Sunan Kudus merupakan salah satu penyebar Agama Islam di Tanah Jawa dan termasuk salah satu dari Walisongo yang sudah terkenal di Pulau Jawa. Nama Sunan Kudus diambil dari nama daerah tempat dimana beliau menyebarkan Agama Islam, yaitu Kudus
Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi beliau adalah putera dari Al Imam Al Allamah Al 'Ararifbillah Qutbilwujud Al Habib Ali bin Ali Muhammad bin Husein Al-Habsyi(Shohibul Maulid Simthutduror) dan ayahnya dari Habib Anis Solo.
Ratu Kalinyamat beliau adalah pemimpin Adipati Jepara, beliau dikenal seorang wanita pemberani. Beliau membangun kekuatan militernya di angkatan laut dan membangun pertahanan wilayahnya dengan Cirebon, Banten, Palembang, Aceh, Malaka, dan Tidore.
Kiai Haji Ahmad Warson Munawwir adalah ulama, pengasuh pesantren al Munawwir, dan pembuat kamus Arab-Indonesia al-Munawwir.
Syekh Ibrahim Asmoroqondi merupakan tokoh penting dalam penyebaran Islam, karena merupakan ayah kandung dari Raden Ali Rahmatullah atau Sunan Ampel.
Jaka Tingkir beliau adalah seorang ulama, kesatria yang menjadi raja di kerajaan kesultanan Pajang. Jaka Tingkir adalah murid Sunan Kalijaga.
Bathara Katong beliau ulama pendiri kota Ponorogo yang juga murid dari Sunan Kalijaga. Beliau masih saudara dari Raden Patah lain ibu satu ayah Raja terakhir Majapahit Raden Brawijaya.
Pangeran Kajoran adalah seorang ulama dan ahli strategi yang membantu menantunya Raden Truno Joyo dalam melawan kekuasaan Amangkurat I yang sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
Pangeran Benawa memiliki nama lain Sunan Abinawa merupakan salah satu wali yang menyebarkan agama Islam. Dahulu saat menyebarkan agama Islam di Pekuncen, Sunan Abinawa mendirikan bangunan masjid yang kini bernama Masjid Jami' Sunan Abinawa.
Kiai Ageng Juru Mertani beliau adalah patih pertama di Kerajaan Mataram Islam yang memiliki gelar Kiai Ageng Mondoroko. Kiai Ageng Mertani adalah seorang tokoh yang cerdik dan ahli strategi di dalam kerajaan Mataram.