INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Tulisan yang memuat nasihat ini disusun pada 1353 H atau 1934 M dalam satu halaman yang memuat 13 poin penting tentang masjid. Naskah tersebut ditulis dengan khat naskhi yang indah oleh santrinya bernama Dawam dan dicetak oleh Ahid bin Arsyad di Kediri.
Pada dasarnya bukan hanya sekadar bacaan yang menjadi rutinitas, Shalawat Tarhim juga memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Suara yang terdengar di berbagai penjuru kampung atau kota menumbuhkan rasa persatuan dan kebersamaan dalam keberagamaan.
Sebuah kisah menarik tentang Bung Karno dan perjalanannya menemui Kyai Achmad Basyari diungkapkan dalam buku otobiografi Pasang Surut Pengusaha Pejuang (1986) yang dituturkan oleh Hasjim Ning kepada A.A. Navis. Dalam buku ini, Hasjim Ning menceritakan pengalamannya mendampingi Sang Proklamator ke Sukanagara, Cianjur, dalam situasi genting pasca-proklamasi.
Sebuah foto langka yang tersimpan di Perpustakaan Nasional berhasil mengabadikan momen penting antara Presiden Soekarno dan Kyai Achmad Basyari saat kunjungan ke Sukanegara. Menariknya, dalam foto tersebut hanya Bung Karno yang menatap langsung ke kamera, sedangkan Kyai Achmad Basyari dan H. Halim tampak menghadap ke arah berbeda, seolah tak terlalu memperdulikan keberadaan kamera.
Setiap tanggal 17 Muharram, keluarga besar Pesantren Tremas Pacitan memperingati haul salah satu pengasuhnya, KH Dimyathi Abdullah.
Sudah jadi pandangan umum bahwa di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy’ari dipanggil dengan gelar “Hadratussyaikh” (Maha Guru). Sebuah gelar istimewa yang sebenarnya bukanlah merupakan gelar sembarangan.
Dalam tradisi ruwahan ini dijumpai banyak kegiatan seperti acara membaca Surat Yasin tiga kali di Malam Nishfu Sya'ban, pawai atau arak-arakan keliling kota, bersih-bersih desa, slametan, kendurenan, ziarah kubur, hingga berakhir pada acara padusan atau ritual mandi di akhir bulan Sya'ban.
Salah satu tradisi intelektual yang khas dari NU adalah Bahtsul Masail, sebuah forum diskusi yang bertujuan untuk membahas dan merumuskan jawaban atas berbagai persoalan keagamaan, sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang dihadapi umat Islam.
Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia terus berusaha menjaga Islam Nusantara dengan pendekatan moderat, merangkul tradisi lokal yang tidak bertentangan dengan syariat.
Nilai-nilai kebenaran diyakini dan diperjuangkan NU agar membawa maslahat bagi umat manusia, yang semuanya itu berlandaskan keilmuan kuat. Sebab, memang menegakkan kebenaran merupakan komitmen NU sejak dulu dan selalu konsisten dilanjutkan oleh generasi penerusnya.