KH. Sholeh Iskandar lahir di Bogor pada tanggal 22 juni 1922 dari pasangan H. Muhammad Arif Marsa dan Hj. Atun Halimah yang menetap di Kampung Gunung Handeuleum, Desa Situ Udik Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
KH. Wawan Setiawan. Dia merupakan putra ke-empat H. Zarkasyi. Kyai Wawan lahir pada 1968 di kampung Cukang Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.
Nyai Rochimatul Ulya lahir di Desa Kauman, sebelah utara kompleks Masjid Agung Demak pada 12 September 1959 M. dari pasangan KH. Ahmad Fadholi dan Nyai Hj. Zaenab Mahmudah.
KH. Abdus Syukur bin Badrun adalah seorang yang alim, fakih, wara’, dan zuhud yang mempunyai sebutan di tempat tinggalnya Abu Muhammad Madani atau Abah Dani. Beliau adalah seorang pimpinan pondok pesantren Darussalam Martapura yang merupakan sebuah pesantren yang tersohor di Kalimantan Selatan yang banyak mencetak ulama dan cendekia muslim yang ternama
KH. Mustholih mempunyai nama lengkap KH. Ahmad Mustholih Badawi lahir di desa Kesugihan kecamatan Kesugihan pada tanggal 11 september 1937. Beliau putra dari pasangan serasi KH. Badawi Hanafi bin KH Fadil dan ibu nyai Aisyah Badriah binti KH. Abdullah Mukri Kebarongan. KH. Mustolih merupakan putra ke 6 dari 14 bersaudara.
KH. Husain Rifa’i merupakan pendiri pondok pesantren Jabal Noer Geluran Taman Sidoarjo. Nama lengakap beliau adalah KH. Husain Rifa,i Hamzah, namun ia lebih dikenal dengan sebutan KH. Husain Rifa,i, beliau putra dari Hj. Asna dan H. Rifa’i lahir di kota Sidoarjo pada 1 januari 1950 di Desa Ngelom Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.
KH. Ahmad Suyuthi Dahlan namanya. Oleh masyarakat Kota Malang, ia dikenal luas dengan sapaan Gus Mad Kacuk – mengingat basis tempat tinggal dan pusat dakwahnya berada di Kacuk, Kebonsari, Kota Malang. Ia tercatat lahir pada 11 September 1939, dari pasangan KH Ahmad Dahlan dan Nyai Ruqoyyah.
Syekh Muhammad Syarwani Guru Bangil Ulama Nahdlatul Ulama Pasuruan Jawa Timur
KH. Salahuddin Wahid atau yang biasa dipanggil dengan sapaan Gus Sholah adalah putra ketiga dari pasangan KH. Wahid Hasyim dengan Nyai Sholichah. Beliau lahir di Tebuireng, Jombang, pada tanggal 11 September 1942.
KH. Bustani Qadri lahir di Sapat, Kuala Indragiri pada tahun 1921. Sejak kecil beliau telah memperoleh didikan dari keluarganya yang agamis. KH. Bustani Qadri merupakan anak kedua dari pasangan H. Qadri (keturunan Banjar Amuntai) dan Hj. Ruqayah binti Ibrahim.