Islam Nusantara

 

Tirakat KH. Hasyim Asy'ari di Balik Penerimaan Dihapusnya Tujuh Kata yang Ada di Piagam Jakarta

Kisah-kisah di balik layar seperti itu mungkin tidak banyak diterima oleh orang lain. Namun, bagi masyarakat Islam kalangan Nahdliyin adalah sebuah isyarat akan perjuangan lahir batin para ulama dalam mendukung konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berperan aktif di dalamnya.

Mengulik Politik Maslahat dalam Sejarah Peradaban Islam Nusantara

Politik sebagai siyasah untuk kemaslahatan dan keadilan menjadi patokan normatif umum bagi para ulama dalam membicarakan soal siyasah tasharruf yang berlandaskan keadilan dan kemaslahatan umat manusia.

Cinta Baginda Nabi Muhammad SAW pada Negerinya dalam Perspektif Islam Nusantara

Nabi kita benar-benar memberi contoh, bahwa mencintai negeri bagian dari risalah kemanusiaan. Oleh sebab itu, ulama-ulama kita mengatakan “hubbul wathan minal iman,” cinta negeri adalah bagian dari iman.

Model Dakwah Kebudayaan Sunan Kalijaga Mensyiarkan Islam

Konteks Indonesia, salah satu penyebar Islam yang penting adalah para ulama dan wali, khususnya Walisongo di Tanah Jawa. Mereka (Walisongo) merupakan sembilan ulama yang menyebarkan Islam dengan penuh kearifan, moderat, penuh nilai toleransi dan kedamaian.

Menegaskan Kembali Peran Penting Pondok Pesantren dalam Penyebaran Islam di Nusantara

Hasil penyebaran Islam tahap awal selanjutnya dimantapkan dengan proses pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, antara lain melalui jalur pendidikan yang kemudian dikenal dengan istilah pondok pesantren.

Mengenal Lebih Dekat Majelis Semaan Al-Qur’an & Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek

"Moloekatan" adalah istilah yang sering dipakai Gus ​Miek saat mengobrol bersama Mbah Gus Robert dan ​Mbah Dahnan Trenggalek. Moloekatan adalah bahasa kuno yang artinya ​adalah ibadah tirakat sederhana namun cepat terbentuknya, ​suluk pengikat dan pengangkat masalah problemat ​dunia dan akhirat.

Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, Peletak Batu Pertama Kemerdekaan Indonesia

Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari adalah seorang yang tenang, sabar, dan tidak keburu nafsu. Menghadapi segala permasalahan dengan dada yang lapang dan tidak terseret perasaan. Karena itu beliau mampu memecahkan masalah-masalah berat sekalipun dalam situasi yang sulit dengan pemecahan yang tepat.

Membaca Kembali Tulisan Mbah Hasyim Tahun 1943: "Prajurit Pembela Tanah Air"

Majalah Islam Soeara Moeslimin Indonesia edisi 2 Dzulhijjah 1362 atau 30 November 1943 halaman 4 memuat tulisan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.

KH. Hasyim Asy’ari Sebagai Santri sekaligus Guru dari KH. Kholil Bangkalan

Sudah jadi pandangan umum bahwa di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy’ari dipanggil dengan gelar “Hadratussyaikh” (Maha Guru). Sebuah gelar istimewa yang sebenarnya bukanlah merupakan gelar sembarangan.

Filosofi Tradisi Buka Luwur dalam Acara Haul Mbah Mutamakkin Tanggal 10 Muharram

Buka Luwur adalah sebuah tradisi yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari peringatan Haul Mbah Mutamakkin di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Menampilkan 51 - 60 dari 592 Islam Nusantara