Diriwayatkan bahwa Mars Syubbanul Wathon digubah oleh KH. Wahab Chasbullah pada tahun 1916. Mars ini diciptakan ketika beliau mendirikan sebuah gerakan yang kelak juga menjadi inspirasi para ulama, yakni Nahdlatul Wathon.
Dibentuknya NU sebagai wadah Ahlussunnah wal jamaah bukan semata-mata KH. Hasyim Asy’ari ingin berinovasi, tapi memang kondisi pada waktu itu sudah sampai pada kondisi dloruri, wajib mendirikan sebuah wadah.
Dalam Majalah “Berita Nahdlatoel Oelama” (BNO) edisi no. 22, tahun ke-7 (20 Redjeb 1357 H / 15 September 1938 M) termuat fatwa Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari yang menyerukan dibacakannya doa “Qunut Nazilah” sebagai bentuk solidaritas sesama umat Muslim atas peristiwa yang terjadi di Palestina.
Keteladanan dalam menuntun mayarakat mengenal Islam dengan penuh kasih sayang melalui pendekatan budaya di atas mencerminkan tentang keluwesan sikap dan luasnya pandangan KH. Chudlori.
Suatu hari, seorang warga Tionghoa yang juga non-muslim sowan ke kediaman Kyai Bisri Mustofa di Leteh, Rembang. Warga Tionghoa tersebut merupakan tetangga sekaligus sahabat dekat Kyai Bisri.
Dalam memahami sejarah, seseorang tidak bisa dihakimi dengan kacamata konteks saat ini. Sejarah itu ada masanya dan tentu konteks latar belakangnya. Tidak bisa menuding suatu kesalahan dilakukan di masa lalu, dengan perspektif atau ukuran kebenaran masa sekarang.
Tradisi Rebo Wekasan merupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman Wali Songo. Tradisi ini secara turun-temurun terus dilestarikan di sebagian masyarakat Indonesia, salah satunya bagi warga di daerah Cirebon.
Perjuangan Kiyai As'ad dalam membela Nahdlatul Ulama tidak pernah diragukan sedikitpun. Totalitasnya mengenai hal ini adalah bentuk ta’dhim kepada guru-gurunya yang merupakan inisiator pendirian Nahdlatul Ulama, terutama kepada Syaikhona Kholil Bangkalan dan KH. Hasyim Asy’ari.
Habib Umar menyampaikan bahwa ajaran Islam tersebar dengan baik di Nusantara ini salah satunya berkat usaha para Wali Songo. Yang memiliki cahaya dengan ilmu pengetahuan dan silsilah keilmuan yang kuat.
Warisan spiritual yang tak ternilai dari ulama-ulama Bekasi telah memberikan kontribusi besar dalam memandu masyarakat menuju pemahaman agama yang lebih esensial.