dilakukannya riset (1887-1927). Riset lapangan ini dilakukan sekitar tahun 1926-1927.
Gus Dur adalah guru yang menjadi wasilah dijadikan Allah untuk melahirkan murid-murid, pengagum, dan mereka yang mencintainya.
Dalam pidato amanah pada Konbes NU 2020 tersebut, KH Ma’ruf Amin memaparkan bahwa di satu sisi NU perlu bangga karena telah menjadi organisasi pioner yang mampu meletakkan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan menjadi satu tarikan nafas dalam dakwah dan perjuangan.
Itulah bukti Banser NU merupakan pelindung sekaligus menjadi pengawal yang baik dan kuat agar peristiwa serupa yang dialami Syekh Ali Jabir tidak terulang kembali.