Syaikh Maulana Umar Mas’ud merupakan tokoh Ulama Penyebar Islam di pulau Bawean. Syaikh Maulana Umar Mas’ud datang ke pulau Bawean setelah kembalinya dari pulau Madura. Beliau datang ke Madura bersama saudaranya bernama Pangeran Sekara.
KH.R. Ahmad Dimyati lahir pada 10 Januari 1910 di Babakan Ciparay, Kewedanaan Tegalega, Bandung. Sekarang daerah ini resmi menjadi wilayah kota Bandung.
KH. Fuad Affandi ini lahir pada tahun 20 Juni 1948. KH. Fuad Affandi termasuk cucu dari KH. Manshur, pendiri pesantren Al-Ittifaq sehingga beliau dididik dan dibesarkan sebagai bagian dari keluarga pesantren.
Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi (Habib Ali Kwitang) lahir pada hari Minggu tanggal 20 Jumadil ‘Awal 1286 atau pada 20 April 1870 di Kampung Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Beliau merupakan putra dari pasangan Al-Habib Abdurrahman Alhabsyi dengan Nyai Salmah.
Mungkin bagi sebagian masyarakat Pati terutama di daerah Pati bagian selatan sudah akrab dengan nama Ki Bagus Kuncung atau Mbah H Metaram.
Kyai Ageng Pemanahan (dikenal juga sebagai Kiyai Gede Mataram) adalah seorang tokoh perintis wangsa Mataram yang berasal dari Sela (sebuah desa di Grobogan) dan kemudian hijrah ke Pengging. Beliau dijuluki sebagai "Pamanahan" karena bertempat tinggal di desa Manahan, suatu tempat di utara Laweyan (sekarang menjadi salah satu kelurahan di Surakarta).
Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy dilahirkan di kota Tarim, Hadramaut, pada hari Selasa 15 Safar tahun 1316 H/1896 M. Menurut sebuah kisah diceritakan, bahwa saat bersamaan menjelang kelahiran Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy, ada salah seorang ulama besar, yaitu Habib Syaikhan bin Hasyim Assegaf, bermimpi bertemu Sulthanul Auliya’ Syekh Abdul Qadir Jailani.
Ki Ageng Gribig adalah cucu Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, putra dari RM. Guntur atau Prabu Wasi Jolodoro. Ki Ageng Gribig menyebarkan Agama Islam khususnya di Jatinom, Klaten.
Makam Habib Abdurrahman Al Habsyi berada di Jalan Kramat No.5, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jakarta Pusat, RT.2/RW.2, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Kyai Ageng Pengging lahir sekitar tahun 1473 dan terlahir dengan Nama Raden Kebo Kenanga. Beliau adalah Cucu dari Prabu Brawijaya V dari permaisuri Putri Champa ( Vietnam Tengah) yang mempunyai putri dan diberi nama Ratu Pembayun. Dan ayah beliau adalah Prabu Handayaningrat raja dari Pengging Pajang.